Saya membayangkan saya berada di era beratus tahun lalu saat imperium Mataram Lama masih berkuasa. Di abad ke – 8 saya bisa merasakan bahwa di pusat Jawadwipa ada kota metropolitan dengan bangunan megah bertebaran dimana-mana. Prasasti Mantyasih memberi bukti keberadaan imperium tersebut, imperium megah dan termasyhur.
2 Keluarga, Syailendra dan Sanjaya ditakdirkan bahu membahu membangun imperium ini. Dengan segala teknologinya, mereka membangun candi-candi yang tersebar di bagian tengah Jawadwipa. entah ada berapa ratus atau berapa ribu candi yang dibangun. Namun itu adalah pertanda imperium ini imperium besar yang menguasai Jawadwipa, bahkan berekspansi ke Swarnadwipa.
Bangunan-bangunan itu simbol kesatuan Hindu – Budha, di setiap bangunan Hindu ada bangunan Budha, begitupun sebaliknya. Semua memiliki bangunan mercusuarnya sendiri, bangunan simbol utamanya. Para insinyur Jawadwipa begitu cermat membangun, menumpuk batu satu persatu, merencanakan drainase bagi bangunan tersebut, membangun sistem ukiran yang bercerita. Kelak sejarah mencatat Gunadharma sebagai insinyur ulung yang membangun bangunan megah tanpa tanding.
Tapi saya tidak akan membicarakan bangunan karya Gunadharma itu. Borobudur sudah termasyhur. Di sebelah utara ada candi yang terdiam di tempat yang tinggi. Konon tempat tinggi adalah perlambang untuk mendekati Dewata. Mungkin para brahmana sudah meminta petunjuk Dewata untuk membangun Candi di tempat paling tinggi yang bisa dijangkau, candi yang mendekati Dewata.
Dibangunlah 17 bangunan candi di sebuah bukit tidak jauh dari Prambanan, dari tempat berdirinya candi ini para brahmana dan keluarga Sanjaya bisa menikmati panorama Mataram Kuna yang indah, menyaksikan mahakarya Wangsa mereka, Prambanan dari kejauhan dan menikmati senjakala di Imperium Mataram Lama.
Tak lupa para insinyur Sanjaya merancang tata letak candi ini agar serasi dengan kepercayaan mereka. Ada 3 perwara yang dibangun perlambang Trimurti yaitu Batara Brahma, Wisnu, Syiwa. di bagian dalam diletakkan lingga suci, perlambang kesuburan. Diletakkan juga arca Nandini, binatang suci sekaligus kendaraan Batara Syiwa.
Oleh para insinyur Sanjaya, bangunan ini dibuat bertingkat, sebanyak 11 tingkat dengan susunan batu-batu dibuat rapi di setiap tingkatannya. Kemudian pada pintu candi dibuatlah Kala Makara, berbentuk Raksasa dan Naga yang saling menyatu. Maka sempurnalah candi ini, candi di tempat tertinggi yang pernah dibuat oleh insinyur-insinyur Sanjaya.
foto lengkap bisa dilihat di : https://www.facebook.com/media/set/?set=a.1825779803194.2098107.1201231617&type=3
red : ini adalah Candi Ijo, konon ini candi yang letaknya paling tinggi di Yogya, tidak terlalu jauh dari Candi Ratu Boko.
saya tadi pagi nyasar kesini, ga sengaja cari jalur alternative dari prambanan ke kota, eh malah ada plang Candi Ijo, mampir sekalian aja dan alhamdulillah puas memandangi matahari yang perlahan meninggi.
wah..let get lost nya indah sekali mas anjar. 🙂
betul sekali, disini momen menanti mataharinya bagus dan panorama sekitarnya indah.. 🙂
iya, itu nyasar yang berkualitas. untungnya masih pagi, jadi suasananya enak banget.. pas dateng lagi ada renovasi candi.
itu renovasinya lama mas..
menurut penjaga candi sudah dimulai sejak 2008.
karena sebenarnya kompleks candi ijo itu lumayan luas.
deket ratu boko ya, bikin penasaran pengin nyari pas mudik
hihihi
betul sekali mas..
nanti pas jalan masuk ke Ratu Boko ada perempatan, Candi Ratu Boko ke kiri, Candi Banyunibo lurus dan Candi Ijo ke kanan.. 🙂
Baru tahu kalau Candi Ijo ini candi yang letaknya paling tinggi di Jogja. Bentuknya lebih sederhana dari candi-candi termasyhur lainnya..
betul mas..
candi ini letaknya paling tinggi di Jogja.
tapi mungkin bisa disaingi kalo candi yang baru dipugar di kompleks UII Kaliurang sudah selesai.