DSCF7181
Nyaman sekali menggunakan Proton

Berkendara di negari orang adalah tantangan tersendiri. Beberapa waktu lalu bersama Tourism Malaysia saya dan Hamka, teman blogger dari Indonesia mendapatkan kesempatan untuk road trip Kuala Lumpur Malaka, tidak tanggung-tanggung kami berdua road trip Kuala Lumpur Malaka dengan menggunakan mobil kebanggaan Malaysia, Proton Suprima S.

Ini adalah pengalaman pertama bagi saya untuk berkendara di negeri orang. Untuk formasi road trip ini saya di belakang kemudi sementara Hamka sebagai navigator. Serunya adalah kami tidak diperbolehkan menggunakan GPS, peta diberikan manual seperti peta pada reli-reli dunia. Seperti blind road trip, jika kami tersesat maka kami harus mencari jalan sendiri.

Jarak tempuh kurang lebih 200 kilometer, rutenya dibagi menjadi dua etape yaitu Kuala Lumpur – Port Dickson dan berakhir di Malaka. Port Dickson diambil sebagai tempat transit karena jalurnya masih satu jalur, di pesisir barat Semenanjung Malaya.

Tangkapan layar penuh 30112015 164532.bmp

Etape 1, Kuala Lumpur Port Dickson

Pagi-pagi benar Saya dan Hamka berangkat menuju Port Dickson, Kuala Lumpur masih lengang, jalanan sepi sekali. Mobil melenggang tanpa hambatan, impresi pertama mengendarai mobil kebanggaan Malaysia ini mesinnya halus sekali, tenaganya garang.

Laju mobil melewati deretan gedung-gedung tinggi metropolis, ruas jalan yang lebar serta kualitas jalan yang mulus menambah kenyamanan saat berkendara. Dari tengah belantara pencakar langit, kami berdua melambung menuju tepian kota. Untuk menuju Port Dickson kami harus mengambil ruas jalan bebas hambatan lewat daerah Salak, daerah pinggir Kuala Lumpur yang tenang.

Kami segera masuk ke ruas jalan bebas hambatan, suasananya sepi sekali. Namanya jalan bebas hambatan, sepi dan mobil berlalu dengan kencang. Bedanya adalah kualitas lapisan jalan di Malaysia jauh lebih mulus daripada jalan bebas hambatan di Indonesia. Tidak gradagan, tidak bumpy,Β mulus.

DSCF6903
Pintu tol keluar dari Kuala Lumpur

Saya pun menambah kecepatan, memaksimalkan performa mesin juga merasakan bagaimana mobil ini berlari kencang. Walaupun demikian maksimal kecepatan tetap dipantau oleh otoritas pemerintah, pada beberapa titik dipasang Speed Trap untuk mendeteksi mobil yang kecepatannya melampaui batas kecepatan, sebuah solusi yang sebenarnya bisa diterapkan di Indonesia.

Kanan-kiri jalan bebas hambatan adalah perkebunan sawit, rimbun sekali, sesekali saya bertemu bis-bis besar antar kota di Malaysia, bahkan saya menyalip juga bis antar negara dari Thailand yang hendak menuju Malaka. Infrastruktur di sepanjang jalan tol terlihat terawat sekali. Satu hal yang berbeda dari Indonesia adalah di Malaysia sepeda motor diizinkan melewati jalan bebas hambatan, maka jangan kaget ketika disalip oleh sepeda motor ketika melaju di jalan bebas hambatan.

DSCF6912
Tol di Malaysia

Masuk ke area Port Dickson yang masuk dalam kawasan Negeri Sembilan saya disambut oleh gapura khas rumah gadang. Yak, Negeri Sembilan memang dikatakan sebagai nagari yang menjadi saudara kembar Minang karena banyaknya keturunan bangsa Minang yang merantau ke Negeri Sembilan di jaman dulu.

Area Port Dickson sepi, kawasan tepi pantai ini sejak dulu hingga sekarang adalah kawasan pelabuhan. Untuk kawasan residensialnya cenderung lengang, tidak ada kemacetan yang membuat laju kendaraan tersendat, suasananya mirip suasana di tahun 1980-an.

Mobil kami lajukan menuju hotel di pinggiran garis pantai Port Dickson, ternyata selain areal pelabuhan juga ada area tetirah, banyak hotel dan resort di sepanjang pinggir pantai. Jajaran tempat tetirah ini sepi sekali, pantainya pun lengang. Setelah memarkirkan mobil, kami menikmati istirahat selama satu malam di Port Dickson.

DSCF6946

Etape 2 Port Dickson – Melaka

Pagi hari saya sudah coba bangun pagi-pagi untuk mempersiapkan mobil. Di Indonesia, Proton Suprima S ini jarang sekali ada jalanan. Tapi di Malaysia, Proton adalah merk nasional dan lalu lalang di jalanan. Untuk produk Malaysia, mobil ini melebihi ekspektasi saya, body manis, handling mantap dan mesin gahar.

Bisa dibilang juga teknologinya juga mutakhir, detail mobilnya pun begitu menawan. Yang paling saya nikmati dari mobil ini adalah kenyamanan berkendara, perjalanan jauh membutuhkan kenyamanan pagi pengemudi. Proton Suprima S memberikan apa yang saya mau, pandangan yang leluasa, posisi duduk yang nyaman.

