Peta #jogjasidetrip

Long weekend kemarin saya berkesempatan melakukan trip singkat ke Jogja bersama kawan dari Banjarmasin, Rani. Kami memutuskan untuk mengeksplore sisi lain Jogja, mengunjungi tempat-tempat di Jogja yang tidak menjadi favorit untuk liburan. kemudian trip ini saya update di twitter dengan tagar #jogjasidetrip, sebenarnya tagar-tagar ini iseng semata, namun karena banyak tanggapan akhirnya saya teruskan. harapannya dengan tagar #jogjasidetrip akan ada alternatif pilihan untuk trip di Jogja selain tempat-tempat mainstream seperti Malioboro, Museum Ullen Sentalu, Kaliurang, Prambanan, Parangtritis dan sebagainya.

Bersama kawan semasa kuliah, Yoga yang asli Kotagede. Saya dan Rani diajak ke tempat-tempat menarik di seputar Kotagede sampai Imogiri. dan inilah hasil perjalanan singkat kami bertiga yang semoga bisa menjadi alternatif saat liburan di Jogja.

Kotagede

Kotagede adalah sebuah kecamatan di bagian selatan Kota Jogja. Dahulunya merupakan ibukota kerajaan Mataram yang didirikan oleh Panembahan Senopati. sebagai tempat yang dulunya sebagai ibukota, Kotagede menjadi heritage city yang memiliki banyak sekali peninggalan masa lalu. Di masa sekarang, selain sebagai kota tua, Kotagede tersohor sebagai pusat kerajinan perak.

Point of Interest

Ada beberapa tempat menarik di Kotagede yang sangat menarik untuk dikunjungi, dan mode yang tepat untuk menjelajahi Kotagede adalah dengan berjalan kaki masuk ke gang-gang di kawasan Kotagede. karena di dalam gang-gang tersebut terdapat warisan masa lalu berupa joglo-joglo tua nan megah. Selain itu juga bisa menyusuri pusat kerajinan perak, melihat workshop dan bisa melihat proses pembuatan kerajinan tersebut.

Dulu Kotagede adalah tempat tinggal favorit para bangsawan dan borjuis di Jogja. Rumah-rumahnya megah dan mirip istana. Salah satu yang termegah sekarang menjadi toko Ansor Silver. konon saat dipugar masih ditemui perabotan yang terbuat dari emas murni. Selain itu disalah satu rumah pernah ditemukan hiasan berupa uang logam berjumlah ribuan yang ditanam di lantai sebagai hiasan. Sungguh tidak akan menyesal apabila berjalan-jalan menyusuri kompleks rumah-rumah tua nan megah ini.

Kompleks Makam Panembahan Senopati

Pintu Gerbang Masjid

Kompleks ini adalah pertanda sejarah kerajaan Mataram Islam dimulai. disinilah Ki Gede Pemanahan membabat alas yang dihadiahkan Sultan Pajang dan mendirikan desa. Kemudian dibawah pimpinan Panembahan Senapati desa ini semakin berkembang. Kemudian seiring suksesi kepemimpinan dari Pajang ke Mataram, maka Kotagede dijadikan ibukota Kerajaan Mataram Islam dan dipimpin oleh Panembahan Senapati sebagai rajanya.

peninggalannya masih tersebar di sudut-sudut Kotagede, berupa benteng Kotagede lama dan bekas keraton. Ada juga masjid Kotagede yang umurnya sudah ratusan tahun. tidak jauh dari masjid bisa ditemui kompleks makam Panembahan Senapati.

Di dalam kompleks makam Panembahan Senapati ini ada beberapa aturan yang harus diikuti, diantaranya tidak boleh memotret dan para pengunjung diwajibkan menggunakan pakaian adat jawa lengkap, baik laki-laki maupun perempuan. Dan sebelum masuk makam diharuskan menyucikan dulu di Sendang Seliran.

Larangan Memotret

Kompleks makam ini dijaga oleh 2 grup abdi dalem. yang satu abdi dalem dari Keraton Ngayogyakarta, sementara satu lagi abdi dalem dari Keraton Surakarta. hal ini mengingat di makam inilah leluhur pendiri Mataram Islam, cikal bakal 2 keraton besar di tanah jawa tersebut. Tokoh yang dimakamkan disini antara lain Panembahan Senapati, Hamengkubuwono II, Paku Alam I-IV.

