tidak percaya ada Ancol di Jogja? sayapun begitu. Ibu saya bercerita tentang sebuah tempat bernama Ancol, di masa mudanya Ancol menjadi tempat favorit muda-mudi untuk berpacaran dan memadu kasih. dalam hati, uang ibu saya banyak sekali sampai-sampai untuk pacaran saja harus jauh-jauh ke Ancol.

rupanya dugaan saya salah, ternyata yang dimaksud Ibu adalah Ancol Bligo yang terletak di Bligo, Kulonprogo. walaupun masuk dalam wilayah Kulonprogo, tapi tidak jika diakses dari rumah tidak sampai setengah jam untuk mencapainya. karena posisi Ancol ini melewati jalur Mendut – Kulonprogo, jalur alternatif dari Magelang menuju Wates.

entah kenapa dinamai Ancol, tapi kalau Bligo sendiri adalah nama desa tempat objek ini berada. objek ini berupa bendungan irigasi besar yang dibangun di era Jepang, kelak bendungan ini akan menjadi bendungan legendaris yang salurannya mengalir di seantero Jogja. Bendung Ancol ini membendung aliran Sungai Progo, sungai besar yang mengalir dari lereng Merbabu sampai ke Pantai Selatan Jogja. pembelokan aliran air ini ditujukan ke saluran-saluran irigasi di Jogjakarta.

sejarahnya adalah disaat era  penjajahan Jepang, dimana seluruh rakyat Indonesia diwajibkan romusha. lalu sebagai penguasa Jogja, Sri Sultan Hamengkubuwono IX melakukan diplomasi cerdas untuk melindungi rakyatnya. atas kesepakatan dengan Jepang, rakyat Jogja tidak diwajibkan romusha keluar jogja, namun cukup di Jogja dengan membangun kanal-kanal pengairan ini, mulai dari Ancol Bligo ini sebagai titik mula dan menyebar ke seluruh Jogja.

Kanal ini awalnya dikenal dengan nama Kanal Yoshiro, selanjutnya lebih dikenal dengan nama Selokan Mataram yang menyebar dan mengairi area persawahan di Jogja, inilah bukti kecerdasan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dimana hasil kerja keras rakyatnya, bisa dinikmati oleh rakyatnya hingga kini. nah, saluran dari Bendung Ancol ini juga menyambung ke Saluran Van Der Wijk, saluran irigasi yang mengairi daerah perkebunan tebu di Moyudan, Bantul.

saya kesana dengan meminjam motor kepunyaan adik. saat kesana debit air di Progo sedang turun, arusnya tenang tidak menggelora seperti biasanya. angin cukup sepoi-sepoi dan langit biru, saya bisa leluasa membawa motor sampai ke bagian tepi bendungan seperti foto di atas.

rupanya Ancol ini masih menjadi tempat favorit untuk berpacaran para muda-mudi. disana-sini saya menjumpainya, bahkan beberapa saya lihat berciuman bibir tanpa malu-malu. saya agak kurang enak juga melihatnya, karena mayoritas yang pacaran disini masih SMP.

Ancol ini bagi saya merupakan objek yang unik, kenapa? karena mamadukan kegagahan Sungai Progo yang begitu terkenal di Jogja Jateng dengan grade tertinggi jeram yang sudah mendatangkan banyak korban dengan ketangguhan bangunan bendungan yang dibangun di jaman Jepang ini. rancang bangunnya dibuat seksama, talud di sisi sungai dibuat gagah tinggi mencegah air meluap, pun dengan sistem pintu air yang rapi dan menyalurkan air dari Progo menuju Selokan Mataram. selain itu suasananya sepi, cocok untuk pecinta suasana tenang, yah kekurangannya mungkin agak terganggu dengan banyaknya muda-mudi yang berpacaran, apalagi jika masih jomblo.

sayang di beberapa sudut ada fasilitas yang ditelantarkan begitu saja. tampak ada beberapa rumah, mungkin ini dulunya dipakai oleh penjaga bendungan yang dibiarkan mangkrak tidak terurus dan lalu menjadi tempat muda-mudi berasyik masyuk, sayang memang. selain itu, tempat ini cukup bagus untuk berwisata murah dan menikmati kegagahan sungai Progo.  tidak perlu mengeluarkan uang dari kantong karena tidak ada tiket masuk disini, tapi memang jaraknya cukup lumayan jika ditempuh langsung dari Jogja. yang jelas begitu disini, anda akan mahfum kalau tempat ini menjadi tempat favorit muda-mudi memadu kasih sejak zaman ibu saya masih muda dahulu.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here