Pernah menulis catatan perjalanan? Belum pernah dan ingin menulis catatan perjalanan? Bagaimanakah seharusnya menuliskan catatan perjalanan yang menarik? Karena pasti banyak yang ingin membuat dan menulis di travel blog dan menuliskannya namun belum tahu atau bingung bagaimana caranya. Maka berikut ini saya sajikan beberapa langkah memulai menulis travel blog.
Memang bagi yang belum pernah menulis catatan perjalanan akan ada sedikit kesulitan atau rasa canggung saat menulis cerita perjalanan karena belum biasa. Namun apabila sudah terbiasa sebenarnya menulis cerita perjalanan itu sangat menyenangkan dan menjadi candu. Berikut beberapa langkahnya :
1. Tentukan Gaya Tulisan Perjalanan Yang Disukai
Mulailah dengan analisa bagaimana sebenarnya gaya tulisan perjalanan yang disukai karena ada banyak sekali kategorisasi tulisan perjalanan, mulai dari jurnal, panduan perjalanan, tulisan ilmiah, novel sampai tulisan perjalanan jurnalistik. Baiknya sebelum memulai menulis travel blog tentukan dulu jenis tulisan seperti apa yang disukai karena ke depannya jenis tulisan tersebut yang akan menjadi ciri khas seorang travel blogger.
Jika menyukai kronologis perjalanannya, maka mulailah dengan bercerita runtut tentang perjalanannya dari pergi sampai pulang. Jika menyukai detail-detail di perjalanan cobalah menulis dengan gaya naratif yang detail, kemudian jika ingin berbagi pada pembaca maka bisa membuat catatan berupa panduan perjalanan.
Kesalahan umum yang banyak ditemui adalah banyak penulis yang menulis tanpa tahu apa yang sebenarnya ditulis. Sehingga tidak jelas arah tulisannya seperti apa. Jadilah tulisan perjalanan yang justru tidak jelas dan membingungkan, baik si pembaca dan penulis sendiri. Ada baiknya cobalah mencari-cari terlebih dahulu seperti apa tulisan perjalanan yang disukai, baru kemudian memulailah mencoba menulis dengan gaya tulisan perjalanan yang disukai tersebut.
2. Cobalah Lebih Detail Dengan Perjalanan
Untuk memperkaya tulisan cobalah mencatat detail-detail perjalanan sampai hal terkecil sekalipun. Dengan mendokumentasikan hal-hal tersebut catatan perjalanan yang dibangun akan menjadi kaya dan penuh detail yang bermanfaat bagi pembaca.
Terkadang hal-hal terkecil justru menjadi kunci yang menjadi pembeda dengan tulisan yang lainnya. Hal-hal detail seperti ini akan sangat bermanfaat bagi mereka yang gemar menulis panduan perjalanan, karena pembaca akan menyukainya dan akan mengikuti informasi detail yang diberikan penulis. Tapi hal-hal detail juga disukai bagi para penulis jurnal perjalanan karena akan memberikan sudut pandang lain dalam tulisan.
Karena tulisan perjalanan adalah cerita tentang fakta, cobalah menulis dengan detail-detail kejadian sesungguhnya, ceritakan dengan jujur apa yang dilihat dan dirasakan. Namun cobalah objektif dengan detail tersebut, caranya adalah dengan menanyakan langsung pada orang-orang lokal tentang detail selama perjalanan tersebut.
Jangan malas untuk melakukan riset sebelum, selama dan sesudah perjalanan untuk memastikan detail perjalanan tersebut. Konfirmasikan ulang juga apakah detail tersebut memang benar-benar detail yang sesungguhnya.
3. Konsisten Dalam Menulis
Poin berikutnya adalah dengan konsisten dalam menulis. Kekonsistenan ini akan membawa penulis semakin memiliki taste dalam tulisan-tulisannya. Banyak penulis yang mungkin menyerah dalam kekonsistenan, banyak blog-blog dengan tulisan yang begitu bagus namun tiba-tiba mandek di tengah jalan.
Perlu dorongan yang kuat supaya konsisten. Blog atau catatan perjalanan yang bagus tidak hanya dinilai dari tulisannya saja, namun juga seberapa konsisten dia menulis dan konsisten berbagi. Konsisten adalah kunci bagaimana pembaca akan menyukai catatan perjalanan yang sudah dipublikasikan di blog. Dengan konsisten, pembaca akan mulai mengenal bagaimana gaya si penulis dan tentunya akan menjadi pembaca setia blog.