Untuk penumpang pun demikian, di bagian belakang leg rest nya lega. Sementara itu bagasinya pun bervolume besar, mampu memuat banyak bawaan. Hatchback Proton Suprima S ini cocok untuk mobil keluarga, juga nyaman dipakai untuk berkendara jauh.

DSCF6989
Proton Suprima S

Sebelum berangkat menuju Malaka pagi-pagi, Saya dan Hamka menyempatkan diri mampir di Port Dickson Ostrich Farm. Tempat ini adalah penangkaran burung unta, salah satu tempat wisata yang populer di Port Dickson, selain itu kami juga menyempatkan bersantap siang di sini.

Selepas makan siang saya segera menuju Malaka. Untuk menuju Malaka saya harus kembali ke jalan bebas hambatan, namun sebelumnya saya menikmati jalanan di Port Dickson. Kehidupan di Port Dickson tampak menyenangankan, lengang dan begitu tenang.

Sepanjang jalan dari Port Dickson menuju Malaka memang area yang lebih tenang, adalah daerah perkampungan yang jauh dari kata ramai. Selain itu di area ini juga banyak bangunan-bangunan lawas, bangunan khas pemukim Peranakan dengan klentengnya, serta bangunan khas Minang serta Melayu.

Perkampungan Port Dickson
Perkampungan Port Dickson

Β Selepas perkampungan saya bersua dengan deretan perkebunan rakyat, pohon merimbun di kanan kiri, menaungi jalanan. Jadilah panas tak terlalu terik menyengat sepanjang perjalanan. Saya tidak terlalu ambisius menyetir mobil, toh perjalanan sudah hampir usai.

Saya kembali masuk ke jalan bebas hambatan menuju Malaka dari Port Dickson yang cenderung lurus dan datar. Jika ingin mencoba kecepatan Proton Suprima S ini sebenarnya bisa dilakukan di ruas jalan bebas hambatan ini karena tipikal jalannya. Saya beberapa kali didahului oleh mobil-mobil berkecepatan tinggi di ruas jalan ini. Pemandangan di kanan-kiri jalan bebas hambatan ruas Port Dickson – Malaka masih sama, hamparan kebun sawit sepanjang jalan.

Jalanan Port Dickson
Jalanan Port Dickson

Ternyata memang jika dari Port Dickson jaraknya tidak terlalu jauh untuk sampai ke Malaka. Kira-kira satu setengah jam kemudian saya sudah keluar pintu jalan bebas hambatan menuju Kota Malaka. Karena memang kota ini kota wisata, saat menuju Malaka banyak juga bis pariwisata yang masuk dan menuju kota.

Malaka tentunya ramai, namanya juga kota wisata. Jalanan menuju pusat kota pun ramai lancar, tidak sampai macet memang namun penuh kendaraan. Tampak Malaka sedang gencar-gencarnya membangun, statusnya sebagai salah satu kota wisata unggulan di Malaysia membuat Malaka terus bersolek.

Empat puluh menit kemudian kami sudah mencapai pusat kota, akhirnya setelah dua tahun saya kembali lagi ke Malaka. Namun kali ini dengan cara yang berbeda, memang rupanya berkendara di negara orang memberikan keseruan tersendiri dan saya memang harus bilang, sekali waktu cobalah berkendara di jalanan Malaysia.

Tabik.

PS : Terima kasih untuk Tourism Malaysia dan Proton Malaysia untuk kesempatan menikmati keseruan berkendara Kuala Lumpur – Malaka dalam rangka Mega Fam Asean Media Bloggers Tourism Hunt 2015.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

24 KOMENTAR

  1. Wah seru banget nih Chan, road trip di luar negeri, dengan peta konvensional dan menggunakan mobil kebanggaan negeri yang dijelajahi. Bagus juga ya konsep promosi pariwisata Malaysia. Kreatif dan seperti diintegrasikan dengan apapun yang mereka miliki. Btw, sempat ada acara nyasar-nyasar gak?

  2. Wuih seru ya nyicipin mobilnya Malaysia. SIM nya gimana Mas kalau berkendara di negeri orang gitu? aku cuma pernah rental motor pas di LN, tp ya ga perjalanan jauh kayak sampeyan gini. Penasaran ttg SIM nya πŸ˜€

  3. Oh mas Ef temennya Hamka?

    Setuju sama tulisannya. Membayangkan jalan tol memang gambarannya harusnya sama dengan yang di Malaysia, bukan Jagorawi hari Senin pagi hahahaha

  4. Haha.. Deg-degan ga pertama kali nyetir mobil di negeri orang, Mas? ^^

    Ini masih lanjutan dari cerita sepi dan nyamannya KL tengah malem ya? Ditunggu cerita-cerita lainnya, Mas!

  5. Waaa aku juga mau road trip di negeri orang! Road trip di negeri sendiri aja udah seru, apalagi di luar negeri. Kebayang sih sensasi dan kesannya.

    Tampilan mobilnya elegan, seperti mobil-mobil berkelas Jepang.

  6. Sensasinya beda ya kalau nyetir sendiri. Dari cerita diatas, kayaknya bakalan lebih berani nyetir di malaysia daripada di….. India. πŸ™‚

    Nih, Proton 5 sleek banget tampilannya. sukaaaa

  7. keliling di malaysia naik mobil itu asik bgt memang… pas kuliah dulu, aku srg bolak balik penang – KL, penang -Kedah ama temen.. naik mobil juga.. kdg naik bus kalo lg pgn santai :D.. pemandangannya bgs sepanjang jalan, sepi dan ga ada macet πŸ˜€

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here