evan

Cara menikmati menjadi pegawai pajak adalah dengan menikmati hidup kita sendiri

H. Evan M Pandu (1973 – 2014)

Kemarin sore sahabat ketika di kantor Garut dulu, Mas Jul menelepon. Nadanya singkat padat dan lugas.

“Han, Pak Haji meninggal” Hanya ada satu kalimat lanjutan. “Tolong kabari teman-teman yang lain.”

Seketika pertahanan saya runtuh, ada senggukan demi senggukan yang lama-lama berubah jadi tangis. Ada air mata yang meleleh tiba-tiba dan ada pipi yang tiba-tiba meruam panas. Ada ruang di hati yang tiba-tiba kosong, lantas ditumpahi seember kesedihan yang begitu dalam.

Kami, teman sekantor, memanggilnya Pak Haji alih-alih memanggil dengan nama aslinya, Evan. Konon ia berhaji beberapa tahun lalu sebagai wujud rasa syukur karena operasi jantungnya berhasil. Di usia muda ia sudah berhaji, itulah sebabnya ia, oleh teman-teman kantor dipanggil Pak Haji.

Secara tampilan tak ada yang istimewa, tidak ada simbol-simbol ke-hajiannya dalam kehidupan sehari-hari. Pak Haji tampil seperti anak muda di awal usia 30-an, dengan jeans, kaos, sandal, kacamata hitam dan tampil bergaya di balik kemudi mobil. Senyum tak lepas dari bibirnya dan canda tak pernah absen dari tiap kata yang meluncur darinya.

Harum wangi teh panas seduhannya selalu mengawali pagi. Itu rutinitasnya, setelah itu dia akan menuju kubikel dan mulai membaca koran, membuka jendela kubikelnya, menatap langit kemudian menyalakan komputer.

Selanjutnya ia akan meminta saya yang duduk persis di sebelah kubikelnya untuk memutarkan musik.

“Han musik han…”

Lalu seperti biasa, saya akan memilihkan lagu kesukaannya, Enter Sandman dari Metallica. Gelar Haji tak melunturkan kesukaannya pada Metallica atau Megadeth atau Black Sabbath.Itulah pagi dalam kenangan yang saya lalui dengan Pak Haji.

Saya selama hampir 2 tahun berada di sampik kubikel Pak Haji. Tahu benar apa yang dia lakukan, hafal benar apa-apa yang dia kerjakan, dari pagi sampai sore, dari masuk hingga pulang kerja. Apa yang membuatnya layak menjadi seseorang yang terus dikenang.

Saya masih ingat sebuah kejadian di awal tahun 2011 ketika untuk pertama kalinya saya masuk di Garut sebagai pegawai baru. Saya menyalami Pak Haji dan dialah sosok yang pertama kali mengajak saya bermain PES di kantor baru. Sebuah cara untuk melumerkan kekakuan yang saya alami di kantor baru, cara untuk menyatukan saya dengan orang-orang di kantor dan caranya untuk mengenalkan diri.

Semenjak itu Pak Haji saya anggap sebagai seorang sahabat, kakak cum seorang mentor bagi saya di kantor. Ia adalah salah seorang yang mengajari saya, mengarahkan dan membentuk saya yang seperti sekarang.

Dalam kerja integritas adalah nomor satu bagi Pak Haji. Prinsipnya tak bisa diganggu dan kebenaran-lah yang menjadi pegangan.

CSC_0241
Pak Haji (tengah)

Suatu ketika saya pernah melihatnya marah, mukanya mendadak merah, gigi gemeletuk dan tangannya gemetaran.Saya tak pernah melihat Pak Haji semarah itu sebelumnya. Ia tampak begitu geram, rahangnya mengeras dan badannya kaku menahan amarah.

Lantas ketika sudah tenang ia berbincang pada saya dan menjelaskan alasan kenapa dia marah. Integritasnya diganggu, kebenaran yang ia pegang diusik. Ia marah karena benar, ia marah karena mempertahankan kebenaran, ia marah bukan tanpa alasan.

