Pemandangan dari atap kantor saya semasa di Ciamis.

Disclaimer : ini adalah beberapa catatan kecil tentang Ciamis, saya bertugas di Ciamis antara Agustus 2009 sd Januari 2011.

Ciamis, sebuah daerah di Priangan Timur yang berbatasan langsung dengan Jawa Tengah memiliki banyak sekali tempat menarik untuk dikunjungi. Dengan bentang alam yang tergolong komplit mulai dari pegunungan, situ, sungai sampai pantai, Ciamis memiliki banyak pesona alam yang siap untuk dieksplore.

Salah satu yang menarik perhatian saya adalah bentang alam bagian selatan Ciamis, pesisir yang membentang dari perbatasan Jawa Tengah sampai perbatasan Tasikmalaya. Daerah selatan Ciamis yang terkenal adalah Pangandaran, namun disamping itu ada banyak tempat yang bisa dieksplorasi selain Pangandaran.

Apabila mengikuti sepanjang garis pantai Ciamis maka akan menemukan banyak sekali objek yang menarik, dan bisa merupakan alternatif tempat wisata yang menyenangkan. Saya memang cenderung memilih alternatif tersebut karena Pangandaran pasti sudah sesak pengunjung, hal ini membuat saya cenderung tidak bisa menikmati suasana.

Salah satu alternatif yang bisa dikunjungi adalah kawasan Cijulang, salah satu kecamatan paling ujung selatan Ciamis. Cijulang dahulunya adalah salah satu kecamatan yang ramai di daerah selatan dan menjadi ujung dari jalur kereta api, Ciamis – Pangandaran – Cijulang. Sejak jalur tersebut dihentikan, maka stasiun sudah tidak berfungsi lagi.

Namun Cijulang masih tetap ramai, sebagai ganti stasiun maka dibangunlah Bandara Kaliwiru, satu-satunya bandara di Ciamis. Tercatat ada Susi Air yang dulu pernah melayani rute Ciamis – Bandung, Ciamis – Jakarta melalui bandara ini.
Melaju di kawasan barat Cijulang bisa menemukan objek wisata yang cukup kondang, Green Canyon. Namanya mirip-mirip dengan Grand Canyon di Amerika dan menurut orang-orang memang memiliki kemiripan.

Green Canyon di Cijulang adalah sebuah deretan tebing-tebing batu tinggi yang saling bersisian, di bagian tengahnya mengalir sungai yang bermuara di Samudera Hindia. Tebing-tebing yang mengapit sungai itu sangat elok untuk disusuri dengan berperahu.

Di Green Canyon terdapat dermaga sebagai titik awal pengunjung untuk mengeksplorasi Green Canyon. Sewa kapal per perahu adalah 75.000 rupiah per perahu, jika belum naik. Maka pengunjung akan diantarkan menyusuri Green Canyon hingga ke ujung, meliuk-liuk mengikuti alur sungai yang menembus tebing-tebing kukuh. Pengunjung juga bisa menikmati sulur-sulur tumbuhan yang menggelantung di sepanjang tebih, suara desir air yang memecah tebing dan desau angina sepoi-sepoi yang menembus celah-celah tebing itu adalah pelengkap perjalanan menuju Green Canyon.

Di Green Canyon terdapat ceruk yang sangat luas. Seperti auditorium, dimana disana terdapat susunan batuan – batuan itu bisa didaki, namun cukup licin sehingga perlu berhati-hati. Selain itu pengunjung juga bisa berenang-renang menikmati air nan segar di Green Canyon. Oia, tidak perlu khawatir tenggelam karena saat menyewa kapal, pengunjung juga diberikan vest yang bisa digunakan untuk berenang. Oia pengemudi kapal juga akan menunggu pengunjung yang berenang.

Body Rafting

Bagi para adrenaline junkie, kawasan Green Canyon menawarkan sensasi yang pasti akan membuat adrenaline bergejolak kencang. Cobalah Body Rafting yang berawal dari hulu dan berakhir di Green Canyon. Apakah itu Body Rafting? Body Rafting adalah adaptasi dari arung jeram, namun nir perahu karet. Jadi kita hanya menggunakan vest dan membiarkan diri terseret arus.