4. Isilah Dengan Foto-foto Yang Mendukung
Foto-foto yang menarik akan membangun cerita perjalanan menjadi lebih hidup. Saya banyak menemui blog dengan tulisan yang bagus namun foto-fotonya a la kadarnya dan minim sekali. Atau sebaliknya, foto bagus namun minim cerita sehingga saya sebagai pembaca tidak bisa mendapatkan detail tulisan perjalanan tersebut.
Teknik fotografi dasar pun sebenarnya sudah mendukung untuk cerita perjalanan. Jika memang merasa minder dengan hasil foto, maka belajarlah untuk memperbaiki kualitas foto. Foto terkadang juga bisa menjadi pemancing yang ampuh bagi mereka yang ingin membaca catatan perjalanan.
Jangan terlalu banyak tulisan dan minim foto, begitupun sebaliknya. Yang bagus adalah yang seimbang, per 2-3 paragraf disisipkan 1-2 foto. Jadi pembaca bisa seimbang antara membaca sekaligus merekonstruksi deskripsi catatan perjalanan tersebut dengan foto yang ditampilkan.
5. Memancing Dengan Kalimat Pembuka
Kalimat pembuka adalah penarik pembaca yang paling efektif saat menulis travel blog. Ibarat toko, kalimat pembuka adalah etalase. Etalase yang apik dan cantik tentunya akan mengundang pengunjung untuk mampir.
Ada banyak teknik untuk membuat kalimat pembuka, sementara yang umum ditemui di catatan perjalanan adalah membuat kalimat pembuka dengan deskripsi situasional saat perjalanan, seperti “Malam sudah tinggi” atau “Matahari mulai naik”.
Kalimat pembuka tersebut sudah tepat namun terkadang terasa membosankan dan agar terbebas dari gambaran yang membosankan maka perlu menambah beberapa pernak-pernik di kalimat pembuka misalnya membuka dengan pertanyaan atau membuat kalimat yang bernada persuasif, seperti “Sudahkah kalian merasakan pantai yang biru bersih?”
Terkadang perlu juga sedikit nada provokatif jika memang dirasa perlu, atau perlu juga ditambahi kalimat-kalimat yang menggugah dengan tempo yang sedikit cepat. Sebagian besar pembaca pasti menyukai cerita perjalanan yang bersemangat dan jika kalimat pembuka sudah mampu memancing pembaca maka pasti pembaca akan menikmati tulisan-tulisan berikutnya.
6. Bertanggung Jawab Terhadap Hasil Tulisan
Setelah tulisan di-publish bukan berarti semua telah usai. Bertanggung jawablah dengan isi tulisan, hal ini berarti penulis sadar akan konsekuensi yang mungkin akan timbul dari tulisan tersebut. Terbukalah untuk menerima kritik dan saran tentang tulisan karena itu berarti pembaca peduli dengan hasil tulisan di travel blog.
Menulis travel blog adalah menulis fakta-fakta di perjalanan. Usahakan jujur untuk menceritakan apa yang ditemui saat menulis travel blog, usahakan juga agar pembaca mengerti situasi yang sesungguhnya. Jangan menutup-nutupi informasi karena bisa jadi menyesatkan pembaca, usahakan juga informasi yang diberikan adalah informasi yang memang berguna.
Jika mengutip atau mengambil foto atau sumber lain cantumkan juga sumbernya di blog, menghargai karya orang lain adalah langkah awal supaya karya diri sendiri juga dihargai.
Mencantumkan prinsip-prinsip responsible traveling bisa memberikan tambahan edukasi kepada pembaca, menjadi travel blogger yang bertanggung jawab juga berarti menjadi penulis yang bisa menyebarkan semangat bertanggung jawab kepada lingkungan.
—
Demikian 6 langkah untuk menulis travel blog dari saya. Tips-tips di atas bisa saja diterapkan atau tidak itu kondisional tergantung bagaimana situasinya. Saya sendiri berharap ke depannya akan semakin banyak orang yang menulis travel blog dan menyebarkan semangat untuk terus melakukan perjalanan.
Jika ada yang ingin ditanyakan silakan isi kolom komentar atau silakan mention saya lewat twitter.
Tabik.