Karena perubahan struktur Keraton Mataram Islam yang mana di Jogja terpecah menjadi 2 yaitu Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman maka makam raja-raja pun tidak lagi berlokasi di sini namun di Imogiri untuk keraton Ngayogyakarta dan Girigondo untuk keturunan raja-raja Pakualaman.

Sendang Seliran
Sendang Seliran

Sendang ini adalah peninggalan pemandian era Mataram Islam. disinilah sebelum masuk ke makam Panembahan Senapati para pengunjung wajib membersihkan diri. Sendang / kolam ini dipisahkan menjadi 2, untuk lelaki dan perempuan. di sendang tersebut terdapat ikan lele dan bermacam ikan lainnya, konon katanya jika melihat ikan lele besar dengan kepala dan tulang belulang saja maka dipercaya akan mendapat berkah.

Kuliner

Cokelat Monggo

Toko dan Pabrik Cokelat Monggo

Lokasinya tidak terlalu jauh dari kompleks makam Panembahan Senapati. Cokelat ini telah menjadi trademark Cokelat khas Jogja. berawal dari seorang Belgia yang datang ke Indonesia dan merasakan bahwa cokelat Indonesia tidak ada yang berkualitas tinggi seperti di negaranya, maka beliau membuat Cokelat berkualitas tinggi dengan kakao asli Indonesia.

Sejak 2005 hingga sekarang ini, Cokelat Monggo sudah menjadi brand yang terkenal dan menjadi buah tangan khas Jogja. Di Kotagede pengunjung bisa berbelanja berbagai macam jenis Cokelat produksi Cokelat Monggo dan jika beruntung bisa masuk ke pabriknya untuk melihat proses produksi cokelatnya.

Warung Ys Sido Semi

Papan Nama Warung Sido Semi.

mungkin agak menggelitik telinga karena namanya yang unik Warung Ys Sido Semi. Ys disini adalah ejaan lama dari Es, ini adalah salah satu warung legendaris di Kotagede yang sudah ada sejak tahun 1957. Interior dan eksteriornya masih sama seperti saat buka dengan toples-toples kaca yang besar. Bahkan papan menunya pun masih asli dengan petunjuk harga menunjukkan harga masih 2, 5 rupiah.

warung ini terkenal dengan es kacang ijonya, namun incaran saya disini adalah Sarsaparilla atau oleh penduduk lokal disebut Saparilla. minuman bersoda ini jaman dulu sempat menjadi minuman gaulnya orang Jogja. minuman ini adalah versi lokal dari rootbeer, namun di lidah saya memiliki citarasa yang khas daripada rootbeer.

Daftar harga
Ay Hwa Sarsaparilla
Tutup Botol Yang Khas.

Pabriknya sendiri ada di Dagen, Malioboro. dan sekarang minuman Sarsaparilla dengan merk Ay Hwa ini hanya dijual di warung-warung tertentu termasuk di Sido Semi ini dan kepada pelanggan setia. Apa sih yang menjadi keunikan Sarsaparilla ini selain rasanya? yang unik selain rasa adalah tutup botolnya, tutup botolnya terbuat dari keramik dan dilengkapi tuas besi untuk membukanya.

Mahal? tidak. total yang kami bayar di Sido Semi untuk 2 mangkok bakso dan 3 botol Sarsaparilla hanya 24.o00 rupiah.

Kipo

Papan Nama Warung Kipo.

Kipo adalah kue yang terbuat dari ketan berwarna hijau. Ukurannya kecil, seukuran ujung jari. Penganan ini khas Kotagede, karena rasanya yang enak dan legit penganan ini disukai segala kalangan. Dari masyarakat biasa sampai bangsawan Keraton.

Yoga yang mengantarkan saya dan Rani ke kios yang menjual Kipo, lokasinya di sekitar Pasar Kotagede. Kami sempat melarik beberapa kios, tapi stok kipo rupanya sudah habis. Beruntung di Kios Ibu Muji masih terdapat beberapa Kipo, akhirnya kami membeli beberapa buah.

