perlu diakui, di Indonesia apabila menyebut Sate maka asosiasi seseorang pasti merujuk pada Sate Madura. padahal varian sate di Indonesia ada banyak sekali, rasa-rasanya di setiap daerah memiliki varian sate yang berbeda-beda dengan bumbu dan cara pengolahannya masing-masing. namun, mungkin faktor terkenalnya Sate Madura adalah masifnya penyebaran Sate Madura di seluruh pelosok Indonesia, bisa dibilang hampir di setiap daerah pasti ada penjual Sate Madura. dan itulah yang menyebabkan Sate Madura menjadi rujukan utama jika seseorang menyebut Sate.
untunglah kali ini saya memiliki kesempatan mencoba varian sate yang unik dan baru saya nikmati pertama kali. penyebabnya adalah senior saya di kantor yang jauh-jauh mengajak saya menikmati sate yang lezat ke Purwakarta, namanya adalah Sate Maranggi Cibungur.
lokasinya ada di Purwakarta, Kecamatan Bungursari, dimanakah itu? tidak terlalu sulit kog menemukannya, yaitu 1 kilometer dari exit tol Sadang, Purwakarta. dahulu warung sate ini adalah favorit para pelintas batas Bandung-Jakarta yang melalui Purwakarta sebelum adanya tol Cipularang, namun sejak adanya Cipularang yang menyebabkan banyak warung-warung makan di Purwakarta gulung tikar, pengunjung warung sate ini tetap membludak, banyak.
warung yang menurut saya lebih tepat disebut restoran ini memiliki tempat yang teduh dengan banyak pohon rindang. tempat parkirnya mampu memuat puluhan mobil dan kapasitas tempat makannya mampu memuat ratusan pengunjung. di tempat makan, pengunjung bisa melihat hilir mudik para pegawai yang menyiapkan sate dan minuman pendamping khas yaitu es kelapa muda.
rahasianya ada pada kelezatan sate yang membuat Sate Maranggi Cibungur ini menjadi sate khas Purwakarta, padahal Sate Maranggi pun tidak hanya ditemukan di Purwakarta, di Cianjur pun Sate Maranggi dianggap sate asli Cianjur. daging sapi dan kambingnya empuk, tidak alot. pembakarannya sempurna dan aroma satenya membangkitkan selera. pun dengan ukurannya, Sate Maranggi memiliki ukuran potongan daging yang di atas rata-rata.
yang membuat kelezatan sate ini makin kuat adalah sambal satenya yang unik, dengan sambal tomat nan pedas. warna sambalnya merah menyala dan membuat ludah menetes dengan sendirinya. sambalnya ini yang membuat saya ketagihan, di setiap cocolan sambalnya, mengalir deras keringat dan tetesan ludah saya. benar-benar paduan yang luar biasa.
pendamping menyantap sate ini adalah Nasi Timbel, ini yang membedakan Sate Maranggi Cibungur dengan sate yang lain. dijamin akan kenyang berkepanjangan karena ukuran nasinya lumayan jumbo. lalu setelah menyantap sate, bisa dinetralisir dengan menikmati es kelapa muda yang menjadi minuman khas disini. setelah digempur rasa pedas, maka mulut akan didinginkan kesegaran es kelapa muda.
warung sate ini tidak membuka cabang dimanapun untuk menjaga kualitas rasa. pemiliknya percaya bahwa jika membuka cabang, maka kualitas rasanya bisa berbeda dan membuat pengunjung kecewa. dan itulah kekuatan warung sate ini, walaupun tidak membuka cabang namun pengunjung dari luar kota banyak yang mampir di warung sate ini. memang, jika makanan enak dimanapun tempatnya, pengunjung tak segan akan berkunjung.
Mau, Mas. 😀
ayuk guh..nanti malam? hihi.
Hihi. Nanti malam dimana Mas? 😛
Aku di Garut. Bukan di Purwakarta. Di sekitaran sini atau di Bandung, sate maranggi-nya belum ada yg beneran bikin ngiler. 😀
aku juga di Garut nih..yang paling nendang cuma yang deket sama intan regency tuh..haha.
:p yang di Raja Sate udah pernah coba Mas? Kalau gak salah, varian sate banyak banget di sana.
Yang deket IR kayaknya belum pernah nyoba Mas. 😐 jadi gak bisa komentar enak apa gak, haha
haha..
yang Raja Sate kata orang kantor ga enak..hihi..
jadi belum nyoba malah. 🙂
Resto yang ga pernah sepi. Kl kesini 2 piring nasi udah wajib deh hhehe. Sop dengkulnya juga juara kak chan
Tul Leo. Paling favorit itu, sering bela-belain keluar tol buat ke sini lalu balik lagi..