Thanks untuk tips-nya, Kak!
kecup! :*
*nyari-nyari tombol follow di blog ini gak nemu* 😀
Tips-tipsnya applicable banget. 😀
makasih kak! untuk follow memang ndak ada kak..mungkin bisa submit email untuk mendapatkan informasi terbaru via email.
danke dan salam kenal! 🙂
Wah menarik tipsnya! Mau minta gambar yang travel writing ah kayaknya berguna haha.
ambil saja kak..ambil..haha
Terimakasih tipsnya kak, langsung belajar nulis nih
sama-sama kak..selamat belajar. 🙂
Saya sudah mulai pelan-pelan belajar menulis konsisten dalam koridor travel 😀 Mudah2an konsisten posting juga.
Amin mbak Lina…nikmati prosesnya.. 🙂
no 3 sepertinya musuh utama dalam menulis~ konsistensi~~ -,-“
Ai fil you om…
nice tips Mas, makin banyak travel blogger nih abis pada mampir ke sini :p
Thanks Nia. Padahal tulisan ini justru ditujukan bukan untuk Travel Blogger. 🙂
Hmm…. *ngangguk ngangguk
Hmm…. makasih suhu!
Hmm
Oh iya, suasana hati pas menulis kadang mempengaruhi gaya bercerita lho.
Iya mas.
Tapi kalau sudah pro, hal-hal seperti itu seharusnya tidak menjadi alasan mas..
Thank you untuk tipsnya kak 🙂 Saya pengen bgt punya travel blog yg sukses dan bermanfaat, mungkin kakak bisa mampir dan ngasih komentar atas tulisan saya jika berkenan. Semangat! 🙂
Salam kenal Jeanett! 🙂
Saya segera meluncur ke blog Jeanett. 🙂
nah…ini yang kucari; panduan menulis perjalanan.
Kesulitanku selama ini adalah :
1.tergoda untuk menikmati perjalanan itu sendiri tanpa harus ribet dengan riset or “beban” bahwa habis jalan2 aku harus nulis.
2. Terjebak dalam belanga genre cerpen yang ujung2nya berbelok dr urusan travel ke urusan humanis.
Piye dong?
1. Justru memang yang terpenting adalah menikmati perjalanan itu mas. Riset dan beban itu diabaikan dulu mas. Riset itu kan tidak harus mesti nanya yang serius, bisa juga sambil lewat nanya sana-sini. Kalau sudah menikmati perjalanannya pasti juga menikmati menulisnya.
2. Ga masalah mas, genre travel writing itu kan luas. Itulah enaknya nulis perjalanan.
Dah lama saya nungguin tulisan ini, tips2 bisa saya jadikan Panduan buat tulisan saya berikutnya. Klo boleh biar makin jelas, setiap yg dituliskan di atas kasih contoh dong… Biar makin jos gitu… Trimakasih
Siap mas! Makasih sudah mampir. 🙂
Nice tips, brother… Sampe sekarang yang sulit itu adalah konsistensi… 😀
Thanks Mbak Dian. Betul sekali, itu perkara konsistensi. 🙂
Mencerahkan. Cocok sama saya yg lagi mandek kak chan haha. Thanks
Terkadang ada hal kecil yang kita abai/luput, tapi tips ini bisa dijadikan pengingat!
Hatur nuhun, Ef!
🙂
Betul kak Badai.
Terima kasih sudah komen. 🙂
Matur nuwun Pak Farchan,wah susah juga ternyata,tulisanku ngalor ngidur,ternyata malah ngetan.hehe
Sami sami mas nadjib! 🙂
Sing pending konsisten dulu. Nanti bisa belajar perlahan.
lgs ngelirik blog sendiri pas baca ini… 🙂 Udh aku penuhin semua belum yaaa -__- Kesulitanku biasanya yg no5 mas.. soalnya kalimat pembuka itu ngaruh bgt utk kata2 selanjutnya spy bisa ngalir 😀
Mbak, tulisan tulisanmu udah bagus lho. Saya selalu membacanya.
Memang header bisa jadi kunci mbak, penting. 🙂
Hmm… mencerahkan buat yang lagi mandek ngeblog kak chan. Thanks
You’re welcome kak Bob!
Tips yang sangat bermanfaat Mas Farchan, utamanya dalam pandangan saya, tulisan ini lebih dari sekadar tips, karena juga sebagai pengingat agar konsisten dengan dunia travel blogging 🙂
Pagi mas. Betul. Supaya dunia Travel Blogging makin semarak.
Saya salah satu penggemar tulisanmu mas Rifqy.
Malam, Mas, hehe.
