Sebagai seorang penulis katanya saya harus banyak membaca. Ya memang benar karena asupan gizi seorang penulis untuk berkarya adalah referensi bacaan yang banyak. Semakin banyak membaca, semakin luas wawasan.
Dari kecil saya memang seorang kutu buku. Bapak dan Ibu saya membelikan buku sejak saya Balita dan sejak kecil kultur membaca di keluarga kami sangat terjaga, Bapak berlangganan koran setiap hari, sementara Ibu rajin membelikan buku cerita.
Tapi sekarang banyak orang yang mungkin malas untuk membaca buku, menganggap membaca buku adalah sebuah hal yang serius. Padahal tidak juga, buat saya membaca adalah menyederhanakan hidup, membaca adalah saat di mana saya bisa menjadi diri saya sendiri dan memahami diri saya sendiri.
Memang ada saat saat di mana saya butuh waktu membaca, mencari keintiman dengan setiap kata-kata pada buku yang saya baca. Tapi itu pun tidak pasti, semakin banyak membaca buku, saya merasa saya bisa membaca buku kapan saja dan di mana saja.
Membaca buku adalah cara saya untuk menenangkan diri, mencerabut kalut yang menghantui. Membaca buku, membuat hidup saya terasa sederhana, hanya ada saya dan kata-kata, hanya ada saya dan buku yang sedang dibaca.
Setidaknya buku adalah jendela dunia, membaca buku membuat pikiran melanglang buana, membuat khayalan semakin merajalela. Tanpa sadar, tiba-tiba saya ingin keluar dari jendela, tanpa sadar ingin menikmati langsung apa yang ada di kata-kata.
Saya tidak membatasi buku bacaan, setiap genre saya baca. Tapi memang saya lebih suka sastra, yang kata orang buku berat, yang kata orang buku tebal. Entah kenapa setiap membaca sastra, kalimatnya selalu berkelindan di otak. Membaca sastra adalah membaca keindahan.
Bagi saya buku sastra memperhalus hati, mengubah pola berpikir dan memperkaya jiwa. Bahasa sastra juga meliuk-liuk. Terkadang rumit dan sukar dipahami. Terkadang sangat sederhana, seperti jalan raya yang lurus tanpa kelak-kelok. Lambat laun walaupun saya membaca banyak buku, tanpa sadar koleksi buku sastra-lah yang paling banyak memenuhi rak buku saya.
Saya juga tidak memungkiri, membaca membuat saya lebih memahami dunia. Bagaimana dunia sekarang ini sudah diramalkan di buku-buku yang terbit di era lalu, bagaimana kondisi sekarang ini merupakan cerminan apa yang terjadi di masa lalu. Sederhananya, membaca sebenarnya menerka zaman. Membaca adalah bercermin dengan apa yang terjadi pada masa sekarang, melihat di masa lalu dan mencoba menebak apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Tanpa menyukai buku dan membaca, saya tak mungkin menjadi orang yang seperti sekarang ini. Prinsip-prinsip dan idealisme dipupuk dari bacaan, kualitas-kualitas tulisan sebenarnya juga mencerminkan apa yang penulis biasanya baca. Dan saya selalu percaya, seorang penulis yang baik adalah seorang pembaca yang baik pula.
Pram, penulis favorit saya bahkan punya perpustakaan pribadi dengan ribuan buku. Saya? Mungkin hanya seujung kukunya Pram dan bukan pula seorang penulis yang baik. Saya hanyalah seseorang yang suka membaca kemudian mencoba menulis, sampai sekarang.
Satu hal, menulis bagi saya memang membuat hidup saya lebih sederhana, tidak rumit. Menulis ya menyederhanakan hidup.
Soal kesederhanaan, saya jadi teringat beberapa waktu lalu ketika melihat sebuah botol minum dari Mountoya. Botol minum yang kecil, polos, sangat sederhana. Sepertinya produsen air minum Mountoya ini juga mencoba menyederhanakan produknya.
Dengan kesederhanaan, kemasan Mountoya tampil beda, lebih elegan, lebih simple dan yang jelas, mengurangi limbah plastik dan menjadikannya ramah alam. Rupanya kesederhanaan membuat value dari Mountoya justru lebih bertambah.
