gambar dari : http://www.123rf.com/photo_2168355_backpacker-looking-map.html

Dunia pariwisata sekarang ini rupanya sedang jaya-jayanya. Dihitung 5 tahun ke belakang, minat khalayak tentang wisata Indonesia terutama aktivitas berbau jalan-jalan murah / backpacking meningkat sangat pesat. Banyak sekali person yang melakukan aktivitas backpacking ini, mendadak jadi tren. Efek positifnya, tentu saja akan dunia pariwisata Indonesia akan makin bergairah dan simpul-simpul ekonomi akan hidup karena aktivitas wisata ini.

di sisi lain, banyak sekali yang memanfaatkan pasar pariwisata ini. Karena tak bisa dipungkiri potensi ekonomi dari area ini besar dan menjanjikan sekali. Dan salah satu yang bermain di sektor ini adalah travel agent yang menyaru / mengambil nama dengan embel-embel backpacker / backpacking. Dan fenomena ini semakin banyak dan menjamur, bisa ditemui banyaks ekali yang menawarkan trip dengan embel-embel “murah”, “backpacker” dan semacamnya.

Keberadaan travel agent ini mungkin tidak disalahkan, karena memang ada orang-orang yang memang concern di sektor ini, memiliki passion dan bisa menghasilkan rezeki dari sektor pariwisata ini. Dan dengan adanya travel agent ala backpacker ini pun sebenarnya roda perekomian dari sektor wisata pun bergerak. Banyak sekali yang diuntungkan dari aktivitas per – agen –an ini.

Tapi selalu  ada pihak yang tidak setuju dengan aktvitas per-agen-an ini, terutama bagi mereka yang memang seorang backpacker sejati. Maksud saya adalah mereka yang memang seorang backpacker yang memang ngetrip tanpa jasa agen seperti ini. Saya mengerti keresahan mereka dan saya pun merasa resah dan tidak sepakat dengan aktivitas para “backpacker agent” ini.

Mungkin klasifikasi Backpacking sebagai aktivitas wisata murah memang masih bisa diperdebatkan, terutama di kata “murah”. Karena definisi “murah” ini bisa sangat subjektif. Sebagai ilustrasin adalah : mungkin bagi saya mengeluarkan 100.000 itu mahal, tapi bagi orang lain mengeluarkan uang 100.00 sama seperti ngupil, mudah sekali. Tapi mungkin ada sisi lain yang tidak bisa dilupakan dari seorang backpacker yaitu sisi “Do It Yourself”, mandiri dalam ngetrip dan bebas.

Para backpacker agen ini sebenarnya bermain di area abu-abu dimana mahal dan murah masih diperdebatkan apalagi mereka selalu memberi tagline embel-embel murah atau backpacker. Secara mindset pun konsumen akan merasa itu murah. Padahal kalau dihitung-hitung sendiri, biaya wisata yang kita bayarkan ke backpacker agen itu bisa sampai 2 kali lipat dari yang kita keluarkan kalo kita ngetrip sendiri atau model sharing trip.

Yang saya sesalkan adalah mereka tetap memakai nama backpacker padahal secara operasional mereka adalah travel agent yang tujuannya mencari keuntungan. Dan sayangnya para traveller yang ikut trip mereka setelahnya langsung dengan bangga mengaku seorang Backpacker. Such a…..

Saya tidak bilang saya backpacker sejati, tapi insya alloh sampai sekarang saya belum pernah ikut trip yang diadakan para backpacker agen ini dan saya sarankan agar bagi traveller yang ingin memulai trip untuk jangan ikut-ikutan paket backpacker agen. Itu sama saja anda pelancong yang hanya datang lalu pulang. Lebih baik anda mulai membuat trip sendiri atau buatlah model sharing trip, niscaya akan lebih murah dan saya jamin esensi mengatur perjalanan sendiri itulah seni dari perjalanan yang sejati.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

10 KOMENTAR

  1. Ef, makasih untuk bikin artikel ini ya, sebagian uneg-uneg saya ikut tersalurkan. Mungkin pengartian backpacker sekarang udah lain ya, namun bagi saya istilah itu mengandung unsur petualangan, bukan sekedar nggondol ransel. Apakah saya terlalu kuno atau arogan berpikiran seperti ini?
    Yang agak menjengkelkan bagi saya, setelah mencek beberapa agen backpacker tersebut (krn saya sering kena spam dari mereka), harga mereka tidak lebih murah dari harga sesungguhnya! Jika berbagai fasilitas yg mereka sediakan kita booking dan beli sendiri secara independent, dengan bantuan harga murah/promo pesawat terbang. Misalnya aja kapannya ada yang bikin trip ke Singapore untuk 3 dan 4 juta rupiah. Kami hitung semua ini itu yg mereka sediakan, jatuhnya cuma 2 dan 3 juta.

    Cuman ya ini namanya strategi bisnis. Ada banyak peminat traveling yang ingin murah, tapi praktis. Istilah backpacker juga sedang naik daun sepertinya, jadi keren kan, ambil paket backpacking, hehe. Nggak bisa nyalahin sih, minat traveling orang beda-beda, dan sah-sah aja semua. Cuman perdagangan travel title ini konyol rasanya, apalagi kalo yang dibilang budget adalah budget + 1 juta, hahaha.

    (IMHO) – maaf kalau ada kesalahan 😛

  2. sangat menarik mas, saya ijin untuk berpendapat

    istilah backpacker/backpacking memang sudah jadi komoditi, dan backpacker agent itu lihai memanfaatkannya memang.

    tapi para pelaku wisata juga tak boleh luput untuk disalahkan (saya tak menemui kata yang pas selain kata ‘disalahkan’) karena mereka lah yang membuat backpacker agent itu muncul dan bertahan, keinginan untuk menjadi cool dengan label backpacker mungkin salah satu alasannya, istilah backpacker punya nilai tertentu yang membuat orang ingin memilikinya sebagai label diri, sayang mereka tak terlampau paham (atau tak mau paham) dengan esensi yang sebenarnya dari backpacking/backpacker. kehidupan sosial masa kini memang membuat kita tak peduli pada esensi, yang penting hanyalah konsumsi (termasuk konsumsi gaya hidup, hobi, label, dsb).

    satu hal lagi yang membuat backpacker agent muncul adalah backpacking telah mengarus utama (menjadi mainstream) sehingga mau tak mau industri melihat celah untuk mendulang laba, ya kapitalislah yang menang.

    terima kasih dan maaf kalau salah

  3. Bangga ketika mendapat gelar Backpacker yang sebetulnya mereka tidak tau menau tentang arti backpacker yang sesungguhnya. Saya bukan seorang backpacker pro, tapi jika travel agent menipu konsumenya dengan kata “backpacker” yang menjurus kepada arti murah saya pikir ini merupakan hal yang melenceng dari arti backpacker yang sebenarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here