artikel ini dimuat di http://www.backpackinmagazine.com/jalan-jalan-ke-pulau-tangkil-dan-pulau-mutun/

Berawal dari ajakan Mas Alex seminggu sebelumnya untuk menghadiri resepsi nikahan Anto, maka kesempatan langka ini tak bisa dilewatkan. Walaupun tanggal tua tapi tanpa pikir panjang kubulatkan tekad untuk ikut perjalanan ke lampung, bukan backpacking murni, tapi travelling murah.

Sabtu 31 Juli 2010 (part I)

Mas Ali dan rombongan (Mbak Siti, Mbak Tri, Topan dan Dimi) berangkat dari Pejaten jam 06.30, sementara aku menunggu di Bintaro. Jam 07.00 kami sudah didalam tol serpong, mobil dibawa Mas Ali meliuk-liuk kemacetan Serpong – Tangerang dan Tol Merak yang Naudzubillah jelek.

Jam 09.00 sudah sampai Pelabuhan Merak, setelah melewati antrian truk barang yang memang sengaja diberhentikan. Kami naik kapal ferry dan mendapat Ruang Kelas III, setelah berfoto2 sebentar kemudian kami menuju tempat duduk karena perjalanan lumayan panjang maka Mas Ali dan lainnya memutuskan tidur..sementara aku memilih tetap berada di dek, tujuanku mendapatkan spot Krakatau. Akhirnya bisa juga melihat Krakatau dari jauh, walaupun aku tidak sempat mengabadikan karena kamera tertinggal di mobil.

Pukul 12.00 kapal merapat di Bakaheuni, kemudi mobil diserahkan padaku, sangat mendebarkan karena ini pengelamanku pertama kali mengemudikan mobil di jalan sumatera dan langsung menjajal jalur lintas sumatera. Jalan menuju Bandar Lampung mulus, sayang kurang lebar, sehingga pengemudi harus sedikit waspada. Ditambah pengendara motor yang sering sekali mengambil jalur tengah, sehingga sulit sekali didahului. Jalurnya berkelak-kelok dan sangat memacu adrenaline.  Melewati Kalianda dan sebelum Pelabuhan Panjang, kami berhenti sejenak untuk singgah di Restoran Begadang IV.

Restoran ini merupakan restoran Sunda Padang, makanan yang disajikan makanan Padang akan tetapi juga ditambah teh tawar khas sunda sebagai minuman pendamping, kata orang Restoran ini menyajikan menu khas Lampung, yaitu Ayam Goreng Dangdut. Ayam Dangdut adalah sajian Ayam Goreng dengan baluran Kuning telur. rasanya memang enak. Kami tiba di Bandar Lampung jam 14.00, jalan masuk Bandar Lampung setelah Pelabuhan Panjang ternyata jelek, banyak lubang di tengah jalan. Mobil kami sempat terperosok dan nyangkut. untunglah mash bisa keluar dari kubangan.

Kami menyusuri Jalan Pangeran Antasari menuju Hotel Marcopolo disamping Kantor Walikota Lampung untuk menjemput Hari (Pacar Dimi) yang akan menjadi guide perjalanan di Lampung. Menuju tempat resepsi di daerah perbukitan (lupa namanya) tempat resepsi persis berada di sebelah SMA 2 Bandar Lampung (banyak nih alumni sini yang masuk STAN) bertemu mempelai berdua (Mas Anto dan Mbak Sari). daerahnya asri, sejuk. banyak pepohonan dan kebetulan gerimis kecil menyambut kami sehingga suasananya menjadi teduh, selesai resepsi kami menuju penginapan untuk beristirahat. Penginapan Serasi namanya, 250/kamar dibagi 3 orang. murah dan sangat direkomendasikan, dengan fasilitas AC dan TV.

Sabtu 31 Juli 2010 (part II)

Kami mulai menyusuri Lampung di malam hari, setelah mendapat rekomendasi dari Abe, maka kami menuju restoran Bukit Randu. Restoran ini terletak di atas bukit, sehingga kita bisa mendapatkan view Kota Bandar Lampung di malam hari. Kami mengambil paket Barbeque Buffet per orangnya Rp 30.000,- murah bukan?makan sepuasnya hanya dengan Rp 30.000,-.Aku merekomendasikan tempat ini, karena view pemandangannya.

