Sebenarnya saya tidak berniat mengunjungi Garut Selatan yang katanya eksotis dan memiliki pemandangan indah. Namun karena tuntutan pekerjaan, saya akhirnya berkesempatan menjelajahi Garut Selatan.

Jalur normal untuk menuju Garut Selatan sebenarnya adalah melalui Cikajang lalu ke Pamengpeuk, dengan waktu tempuh kurang lebih 2,5 jam lalu bisa menyusuri Jalur Nasional sampai ke perbatasan Kabupaten Cianjur. Di sepanjang jalur tersebut tersuguh pemandangan pantai selatan nan menawan.

Namun, karena seperti sudah saya bilang di atas, bahwa ada tuntutan pekerjaan. Maka saya menuju jalur selatan dengan sedikit memutar melalui jalur tengah, jalur yang tidak biasa untuk menuju Garut Selatan. Jalur tersebut adalah Bayongbong – Cisurupan – Pamulihan – Bungbulang.

Waktu tempuh tidak bisa diperkirakan karena orang kantor belum pernah ada yang melalui jalur terebut. Jadinya saya pasrah saja mau berapa jam pun akan kita tempuh. Perjalanan sangat panjang dengan jalan berkelok-kelok dan sempit. Aspalnya jangan dibayangkan aspal hotmix seperti di ibukota. Kualitas jalan aspal menuju Garut Selatan mungkin hanya 1 % dari jalan aspal hotmix di ibukota.

Terkadang jika bertemu kendaraan dari arah yang berlawanan, salah satu harus menepi dan memberhentikan laju kendaraannya karena tidak muat jika berpapasan. Di tengah jalan, saya sempat berhenti untuk mengabadikan pemandangan kebun teh yang terhampar di sisi jalan.

Setelah 5 jam perjalanan akhirnya sampai juga saya di tempat tujuan saya yaitu Bungbulang. Ini adalah kecamatan yang terletak di tengah pegunungan. Memang waktu tempuh normal antara 5 – 7 jam, mengingat jalur yang ditempuh memang rusak parah. Kecamatan ini merupakan kecamatan teramai di daerah Garut Tengah – Selatan, terdapat hotel dan minimarket waralaba disini. Di Kecamatan ini saya menyelesaikan sedikit pekerjaan yang harus saya lakukan, setelah itu melanjutkan perjalanan ke Garut Selatan.

Perjalanan dari Garut Selatan menuju Selatan lebih parah daripada jalur menuju Bungbulang. Jika menuju Bungbulang jalur yang dilalui adalah aspal tipis yang berlubang sana-sini, maka jalur yang ditempuh menuju Garut Selatan adalah tanah berbatu sepanjang 15 kilometer. 15 kilometer ini ditempuh selama 3 jam perjalanan, pinggang saya sudah mau copot rasanya. Pun ditambah dengan kendaraan yang memang tidak didesain untuk melalui jalur tanah berbatu. Seharusnya untuk melalui jalur ini harus ditempuh dengan menggunakan kendaraan 4 WD atau Jip bukan Family Station Wagon seperti yang saya gunakan.

Sampai akhirnya saya di suatu bukit yang saya tidak tahu namanya. Dari bukit tersebut saya bisa melihat pesisir pantai selatan Garut. Di situ saya beristirahat sejenak, melemaskan otot-otot yang kaku karena sudah menyetir selama 3 jam perjalanan di jalur yang mirip trek offroad.

Sampai juga saya di jalur selatan, yang oleh penduduk Garut Selatan disebut jalan nasional/jalan negara. Jalur ini direncanakan menghubungkan pesisir selatan Pulau Jawa. Beberapa tahun yang lalu Ekspedisi Kompas pernah melakukan ekspedisi di jalur ini, mulai dari ujung Jawa Bagian Timur sampai ujung Jawa Bagian Barat.

Kondisi jalan negara sangat berbeda dengan jalan yang saya lalui sebelumnya. Jalurnya mulus dan lurus,s ampai-sampai mobil bisa saya pacu dengan kecepatan hampir 100 km/jam. Saya melewati jalur tersebut saat mendekati senja dengan langit kemerahan. Suara debur ombak dan angin pantai menemani perjalanan, saatnya mematikan penyejuk udara dan membuka jendela mobil di sepanjang perjalanan.

Di sepanjang pesisir Garut Selatan, saya sempat mampir di Pantai Rancabuaya. Sayangnya kondisi pantai sedang jelek, kotor dan surut. Lalu saya menuju Pantai Santolo yang berpasir lembut dan putih, disana saya membeli sedikit oleh-oleh berupa ikan asin sembari menanti matahari tenggelam.

Seusai beribadah maghrib, perjalanan dilanjutkan ke destinasi terakhir yaitu di Pamengpeuk. Pamengpeuk ini merupakan pantai paling ramai sekaligus primadona Garut. Terdapat banyak fasilitas disini untuk menunjang kebutuhan para wisatawan. Hotel, restoran, minimarket dan beraneka rupa fasilitas lain. Pamengpeuk ini sering dijuluki Pangandaran-nya Garut karena kemiripan kerakteristik pantainya.

Saya bersantap malam di Pamengpeuk, menikmati sajian ikan laut bakar di tepi pantai sembari mengistirahatkan badan sejenak sebelum melanjutkan perjalanan panjang selama 2,5 jam kembali ke kos-kosan.

Hari itu saya mendapat pengalaman yang berharga dari kurang lebih 11 jam perjalanan menuju Garut Selatan. Bahwa rupanya di Garut Selatan banyak potensi wisata yang tersembunyi dan belum dimaksimalkan. Ada berbagai macam objek seperti air terjun, kebun teh dan hutan yang indah namun tidak memiliki akses yang bagus. Seharusnya pihak pemerintah daerah lebih peka dan jeli menggarap potensi di Garut Selatan, karena sesungguhnya Garut Selatan adalah mutiara nan menawan yang belum terasah.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

4 KOMENTAR

  1. Garut selatan memang asyik Ef, jalur mulus sambung terus sampe Tasik. Di beberapa tempat pantainya bagus, tapi kebanyakan penuh karang. Justru yang menarik adalah hilir-hilir sungai yang mengalir menuju laut lepas, ada satu hilir (yang tak aku ingat lagi lokasinya) seperti ceruk berair jernih yang dihimpit tebing. Indah sekali!

    • yak benar…kayaknya Sungai Cikandang ya? yang sering digunakan untuk arung jeram. Betul, pantainya memang penuh karang dan yah, kalau pantai yang tidak terkenal kesan kurang terawatnya kurang. anyway thanks berat sudah mampir. 🙂

  2. Memang……….pantai delatan itu indah boss. terima kasih atas ulasan anda. Saya sendiri lahir di Pameungpeuk, sejak tahun 1979 saya merantau ke Bandung sampai sekarang. Kalau ingat masa-masa kecil saya seringkali saya menitikkan air mata, kalau ingat masa kecil saya. Dimana orang tua masih lengkap dan kebersamaan dengan sanak Family begitu sangat terasa…..tapi kini kebersamaan itu lenyap sudah……tapi pantai selatan, takkan pernah kulupakan sepanjang massa, yang begitu manyak menyimpan kenangan indah. Salam saya….untuk semua teman-teman……..

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here