Tapi kali lain ia menjadi seorang yang begitu penurut. Mengikuti saja kata atasannya. Saya yang selama ini mengikuti bagaimana ia memegang prinsip menjadi kebingungan, tak biasanya seorang Pak Haji begitu manut dan tunduk pada perintah atasan.

Rupanya itu hanya taktik, ia melaksanakan perintah tersebut dengan sepenuh hati karena ingin membuktikan bahwa perintah itu salah, perintah itu tak bisa dilaksanakan dengan sempurna.

Pak Haji sebenarnya sudah enggan berargumen, tapi ia ingin menunjukkan langsung mana metode yang sebenarnya lebih sukses. Hasilnya bisa ditebak, prinsipnyalah yang benar, caranyalah yang berhasil.Tapi caranya menunjukkan pada semua begitu elegan, bukan dengan adu argumentasi tapi membandingkan langsung dengan dua cara yang berbeda.

Bagi saya, ia adalah orang yang penuh taktik dan tahu caranya negosiasi. Ia begitu licin ketika beradu argumentasi tapi di lain pihak integritasnya takkan pernah bisa diusik, oleh siapapun dia, setinggi apapun jabatannya.

Jika pimpinan institusi ini mengenal Pak Haji, pasti akan angkat topi, pasti akan ada ucapan penuh kebanggan dan kekaguman pada Pak Haji. Pak Haji barangkali adalah salah satu pegawai terbaik yang pernah dimiliki DJP.

Bayangkan, seseorang dengan jantung yang kinerjanya tinggal setengah, jantung yang sudah tak sempurna dan butuh bantuan ring untuk melebarkan pembuluh darahnya, tapi tak pernah sekalipun menggadaikan integritasnya dengan alasan sakitnya.

Tidak pernah ada keluhan muncul sekalipun darinya. Ia berkeras mengerjakan semua tugas sampai tuntas. Sakitnya tak membuatnya hanya diam di balik meja, ia pernah mengajak saya dinas sampai pelosok hutan, jantung yang tak sempurna bukan alasan untuk tak bergerak leluasa.

Tak ada yang bisa menghambatnya jika ia sudah berkemauan, ia akan menyelesaikannya dan membaginya cuma-cuma pada rekan sekerja. Tak terhitung berapa persamaan di microsoft excel yang ia utak-atik untuk membuat aplikasi yang mempermudah rekan kerjanya.

Berpuluh bahkan berpuluh-puluh jam ia habiskan untuk mempelajari sistem informasi yang kantor punyai, demi mencari tahu cara ter-efisien yang bisa dilakukan teman-teman kerjanya. Ia adalah jenius komputer yang punya seribu cara untuk pemecahannya.

Pak Haji, ujung kiri.
Pak Haji, ujung kiri.

Itu baru satu hal, masih ada bagian yang mengejutkan dari dirinya. Ia bukan orang yang gila pamrih, baginya pengabdian dan keluarga adalah 2 yang utama dalam hidup.

Seharusnya ia yang terbaik di kantor sebagai Account Representative. Kami teman-temannya satu seksi secara de facto mengakui. Namun ketika ada pengumuman pegawai terbaik di kantor yang akan mewakili di tingkat lebih tinggi, namanya tidak tercantum, justru orang lain. Kami teman-temannya kecewa, seharusnya Pak Haji yang mendapatkannya. Pak Haji orang paling senior di kantor, dia seringkali bekerja dua kali lipat dibanding yang lain. Tapi tiada apapun yang ia dapatkan.

Rupanya Pak Haji tahu yang kami rasakan, ia tidak berkomentar apapun. Jawabannya hanya dengan terus bekerja.Perlahan saya belajar satu hal lagi dari dirinya, pengabdian tidak diukur dengan angka-angka atau prestasi juara satu, dua. Pengabdian adalah soal keikhlasan apa yang sudah kamu lakukan. Itu saja.

Pak Haji adalah orang yang murah senyum.Saya terakhir melihat senyum khasnya adalah saat pernikahan saya.Ia datang ke Bandung, menyalami saya erat dan memeluk saya lama sekali.Tak biasanya begitu, tapi ternyata itu firasat.Ia seolah berucap selamat tinggal kala itu.