Bagi saya, membaca menyederhanakan hidup, bagi Mountoya menyederhanakan bentuk botol adalah prinsip untuk membawa value-value mereka. Bagi kita semua barangkali harus terus mencoba untuk menyederhanakan hidup, #LiveSimply.
Karena kata orang bijak, menyederhanakan hidup adalah satu cara untuk meraih bahagia.
Tabik.
Masss lihat buku2 mu koq berat semua yach hehehehe.. Seperti biasa tulisanmu keren. Selamat menikati hobi membacanya yach
Berat Kak Lina, berat dibawanya.. hahahaha
Sepertinya membaca tidak hanya melebarkan jendela pandang tapi juga memperkaya kata-kata Mas Chan. Itu lah menariknya kegiatan ini semakin lebar jendela kita, semakin banyak kosa kata, semakin sederhana hidup. Keren banget buah pikirnya Mas Chan 🙂
Siap Mbak Evi. 🙂
Betul banget. Membaca bisa nambah ilmu dan ngurangin stres. Yg aku suka dari membaca adalah bisa menciptakan dunia imajinasi, seperti gmn wajah sang protagonis, bentuk rumahnya, dll. Jadi kadang suka kecewa kalo dibuat film dan berbeda seperti apa yg ada di imajinasi kita.
Selain itu banyak buku yg membuat saya tertarik mengunjungi suatu kota atau tempat. Saya ingat wkt Da Vinci Code lg populer, saya ke Gereja Knights Templar di London. Di pekarangan gereja udah ada beberapa turis yg antre, trus ada yg iseng nanya “Did you all come here because of the ‘book’ (Da vinci Code)?” Terus semua ngejawab ,” Yes!!!” ?
Betul Kak Clara. Saya ke Istanbul gara-gara baca Inferno. 😀
aku pengen bukunya mas Ef yang tentang Magelang itu. hehe. Koleksi buku yg dipotret kok mirip dengan koleksi buku saya yaa
Ada kog EBooknya search ada di Blog. Magelang Sidetrip.
dari umur 3 thn, pas udh bisa baca, papa slalu bliin aku buku utk hadiah.. sjk itu kyknya ga bisa lepas dr buku mas.. makan, ke toilet, nunggu antrian, apapun aku lakuin sambil baca :D.. di tas pasti ada 1 buku utk jaga2 kalo hrs menunggu. dr buku juga aku jd seneng berkhayal dulu.. 😀 . apalagi dulu buku2nya enid blyton srg bgt ceritain ttg anak2 yg piknik dgn makanan dan minuman yg bikin laper :D.. makanya tiap lg susah makan, trs baca buku enid, pasti jd napsu makan lagi deh..
skr sih, jenis2 buku yang aku baca jd macem2.. utk sastra klasik aku msih ttp suka bukunya marah rusli, ato jane austin. Pengarang indonesia fav sepanjang jaman msh tetep s mara gd :D, mungkin krn aku suka novel2 detektif ya.. kalo yg luar, sidney sheldon, sandra brown, .. tp ttp sih, pengarang2 lainnya aku baca juga kalo memang bukuny bagus.. skr ini targetku, mw bikin rak buku utk nyimpen semua koleksi buku skr ;D.. hahaha, smuanya cuma disimpen dlm box… krn keterbatasan ruangan di rumah, jd ga ada ruangan khusus utk library kyk di rumah ortuku..
Waaah..budaya membacanya luar biasa ya Mbak. 🙂 Ga rugi emang kalau banyak-banyak membaca.
Klokesimu keren-keren mas, coba dekat boleh pinjam lah hahahahah.
Sini Mas. 😀
wah.. sejak pulang kembali ke kampung halaman, dan bekerluaga, membaca sudah menjadi hal yang sangat sulit bagi saya bang.
semakin banyak membaca, semakin saya merasa bodoh. ternyata,… luaaas sekali ilmu itu ya? 🙂
Iya sih Bang. Kalau sudah berkeluarga menyempatkan membaca kudu benar2 dicari waktunya.
Tul, makin banyak membaca makin banyak sadar kita tidak tau apa-apa.
Makin banyak baca buku, makin merasa ilmu itu luas dan kita blm dapet apa-apa
Tul Mbak
sama, gw jg kutu buku dari kecil, segala buku gw baca, sampe tulisan di koran yg buat bungkus cabe aja gw bacain sambil nunggu masak air hahahaa
hahahaha…subhanallah..
