Perjalanan saya lanjutkan ke daerah utara, saya akui Gilli memang meninggalkan kesan mendalam. Santai, relax dan tenang, namun saya tak ingin berlama-lama berdiam disini, perjalanan harus berlanjut, menjelajahi relung-relung Lombok yang lain.

Jalanan semakin sepi saat sepeda motor menyusuri jalanan beraspal di pesisir utara Lombok. Dalam hati saya was-was karena sepinya jalan, takut terjadi apa-apa. Apalagi saya sendirian, beruntung bensin di tangki masih lumayan banyak jadi saya tidak terlalu khawatir, pasalnya sudah berjalan selama satu jam saya belum nemu pom bensin atau penjual bensin eceran.

Lengang sepanjang perjalanan, ditemani langit biru dan desir angin. Matahari sudah naik sepenggalah saat saya tiba di daerah bernama Kayangan. Sebuah daerah dengan bentangan hijau sepanjang mata memandang dan dari kejauhan tampak Rinjani kokoh berdiri.

Jalanan Lombok Utara
Jalanan Lombok Utara

Disini saya sempat berhenti sebentar, berhenti karena takjub. Rinjani ada di depan mata, cerah tidak tertutup kabut sedikitpun. Menikmati Rinjani adalah salah satu impian para pendaki gunung di negeri ini. Sementara saya cukup menikmati keindahannya dari jauh, mengagumi kegagahannya dengan ucapan lirih subhanallah.

Dengan latar Rinjani, padi mulai menguning. Mungkin sebentar lagi masa panen tiba. Kehidupan disini rasanya menentramkan, tenang dan damai. Tidak terusik masalah keduniawian seperti di kota besar.

Rinjani. Foto ini pernah dimuat oleh Majalah Panorama.

Setelah puas beristirahat, saya lajukan motor menyusuri jalanan beraspal yang sepi ini. Sayangnya jalan mulai rusak, bolong disana-sini. Saya harus bermanuver ke kanan dan ke kiri untuk menghindari lubang yang bertebaran bagaikan ranjau di perang vietnam.

Peluh semakin banyak mengucur karena matahari pun mulai tidak bersahabat. Terlampau sibuk berkendara saya sampai-sampai alpa menikmati suasana. Rupanya vegetasi sudah berganti dari persawahan ke padang rumput berbukit-bukit. Tampak beberapa ekor sapi merumput dengan bahagia. Sekejap saya lupa tentang panas yang membara, saya hanya bisa tergumam mengagumi keindahan Lombok. ah, Pasti Tuhan menciptakan Lombok dalam keadaan bahagia.

Long and WInding Road
Padang Rumput

Sampai disini Lombok sudah memberikan saya ekstase tentang bagaimana menikmati alam dalam kesendirian. Saya segera bergegas melanjutkan perjalanan. Nun di depan, Senaru sudah menanti saya.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here