Tak pernah ia sekalipun menggurui, itu bukan caranya. Ia akan mengajak seseorang untuk turut bekerja jika Pak Haji ingin mengajarkan sesuatu. Jikapun ada yang salah ia tak akan menegur langsung, ia memilih menggunakan teguran tak langsung, sindiran dengan sedikit candaan supaya yang salah tak tersinggung ketika ditegur.

Saya yang paling sering kena sindir Pak Haji, seringnya perkara sholat. Ia tipikal orang yang shalat tepat waktu dan sindiran telak pada saya selalu adalah ketika waktu shalat.

“Ayo sholat, masa kalah sama yang ga punya jenggot” begitu katanya.

Pak Haji saat bermain voli yang menjadi olahraga favoritnya.
Pak Haji saat bermain voli yang menjadi olahraga favoritnya.

Tidak ada tugas yang tidak terselesaikan, mau seberapa berat apapun tugasnya. Kompilasi data puluhan ribu wajib pajak ia kerjakan dalam semalam, menarik data dari sistem ia kerjakan dengan singkat, merangkum data penerimaan sepanjang tahun ia lakukan dengan cermat.

Apa yang ia lakukan harusnya dihargai lebih-lebih tinggi lagi. Setidaknya Pak Haji sudah masuk dalam level manajerial, seharusnya ia sudah jadi pemimpin bukan menjadi prajurit seperti sekarang.

Namun sekali lagi, Pak Haji mengajarkan soal pengabdian tanpa bosan-bosan. Baginya pengabdian tak ditentukan oleh posisi, itu satu hal. Mengejar posisi bisa saja justru melupakan pengabdian. Itulah kenapa justru Pak Haji menginginkan pindah ke kota kecil, di mana dia bisa berkonsentrasi mengabdi.

Kedua adalah keluarga, dekat dengan keluarga adalah kekuatan besarnya. Keluarga-lah yang mendorongnya untuk terus mengabdi sekuat tenaga, walau pasti jantungnya sudah terengah-engah memenuhi kemauannya.

Saya akan sedikit bercerita bagaimana humanisnya seorang Pak Haji sebagai seorang bapak.  Di pagi hari ia akan mengantar ketiga anaknya berangkat sekolah, baru ia akan ke kantor. Di siang hari istirahat ia akan pulang sejenak menjemput anaknya, di sore hari ia pulang setelah ia menelepon anaknya satu per satu. Memastikan mereka semua sudah ada di rumah.

Keluarga adalah alasan utama Pak Haji untuk terus mengabdi.

Sebagai pegawai pajak Pak Haji sudah paripurna. Ia meninggal di mejanya, di kantor, saat masih jam kerja. Ia meninggal dalam tugasnya mengabdi pada negara.Sebuah kebanggaan seharusnya, institusi ini harus berterima kasih memiliki orang sekaliber Pak Haji.

Adakah pernah bertemu seseorang yang gugur di medan laga? Barangkali Pak Haji bisa dipersamakan dengan seseorang prajurit yang gugur di medan laga. Pak Haji gugur saat bertugas, di medan tugasnya sendiri, di arena yang ia geluti selama bertahun-tahun.

Ada nasihat yang dalam-dalam saya ingat, saya catat dan saya resapi dalam-dalam.

“Kerja itu ada dua pilihan. Serius atau tidak serius. Gajinya sama, kesannya memang tidak adil. Tapi yang serius ada kepuasan menerima gaji, yang tidak serius biasanya seperti angin lalu.”

Pak Haji jugalah yang mengajarkan untuk berani berargumen jika benar, membantah jika orang lain yang salah. Tak hanya secara forntal.Pak Haji juga mengajarkan bagaimana berargumen dengan halus.

Saya pernah ingat bagaimana dia melawan argumen atasannya yang salah. Tidak dengan adu argumen sampai debat kusir. Bukan juga dia memboikot lantas berhenti bekerja.

