katedral cover

De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming adalah nama resminya dan jika dialihbahasakan menjadi Gereja Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga. Jika masih asing dengan namanya maka gereja ini lebih tenar dengan Gereja Katedral Jakarta. Gereja yang sekarang adalah bangunan gereja ketiga, setelah sebelumnya bangunan Gereja Katedral yang pertama hangus terbakar pada 1926, kemudian bangunan penggantinya roboh tinggal puing di tahun 1890. Kemudian dibangunlah bangunan yang ketiga dan rampung pada 1901 , bangunan inilah yang masih kokoh berdiri sampai sekarang. Sejak awal berdirinya, Katedral ini adalah simbol perjuangan umat Katolik di Indonesia. Dimulai di era mid 1800-an saat dimana pengaruh Napoleon yang waktu itu menjadi Kaisar Perancis dan menjadikan Belanda salah satu wilayahnya membuat agama Katolik mulai diterima dan dijamin keberadaannya di Belanda. Belanda pun kemudian mengirimkan Imam Katolik untuk menyebarkan misi di Hindia Belanda.

Umat Katolik pun terus berkembang dan keberadaanya dijamin di Hindia Belanda oleh Gubernur Jenderal Leonard Pierre Joseph du Bus de Gisignies yang mengelurkan Regeringsreglement / aturan pemerintah yang berlaku di Hindia Belanda, dimana dalam aturan tersebut terdapat penegasan bahwa pelaksanaan semua agama di Hindia Belanda akan mendapatkan perlindungan dari Pemerintah Hindia Belanda.

Gereja bergaya neo-gothik ini sampai sekarang telah menjadi simbol perjuangan Umat Katolik sejak era Hindia Belanda sampai sekarang. Keberadaannya sungguh sangat berarti dari segi historis. Dan sementara jaman terus melaju, keberadaan Gereja Katedral sekarang ini justru menjadi simbol toleransi umat beragama di Indonesia. Ya, Gereja yang berhadap-hadapan dengan Masjid Istiqlal ini menjadi simbol saling menghormati antar umat beragama di Indonesia.

katedral altar

Saya berkesempatan mengunjungi Katedral untuk yang kedua kali ini adalah saat menghadiri sakramen pernikahan sahabat saya yang dilaksanakan di Katedral beberapa bulan yang lalu. Saya sengaja datang lebih pagi untuk merasakan kesyahduan suasana di dalam Gereja. Cahaya matahari pagi yang menerobos kaca – kaca patri dan membiaskan cahaya warna-warni menembus ruangan dan altar-altar gereja sungguh menggetarkan hati.

Sakramen dimulai ketika mempelai dijemput oleh putra altar. Kemudian rangkaian acara demi acara berlanjut dan dipimpin oleh Pastor. Ini adalah rangkaian pernikahan secara Katolik pertama yang saya ikuti. Kidung-kidung doa dilantunkan, suasananya sangat khidmat dan sunyi. Mempelai merayakan pernikahan dalam kesunyian yang menggetarkan. Saya mengikuti acara sakramen sampai selesai, turut merayakan kebahagiaan mempelai berdua yang tenggelam dalam tangis haru bahagia.

Beruntung sekali saya bisa mengikuti sakramen pernikahan dus mengagumi keindahan Gereja Katedral Jakarta. Dalam momen istimewa ini saya sedikit sekali merekam gambar karena saya ingin merasakan sakramen upacara dari awal sampai akhir, turut merasakan momen kesyahduan mempelai. Rekaman gambar pun hanya saya ambil dari kamera telepon seluler dan diedit seadanya dengan aplikasi Instagram. Mungkin beberapa gambar sederhana yang saya rekam ini bisa menggambarkan sedikit kisah tentang kemegahan Gereja Katedral Jakarta beserta ratusan tahun kisah historisnya.

Tabik.

Fotor0926104445

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here