Untuk mencoba aktivitas tersebut, ada operator Body Rafting di Green Canyon. Tawaran Body Rafting ini ditawarkan per paket. Sebelum memulai pengarungan, saya diharuskan memakai vest, pengaman tulang kering, pengaman siku dan lutut. Selain itu akan dilakukan briefing oleh operator terlebih dahulu dan diakhiri doa bersama sebelum memulai pengarungan.

Peserta Body Rafting akan dibawa dengan mobil bak terbuka ke perbukitan di hulu Green Canyon, jalanannya masih batuan. Mobil akan meraung-raung saat melahap tanjakan yang kemiringannya cukup membuat jeri sebelum sampai ke basecamp.

Sesampai di puncak, saya masih harus turun lagi melalui jalan setapak ke lokasi Body Rafting bermula. Jalannya lumayan licin jadi harus berhati-hati. Sepanjang jalan, suara debur air sudah menggemuruh, menandakan dibawah ada sungai berarus lumayan kencang. Saya makin tak sabar, dan mulai mempercepat langkah supaya lekas sampai ke bawah.

Sesampai dibawah, awal Body Rafting bermula adalah sungai yang cukup deras arusnya. Saya agak ragu-ragu, namun pendamping meyakinkan bahwa sungai ini aman. Sebelum terjun saya sempat mengamati sekitar, di sini terdapat Gua Lalay/Gua Kelelawar yang cukup besar.

Setelah inspeksi dan persiapan, maka saya mulai menceburkan diri, airnya dingin dan arusnya memang benar-benar deras. Walaupun saya sudah berupaya menahan diri agar tidak terseret tapi percuma. Akhirnya saya lepaskan pegangan dan mengikuti arus membawa saya.

Posisi tubuh saat Body Rafting disarankan agar telentang dengan kaki lurus ke depan, hal ini untuk mengantisipasi benturan yang terjadi. Sepanjang pengarungan memang kita akan terbentur bantuan, terantuk-antuk sampai lebam sampai lecet-lecet. Tapi justru itu yang seru, menikmati terseret arus, terbentur batuan, itu yang membuat Body Rafting benar-benar membuat adrenaline diarak ke level tertinggi.

Durasi Body Rafting ini adalah sekitar 4 jam. Di tengah perjalanan ada jeda barang 30 menit untuk menikmati bekal yang sudah disiapkan pendamping. Nah etape seusai jeda ini yang lebih mendebarkan. Karena arusnya semakin deras, jalur yang berkelak-kelok dan batuannya semakin runcing.

Tapi semua itu terbayar saat di ujung perjalanan, di Green Canyon yang menjadi tempat finish. Tempat finish adalah bagian atas batu-batuan di Green Canyon. Disini saya bisa memanjat batu-batuan sampai ke tempat paling atas dan di bagian atas tersebut terdapat ceruk batu yang menjadi semacam kolam berair bening.

Selain itu, sensasi terakhir Body Rafting adalah melompat dari batu setinggi 7 meter ke bawah. Cobalah!


How To :

Dari Jakarta/Bandung ada beberapa alternatif mencapai Green Canyon. Yang paling cepat adalah naik Bis Budiman dari terminal Kampung Rambutan, ada bis langsung ke Pangandaran dan dari Pangandaran dilanjutkan bis / ojek sampai ke Cijulang.  Atau jika bis ke Pangandaran sudah habis, bisa menggunakan bis jurusan Banjar, dari terminal Banjar dilanjutkan angkutan ke Pangandaran dan lanjut ke Cijulang.

Foto oleh : Hari Sigit.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

6 KOMENTAR

  1. heu ..body rafting mengingatkanku pada waktu kecil dulu..tp dilakukan pas sungai banjir namanya papalidan …tanpa pengaman apapun tentunya….makin gede banjirnya makin asik Tp alhamdulilah belum perna terjadi kecelakaan apalagi sampai palid/hanyut beneran

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here