Tapi ia berargumen dengan sikap, ia cerdas. Ia menunjukkan bahwa ia tak bisa digugat untuk sebuah kebenaran yang dipegang. Ia akan berdiri tegak memeluk kebenaran itu sampai kapanpun.

Jarang ada pegawai pajak dengan pembawaan kalem seperti Pak Haji. Berpakaian sederhana sekali, setelan kemeja yang bagian bawahnya rata dan selalu dikeluarkan, tidak pernah masuk ke celana. Serta celana yang bagian bawahnya selalu berada di atas mata kaki, sesuai sunnah sebagai layaknya seorang lelaki muslim yang baik.

Ia juga seorang pemusik yang brilian, permainan melodi gitarnya membius.Ia punya band favorit, Metallica. Pada 1990-an ketika Metallica dahulu pertama kali datang ke Indonesia, Pak Haji berjalan kaki dari rumahnya di Bogor sampai Lebak Bulus, demi menonton Metallica. Hal dari masa mudanya yang begitu ia banggakan hingga sekarang.

CSC_0019
Pak Haji (kanan) dan Mas Adi.

Tapi ada satu pikiran yang menggelayut. Pak Haji adalah orang hebat dengan level integritas yang tinggi. Tapi adakah penghargaan dari institusi ini? Sebentar, tapi tak cuma institusi ini saja, tapi dari level yang lebih tinggi. Integritas adalah slogan angin lalu yang diangga sepi.

Institusi ini jelas kehilangan satu lagi orang terbaiknya. Kehilangan yang sebenarnya begitu membanggakan. Pak Haji meninggalkan kami semua dengan begitu tenang, dengan situasi yang sebenarnya tak pernah diduga-duga.

Barangkali memang institusi ini harus belajar lebih menghargai orang-orang yang menyokongnya.Bagaimana menghargai hak-hak mereka yang sedang dirundung sakit, menjamin hak-hak mereka atau bahkan bisa bertindak lebih dengan memberikan mereka perlindungan kesehatan.Institusi ini harus lebih humanis memandang orang-orang yang menopangnya.

Ada orang-orang yang dalam sakit terus membaktikan diri, terus memberikan apa yang dipunya pada negara. Tapi apa jawabannya?

Hal yang tidak seharusnya Pak Haji alami. Ia berjuang dengan kesakitannya sendiri, ia bertahan tanpa sokongan apapun dari institusi untuk jantungnya. Sementara ia dalam sunyi di pojok kubikel terus memberikan apapun demi instansi, sampai nafas terakhirnya.

Pak Haji sudah paripurna sebagai pegawai pajak.Ia meninggal di bulan November, bulannya para pahlawan ditinggikan. Ia adalah pahlawan. Buat saya Evan M Pandu tak lagi sekedar mentor, sahabat atau rekan kerja lagi bagi saya. Ia sosok yang akan saya hormati sepenuh hati sampai kapanpun, ia adalah pahlawan, juga teladan.

Selamat jalan Pak Haji, abadi di alam sana, duduk manis di kubikelmu di surga. Sampai kita jumpa lagi, mendengarkan Metallica, menyeduh teh dan main PES lantas tertawa terbahak-bahak bersama.

Tabik.

PS :

Evan M Pandu adalah lulusan Program Diploma Kebendaharaan Negara angkatan 1993. Berdinas di Direktorat Jenderal Pajak sejak 1997 hingga akhir hayatnya.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

24 KOMENTAR

  1. Saya yang sebentar lagi akan mulai masuk instansi ini (itupun kalau lulus TKD, harus lulus) benar-benar diingatkan oleh tulisanmu ini, mas. Terima kasih sudah menulis. Semoga di depan sana saya bisa bertemu dan belajar dengan orang-orang macam pakHaji.

    Secara pribadi, saya menganggapmu seperti rock star. Walaupun saya tidak suka musik rock. Entahlah. Tabik!