Let book teaches us about how important a knowledge…
yes
Koleksi bukunya mirip2 *huahaha ngaku2. Aku paling sedih sewaktu harus merelakan koleksi buku2 dititipkan ke rumah baca milik teman. Ga mungkin mengangkut beratus2 buku ke Belanda, dan ibukku dirumah ga mau menampung lagi buku2ku karena dirumahpun sudah banyak buku. Dulu niatnya pas waktu kerja di Jakarta ngumpulin buku supaya bisa buka rumah baca. Eh terlaksana sih ya, tapi rumah baca orang lain haha. Jadinya hanya beberapa buku yg aku bawa ke Belanda, selebihnya dititipkan, mudah2an lebih berguna karena dibaca yang atang ke rumah baca itu. Eh, disini numpuk buku lagi, suamiku sampai geleng2 😀
Hahaha. Kalau udah hobi baca buku ya memang susah sih Mbak. 🙂
Masih terasa momen2 bahagia kalau sedang baca buku waktu kecil dulu.. lupa makan.. lupa mandi.. lupa belajar.. pokoknya yg dibaca harus selesai segera..
Setelah tua dan sibuk bekerja target baca buku menurun, mulai dari 1 bulan 1 buku, 3 bulan, 1 tahun sampai akhirnya tanpa target.. pokoknya kalau sempat.. baca!!
Iqra” Mbak. Tidak akan rugi. 🙂
Reading is healing.. Yuk pinjeman koleksi.. 🙂
🙂
Sudah lama banget saya udah ga baca. Dengan dalih malas dan malas.. huff.. cambuk diri buat baca lagi. TFS mas Efenerr
Sama sama Mas. 🙂
Kalau dari kecil dibiasakan membaca dan ada contoh dari orangtua, anak-anak akan ikut pula gemar membaca.
Saya share artikel nya ya Mas Farchan… Makasih
Silakan Mbak. 🙂
InsyaALLAH nanti kalo punya anak saya harus menanamkan seneng baca sejak kecil, mulai dari saya yang mencontohkan….
Aminnn Mbak. 🙂
Insya Allah Amin Mbak. 🙂
Alhamdulillah saya dari kecil sdh terbiasa membaca, walau yg dibaca itu cuman komik, tapi jujur itu pengaryh banget jdinya sampai besar rasanya ada yg kurang kalo dalam sehariu gak sempatin baca tulisan
Wah luar biasa Mbak.
Jadikan membaca sebagai hobi.
Betul Mas
Gimana biar bacanya nggak bosenan mas? apalagi kalau sudah lihat buku yang super tebel, sudah merinding duluan! hehe
saya juga suka bosen. solusinya ya ganti-ganti bacanya mas.
Halo mas salam kenal. Aku pengunjung baru blog ini.. Aku juga suka membaca dan sedang belajar menulis juga. Jadi makin termotivasi setelah melihat-lihat isi blog ini. Trims atas tulisan2 yang mencerahkan 😀
Hai Kakak narita. salam kenal. 🙂
Saat ini banyak penulis yang menyepelekan pentingnya membaca.
aku mulai suka membaca buku sudah agak terlambat. setelah baru bekerja mulai suka membaca buku. menurut saya buku itu banyak harta karun yang bisa di gali…
terimakasih ulasannya…
Betul sekali. di jaman sekarang ini banyak orang yang malas untuk membaca, padahal membaca sangat membantu untuk menambah wawasan.
bener mas, membaca itu kata eyang aku membuka jendela informasi kepada dunia, luar biasa tulisan nya mas
membuat aku merasa mas jadi eyang aku lho
Siap, 🙂
TIps buku bacaan yang bagus buat seorang penulis pemula ada ga bang? hehe
banyak baca buku apa saja. 🙂
Bener banget mas, membaca perlu dibudayakan
kalau saya kutu komik mas, baru beberapa tahun ini mulai baca buku yang lain, seperti pengembangan diri dan novel.
salah satu pengarang novel indonesia yang langsung membuat saya jatuh hati adal E.S Ito dengan buku rahasia meede nya dan negara kelima nya.
Wah itu novel keren wajib baca. 😀
Terkadang menjadi sebuah kesenangan tersendiri !