Pagi ini saya memulai hari ini lain dari biasanya, jika biasanya saya membuka hari dengan secangkir kopi hitam panas, maka pagi ini saya mengawali pagi dengan segelas teh hijau panas. Badan saya memang masih belum pulih benar dari perjalanan panjang semalam, saya khawatir jika menyeruput kopi badan saya jadi seperti vibrator, bergetar-getar hebat. Pilihan menikmati teh hijau panas memang pas, setidaknya badan saya menjadi hangat dan aromanya membuat saya tenang.

Omong-omong soal teh yang saya nikmati pagi ini adalah teh asli Garut. Tempat saya mengabdi kepada negara ini memiliki sejarah yang panjang dalam urusan teh. Sejak dibukanya perkebunan teh pada 1827 di Cisurupan yang merupakan eksperimen pemerintahan kolonial, dunia teh di Garut berkembang dengan pesat dan menghasilkan teh-teh unggulan. Kontur Garut yang berbukit-bukit merupakan vegetasi yang cocok untuk pertumbuhan teh.

Kemasyhuran teh di Garut semakin dikenal setelah perkebunan teh Dayeuhmanggung berdiri pada 1917, perkebunan yang dulunya dimiliki korporasi swasta ini berlokasi di lereng Cikuray, dengan ketinggian antara 1050 – 1500 mdpl terbukti menghasilkan teh-teh unggulan berkualitas tinggi, dan laris manis di Eropa.

Setelah mengalami berbagai macam gejolak seperti pendudukan Jepang yang membuat produksi teh Dayeuhmanggung mengalami penurunan kualitas karena kebijakan Jepang yang memaksa penanaman tumbuhan untuk kebutuhan perang, kemudian Nasionalisasi di era 1950-an yang sempat membuat perkebunan teh Dayeuhmanggung berganti status, hingga kini teh Dayeuhmanggung terus menghasilkan teh berkualitas tinggi.

Karena sekarang perkebunan Teh Dayeuhmanggung sekarang dibawah pengelolaan PTPN, maka teh produksi kebun Dayeuhmanggung menjadi satu dengan lini produksi teh PTPN yaitu Walini. Namun selain dijual melalui PTPN, teh-teh unggulan dari Dayeuhmanggung juga dijual di pasaran, tidak bermerk dan dijual kiloan.

Salah satu yang menjual teh kiloan ini ada di Pasar Guntur Ciawitali, Garut. Di lorong-lorong pasar yang gelap terdapat surga penikmat teh kualitas tinggi. Tinggal blusukan dan cari blok B, disitulah tempat dimana teh-tehΒ  Garut berkualitas tinggi dijual kiloan.

Pak Haji yang menjual teh ini sekaligus menjadi merek teh yang ia jual, Hoer. Mengaku sudah berjualan teh dari tahun 1980-an awal, jadi kira-kira beliau sudah 30 tahun berjualan teh kiloan. Tampaknya sukses besar, selain sudah haji, pelanggan tehnya berasal dari berbagai daerah, mulai dari Garut sampai Jakarta bahkan luar Jawa.

Pak Haji menjual teh dalam 4 grade. Grade 1 adalah grade terbaik yang diambil dari pucuk daun teh, menyusul grade 2, 3 dan grade paling rendah yaitu grade 4. Pengunjung tinggal memilih di kiosnya, ingin teh grade berapa. Maka dengan cekatan Pak Haji akan segera membungkuskan pesanan, tersedia juga kemasan yang siap bawa berukuran 1/4, 1/2 dan 1 kilogram.

Kekhasan yang lain jika membeli teh disini adalah tawaran Pak Haji untuk mencampur dengan kembang teh. Ya, keunikan teh kiloan adalah menambah campuran teh dengan kembang teh untuk memperkuat aroma dan memperkaya rasa saat diseduh. Rasanya menjadi sebuah campuran teh yang hangat, wangi dan sedap. FYI teh ini teh raw, jadi tidak diolah menjadi teh seduh, kalo orang awam menyebutnya teh tubruk, jadi setelah proses di pabrik teh, teh ini langsung dijual. Fresh from The Oven, makanya irisan daunnya besar-besar dan tidak teratur, berbeda dengan teh – teh kemasan yang dijual di toko-toko.

Saya sendiri sudah merasakan nikmatnya teh kiloan ini, beberapa kali saya membeli untuk saya nikmati dan saya sajikan di kantor. Namun beberapa kawan saya yang memang benar-benar penikmat teh saya kirimi untuk mencoba teh dari Garut ini, dan inilah beberapa reviewnya :

@siOchoy:

Hmmmm.. Kesan pertama yang gue rasakan, teh ini agak sedikit asam, well tapi bukan basi! Asem dilidah ini beda..Kaya ngingetin gue waktu sekolah dulu gue sering bikin teh lemon sendiri. Rasanya hampir sama tapi dengan tingkat keasaman rendah.

Gue langsung duduk dan rileks seketika. hahahah! Menikmati seruput demi seruput teh itu. Hmmm..Jujur gue udah lama banget gak minum teh dan meminumnya dengan rileks sambil santai atau baca buku. Udah lama banget!!!

@auliagassi :

Enakan teh ini daripada teh hijau Sariwangi. Cuma baunya pas belum dituang ke gelas itu kayak bau terbakar. Tapi herannya pas udah di gelas udah ga bau gitu lagi.

@saastrii :

Itu rasa daun teh yang minim diolah. Rasanya masih asli, wanginya kayak wangi perkebunan teh (ini serius) kelopaknya gak cuma jadi aroma, tapi juga rasa. Kelopak-kelopak mungilnya pun masih seringkali kemakan.
Itu tadi beberapa review kawan-kawan yang sudah mencoba nikmatnya teh kiloan garut, jika yang ingin mencicip boleh mention saya ya.

Dan edisi berikutnya adalah kopi legendaris dari Garut. tunggu tanggal mainnya! πŸ™‚

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

17 KOMENTAR

  1. Sementara di Indonesia, seperti yang diungkapkan Ketua Asosiasi Petani Teh Indonesia (Aptehindo) Jabar Nana Subarna, keseriusan pengelolaan teh lebih terlihat pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Meskipun peluang dan potensi teh Indonesia begitu besar, baik dari perkebunan rakyat, swasta, maupun negara, pemerintah RI masih belum serius menyinergikannya. Pemerintah lebih memilih menjalankan peran minimal ketimbang merancang strategi cerdas atau terobosan agar teh nasional bergairah.

  2. Kedua orang tua saya berasal dari garut, namun mereka dari kecil hingga besar di jakarta. Karna bpk sdh pensiun, beliau kembali lagi ke garut. Boleh minta alamat penjual teh dan kopi terbaiknya garut donk, karna saya akan lebih sering berkunjung ke garut sakrng ini untuk mengunjungi kedua orang tua saya. Trus sy akan promosikan teh asal garut ini pd teman-2 kantor saya nanti hehehe. Trimakasih

    • mbak henny, jika ingin berbelanja teh kiloan ada di pasar garut mbak..masih ada beberapa penjual teh kiloan yang tersisa..kalo kopi ada di toko ekbouw. πŸ™‚

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here