  2. Innalillahi wainnailaihi roji’uun…
    Pahlawan yg gugur di medan perang…. Walaupun saya tidak mengenal langsung, tapi saya bangga DJP punya pegawai seperti beliau. Sungguh bisa menginspirasi siapa pun yg membaca artikel ini. Terimakasih telah berbagi

  3. Semoga beliau tenang disana ya chan melihat beliau meninggal sedang jihad,,,lahumul fatihah,,,nanti diubah yuk institusi kita brg2 ya chan bismillah

  4. Mengharu biru banged dek baca tulisanmu.. Sy adlh salah seorang tmn sekelas di Prodip Anggaran. Lama tak bersua dan tak saling tukar kabar, hingga berita menyedihkan tsb nyampe di telinga sy.. Semoga Allah mengampuni semua kesalahan dan menerima semua amal ibadahmu sahabatku.. Dan kepada keluarga yg ditinggalkan selalu diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi semua ini.. Amin YRA..

  5. Inallilahi Wainna Ilaihi rojiun, sungguh kaget bgt kang haji Gugur dimedan perang, smg alloh SWT menerima segala amal-amalnya dan diaumpuni segala salah dosanya serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan, sy sendiri pernah satu kantor bersama kang haji di kpp bandung bojonagara jl.cipaganti bandung. makasih mas efenerr dah berbagi

  6. Hiks … terima kasih yaa Allah .. Alhamdulillah telah Engkau pilihkan imam terbaik buatku dan ayah yg hebat buat ke 3 anak kami .. , selamat jalan kekasih terbaikku, selamat jalan cintaku selamat jalan suamiku tersayang always love u and we already miss u sooo bad ♡♡♡♡ semoga Allah menerima semua amal ibadahmu, mengampuni semua dosamu, merahmatimu dan memasukkanmu ke surga firdaus , semoga kita dikumpulkan dan dipertemukan di surga firdaus aamiin Allohummaghfirlahuu Warhamhuu Wa’afihiii Wa’fuanhuu Wa aqrimnujulahuu Wa’wa’sithumadkholahuu Watsaljii Walbaroodhh, , Alfatihah,
    terima kasih om farhan buat tulisannya dan penghargaan buat pak Haji … semoga Allah membalas semua kebaikan om Farhan lebih baik bagus banyak dan barokah aamiin

  7. Dia telah mengarungi kehidupannya dengan penuh keindahan, serta menyebarkan keindahan dalam kehidupan orang lain. Sekarang saatnya dia merasakan keindahan yang jauh lebih besar…selamat jalan brother we love u .. semoga Allah memberikan ketenangan disana…

  8. Dia telah mengarungi kehidupannya dengan penuh keindahan, serta menyebarkan keindahan dalam kehidupan orang lain. Sekarang saatnya dia merasakan keindahan yang jauh lebih besar….selamat jalan brother..we always love u ….peace

  9. Ya Allah…. 🙁
    Innalillahi Wa’inaillaihi Roji’un ..selamat jalan sobat semoga Allah SWT menghapus segala Dosa2 mu dan menerima segala Amal Ibadah mu.. Aamiin

    Terima kasih buat penulis..
    Dan mohon Maaf saya baru tau beliau wafat setelah membaca ini, dan mengomentari Profile Picture BBM beliau.

    Saya adalah sahabat beliau saat SMA walau beda sekolah, evan di SMA1 dan saya SMA41.. group Band saat SMA menyatukan kita… beliau teman yg asyik, humoris dan pandai..

    Selamat jalan Sobat, semoga sosok mu menginspirasi rekan2 dan lingkungan disekiling mu.. Aamiin

    Salam duka dari kami Syafaat Sekluarga

  10. LAgi baca2 blog ini, mendadak muncul foto Evan. Saya kenal dia waktu SMA. Dia murid baru di SMAN 3 Bogor, pindahan dari Jakarta (kalau gak salah). Tahun lalu ada reuni SMAN 3. Evan dicari beberapa teman untuk datang. Saya baru dengar kabar kalau Evan meninggal mendadak. Saya nggak gitu kenal sosok Evan tapi saya tahu dia teman yang baik.

    Semoga almarhum khusnul khotimah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here