Makan malamnya benar-benar bertempat di atap hotel dengan pemandangan lampung di bawah, mirip-mirip skydining di Plasa Semanggi. Ada juga live music, aku sempat mencoba nyanyi diiringi live music, tapi belum selesai setengah lagu, tiba-tiba hujan turun. Tampaknya aku penyayi yang gagal. Selesai makan malam, Hari mengajak kami mengelilingi Bandar Lampung, tujuan pertama Tanjung Karang menyisiri perkotaan kemudian menuju Saburai, dan ke Way Halim diakhiri melewati Pasar Gelap (alun-alun). Sebenarnya tujuannya sih berburu Durian, tapi apa daya di Bandar Lampung tidak ditemui penjual Durian malam itu. Akhirnya kami kembali ke penginapan untuk beristirahat.

Minggu 1 Agustus 2010 Jam 06.30 kami sudah siap melanjutkan jalan-jalan. Oiya, kami sarapan Lontong Sayur yang disiapkan oleh pemilik penginapan,oiya ternyata penginapan ini milik Keluarga Tionghoa asli Plaju. Setelah mengikuti rekomendasi Abe (lagi). Kami menuju Pantai Mutun, karena searah. Jarak dari Bandar Lampung sekitar 30 menit, melewati Pasar Cimeng. Jalan menuju Pantai Mutun sempit dan agak rusak, untuk berpapasan kadangkala satu mobil harus mengalah satu sama lain. Sayang sekali Pemkot Bandar Lampung tidak menyediakan petunjuk jalan yang memadai, sehingga kami harus bertanya beberapa kali.

Akhirnya sampai juga di Pantai Mutun. Pantai ini favorit bagi masyarrakat Bandar Lampung untuk berakhir pekan, banyak pondok2 disewakan dengan harga Rp 25.000 per pondok. Terdapat juga area bermain anak-anak. Karena dirasa cukup di Pantai Mutun, kemudian kami menyeberang ke Pulau Tangkil dengan kapal. Tiap orang harus membayar Rp 10.000 untuk menyeberang ke Pulau Tangkil.

This slideshow requires JavaScript.

Pulau Tangkil ini milik pribadi, di Pulau ini terdapat wahana Banana Boat dan ATV, masih belum digarap secara maksimal nampaknya. Sedikit gambaran Pulau ini pantainya berpasir putih, airnya jernih dan dasarnya kelihatan. Arusnya juga tenang dengan pemandangan gugusan kepulauan dan Kota Bandar Lampung di kejauhan.

Pukul 10.00 kami meninggalkan Pulau Tangkil menuju kota Bandar Lampung. Janjian dengan Mas Anto di Mpek-Mpek 123, dan sempat berfoto sebentar karena kemarin tidak sempat berfoto dengan mempelai berdua. Setelah berpamitan, kami menuju toko oleh-oleh Yen-Yen untuk berbelanja Kripik Pisang Coklat khas Lampung. Agak sedikit heran disana, walaupun banyak toko oleh-oleh berderet disana, namun Toko Oleh-oleh Yen-Yen yang paling ramai pengunjungnya.

Selesai berbelanja dan memenuhi mobil dengan oleh-oleh. kami menuju RM Begadang II, kabarnya dari sekian RM Begadang, RM Begadang II inilah yang paling enak. menu utamanya masih sama dengan RM Begadang IV, Ayam Dangdut. tapi pilihan menunya lebih bervariatif. Setelah sholat dan sedikit berberes di tempat yang sama, kami pun bersiap pulang menuju jakarta. Kami mengantarkan Hari menuju kosnya dan kemudian menuju Bakaheuni untuk kembali ke Jakarta. Pukul 15.00 sampai di Bakaheuni dan mendapat ferry yang sama persis dengan yang kami tumpangi kemarin.

Menuju Ruang Kelas III, kali ini sengaja masuk ke ruangan berAC yang ada bantalnya, ternyata untuk sewa bantal dikenai charge tambahan Rp 3.000 dan Ruangan Rp 5.000. Sekitar pukul 17.00 aku terbangun dan menuju dek, ternyata belum melewatkan Krakatau. sesudah itu menikmati detik-detik sunset sembari menunggu kapal merapat di Merak.

Pukul 21.00 akhirnya sampai di Jakarta dan diakhiri dengan makan malam bersama di RM Bumen Jaya Pejompongan.

More Info : iuran per orang Rp 300.000,- Bandar Lampung kota yang cocok untuk para city explorer, kotanya indah memiliki kontur berbukit dan pantai, agak mirip Semarang. Namun Bandar Lampung memiliki hawa yang lebih sejuk dan lingkungan yang lebih bersih. Area pedestrian sangat terawat dan penduduknya ramah. Hanya yang sedikit menyusahkan adalah konturnya yang berbukit, bagi para pengendara mobil/motor harus agak berhati2 karena di banyak simpangan yang langsung menghadap tanjakan atau turunan tajam, sehingga memang agak berbahaya.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

2 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here