Abad 18, Pemerintah Kolonial membangun sebuah bangunan sebagai kediaman Gubernur Jenderal Reyner De Kerk. Kala itu lokasinya tidak terlalu jauh dari pusat kota, di depannya ada sungai yang mengalir tenang dimana sinyo-sinyo Belanda sering berperahu sore-sore. Untuk ukuran zaman itu, bangunan ini maha luas membentang dan simbol kekuasaan seorang Gubernur Jenderal.

Kemudian jabatan Gubernur Jenderal berganti, maka kepemilikan serta fungsi bangunan ini pun berubah seiring zaman. Pernah dijadikan panti asuhan, gedung ini riuh rendah oleh suara anak-anak panti. Lantas gedung ini pun tergerus zaman, di awal abad 20 pemerintah kolonial justru ingin meratakan bangunan ini dengan tanah dan menggantinya dengan pertokoan. Kala itu pusat pemerintahan kolonial sudah bergeser ke sebelah selatan dan kawasan ini mulai menjadi pusat bisnis dengan pusatnya adalah Harmoni.

Maka Reyner yang sudah wafat tak rela, melalui Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen atau Ikatan Seni Ilmu dan Kesenian Batavia, sebuah organisasi yang diikuti Reyner di masa abad 18, seolah Reyner De Klerk turun tangan untuk menyelematkannya dari kehancuran. Akhirnya pemerintah kolonial menjadikan bangunan ini menjadi Kantor Departemen Pertambangan dan selanjutnya menjadi Landsarchief / Gedung Arsip Negara, tempat arsip-arsip dan dokumen pemerintahan kolonial di Hindia Belanda disimpan.

Landsarchief

Bangunan yang di zaman sekarang berlokasi di Jalan Gajah Mada, Jakarta ini merupakan salah satu bangunan tua paling eksotis dan orisinil di Batavia. sejak tahun 1925 menjadi Gedung Arsip hingga tahun 1992, saat Gedung Arsip modern yang lebih baru sudah selesai dibangun di Ampera dan seluruh arsip dipindahkan kesana.

Gedung ini sempat kosong beberapa waktu dan sempat ada wacana bahwa rezim Orde Baru akan meratakan bangunan ini dan menggantinya dengan pertokoan, karena di era itu Jalan Gajah Mada sudah menjadi pusat bisnis. Tapi lagi-lagi keturunan Reyner De Klerk menyelematkan bangunan ini. Sekumpulan pengusaha Belanda mengumpulkan dana untuk menyelamatkan dan merehabilitasi bangunan ini dan direncanakan menjadi hadiah disaat ulang tahun Indonesia ke 50. Sampai akhirnya bangunan ini selesai pada tahun 1998, menjadi bangunan kuno nan cantik dan megah.

Landsarchief

Keseluruhan bangunan ini didesain melingkar, dengan bagian utama berada di bagian depan. Halaman depan membentang dengan taman besar dan terawat rapi serta kolam bundar di bagian tengah. Setelah memasuki bangunan utama, pengunjung bise menuju taman yang asri di bagian tengah kompleks Landsarchief ini. Taman yang asri ini merupakan ciri khas dari kompleks bangunan yang dibuat di era kolonial, yaitu terdapat taman di bagian tengah kompleks bangunan.

Bangunannya masih gagah dan menjadi representasi kemegahan bangunan jaman kolonial. Jendela-jendela besar kokoh dan ukiran indah di pintu masuk menegaskan kemolekan bangunan ini. Interior bagian dalam sangat lapang, dengan langit-langit yang tinggi. Di dalam gedung juga terdapat barang-barang peninggalan era kolonial serta barang-barang dari era Landsarchief.

Gedung ini salah satu gedung tercantik di Jakarta, letaknya pun sangat gampang dijangkau. Cukup dengan transjakarta jurusan Blok M – Kota dan turunlah di halte Gajah Mada, jalan sebentar lalu nikmatilah kecantikan bangunan ini. Cobalah!

Landsarchief
Landsarchief

sumber tambahan : http://satriasputra.blogspot.com/2010/06/mengenal-gedung-arsip-nasional.html

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here