Amin, di saat kita punya passion dan semangat di dunia ini, ya ini yang kita berikan untuk memajukan pariwisata Indonesia 🙂
Walah Mas Farchan, saya ini masih belajar, sama njenengan dan teman-teman blogger yang sudah lama terjun di dunia travel blogging. Saya sendiri masih belum puas apa yang sudah dilakukan hingga sekarang, perlu terus merasa lapar untuk mereguk ilmu bukan? 🙂
amin…demikian Rifqy. ilmu memang harus terus ditimba. 🙂
Satu lagi mas, kesulitan saya : jalan-jalan dan nulisnya alhamdulillah saya udah seneng 😀 tapi satu yg susah. mengumpulkan uang untuk jalan-jalan. Hahaa *pisss
Hahaha.podo was sih. 😀
terima kasih ya bang udah kasih tips menarik ini…
Sama sama bang.:D
“Konsistensi”hanya satu kata, tapi efeknya banyaak T_T
tengkyu tipsnya kakak.
Sama-sama kak Astari. Semangat! 🙂
wah, mantap ilmu nya 🙂
travel blog memang kece-kece ya..
thanks bro..blog masbro juga keren punya..
Sampai sekarang sulit yang namanya konsisten.. -_-
Sama mas. 🙁
keren pol mas….. mas farhan mbok minta koreksi atas tulisan perjalanan di blogku cc : saksilangit.blogspot.com minta masukan supaya lebih menarik dan kreatif. makasih ya
mas Yusuf..tulisannya sudah bagus kog. 🙂 nanti pasti akan menemukan jalur tulisannya sendiri..
apakah tetap menarik ketika membuat sebuah catatan perjalanan menjadi smacam cerita fiksi? lalu membuatnya menjadi catatan diary dengan menceritakan orang2 disampinnya? kapan2 kalo bisa ketemu ajari mbuat domain ya mas…
Apapun jenis tulisannya akan menarik kog. 🙂 Boleh nanti diagendakan, posisi di mana? Saya di Jakarta.
saya juga di jakarta kok mas. kita bisa berjumpa melalui perantara seseorang yang menjadi teman mas farhan juga. mungkin mas farhan punya teman dengan nama belakang sama seperti saya ? hahahaha
ahsedap! nanti agendakan, saya di Bintaro mas yusuf. 🙂
Thanks tips2nya, kakaaaaa. Ah, makin ngubek2 blog ini makin merasa kecil saya. Tapi happy jadi banyak tahu dan banyak belajar
Sama-sama Mbak. Mari saling belajar. 🙂
Eow begitu tow,,,, tapi konsisten itu kayaknya yang paling sulit kak,,, Terima kasih atas tips – tipsnya kak,,, salam kenal
Salam kenal juga Kak. 🙂
Lengkap! Makasih, Mas Fachri!
Sama sama mas.
Wah keren banget tipsnya buat pemula seperti aku, nanti coba aku terapkan di blog aku yang akan fokus membahas mengenai tempat menginap selama melakukan perjalanan. Trims 🙂
Nah
terima kasih kak buat tips-tipsnya! mudah-mudahan saya bisa belajar buat tulisannya yg semakin menarik 😀
Amin!
Cakep Mas Ef! Thx yaaaa 😀
Masama mas Dani. 🙂
Amsyong euy, masih harus banyak belajar.
… Tq Pak Bos Input nya. #Newbie nyebur..
Sama sama mas bos.
thanks mas Chan,,,
baru sebulanan nih bikin blog khusus traveling buat sharing catatan perjalanan… masih amatir bgt, mohon bimbingannya senior 😀
Sama-sama saling belajar ya Broh. 🙂
Ketemu!
Terimakasih atas pencerahannya, mas. 🙂
Terima kasih Kembali. 🙂
Keren, Perlu banyak belajar ni kak.
Siappp..
Bener banget, mengetahui gaya penulisan sendiri bisa membuat pembaca dan penulis mengerti apa yang sudah ditulis oleh blogger
Betul mas. 🙂
Terima kasih banyak untuk 6 tipsnya mas! Yang paling mengena buat saya adalah soal konsistensinya hehehe. Kadang kesibukan pekerjaan bikin jadi malas nulis.
Sama-sama, Mas. ??
Gaya menulis, gaya menulis… Sedang dalam pencarian Kak. Kayaknya yang sekarang terpengaruh sama novelis favorit. Besok-besok entah mengadopsi gaya siapa -_-
Oya, gaya naratif itu fokus di detail perjalanankah?
Naratif itu di detail perjalanan ditambah personal touch, Kak.
Kadang kalau udah jalan-jalan, keasikan, lupa buat nulis detail. Itu sih yang susah.
Coba dicatat sementara di notes.
Makasih tipsnya bang, jadi lebih semangat nich belajarnya