Kipo disajikan dengan alas daun pisang yang dipotong kecil-kecil. dalam satu set ini berisi 5 buah kipo dan dihargai 1.000 saja! murah meriah dan uenak! dijamin tidak akan berhenti karena kelezatannya. Jadi penganan ini wajib coba jika suatu saat mengunjungi Kotagede.

Kipo. courtesy of The Travelist.

Sate Sapi Pak Cipto

Yoga kawan saya ini dari dulu selalu cerita bahwa keluarganya memiliki warung sate di Kotagede. Namanya Sate Sapi Pak Cipto. rupanya tak sekedar warung sate, warung sate sapi ini legendaris di Kotagede. Yoga sendiri adalah generasi ketiga dari keluarganya yang membuat Sate Sapi ini.

Generasi pertama adalah Mbah Karyo Semito yang menjual sate sapinya dengan berkeliling menggunakan pikulan keliling Jogja. Kemudian diteruskan oleh anaknya Pak Cipto dan Pak Prapto. keduanya meneruskan penjualan Sate Sapi ini di Kotagede tidak dengan menjajakannya berkeliling. Pak Prapto membuka warungnya di Lapangan Karang, Kotagede dan sering disebut Sate Karang. Sementara Pak Cipto membuka warung Sate Sapinya di depan kantor BPD Kotagede. Sate Sapi Pak Cipto ini sangat legendaris dan menjadi favorit seniman kenamaan Jogja, Butet Kartaredjasa.

Sate sapinya empuk, dengan bumbu yang merasuk sampai ke dagingnya, bumbu satenya manis, pas. selain itu ada sayur tempe dan lontong untuk melengkapi sate sapinya.  saya sempat ragu karena makan sate sapi dengan lontong sayur, namun rupanya rasanya berpadu menjadi kelezatan tersendiri. saya dan rani pun menandaskan satu porsi sate tanpa sisa, harganya? satu porsi sate sapi seharga 20.000 rupiah, namun nilai kelezatannya? priceless!!

Sate Sapi Pak Cipto bersama Yoga dan Rani.

Imogiri

Dari Kotagede kami bertiga menuju ke selatan, Imogiri tepatnya. dari Kotagede bisa ditempuh dalam waktu 30 menit, letaknya segaris, bisa dilihat di Peta. dari Kotagede arahnya menuju Terminal Giwangan, kemudian menyeberangi ringroad selatan kemudian lurus dan sampailah di Imogiri. Arti dari Imogiri adalah “gunung yang berkabut”. letak Imogiri memang berada di pegunungan selatan, terletak di kawasan yang berbatasan langsung dengan Gunung Kidul.

Point Of Interest

Tempat yang paling terkenal di Imogiri adalah Makam Raja-raja Mataram Imogiri. disinilah raja-raja Mataram dikuburkan dan menjadi tempat ziarah bagi masyarakat Jawa. namun di sekitar Imogiri pun terdapat beberapa tempat menarik yang bisa dijadikan referensi wisata.

Kebun Buah Mangunan

View Dari Kebun Buah

Letaknya sebenarnya tidak terletak di Imogiri, namun di Dlingo kecamatan yang sebelah menyebelah dengan Imogiri. Dlingo sendiri adalah kecamatan di perbatasan Bantul dan Gunungkidul. Untuk menuju Kebun Buah Mangunan cukup mudah karena sebelum sampai di makam raja-raja Imogiri ada perempatan. Nah, di perempatan tersebut nanti belok kanan.

Untuk menuju Kebun Buah, jalanannya menanjak terus dengan pemandangan pinus di sisi kiri dan kanan jalan. sepanjang jalan menawarkan panorama apik dari ketinggian. Kebun Buah Mangunan sendiri adalah objek wisata baru yang belum terlalu dikenal dan belum tergarap maksimal.

Tiketnya hanya 5.000 sudah termasuk parkir. Di dalamnya terdapat areal outbond, penangkaran rusa, danau buatan dan camping ground. Tempat ini cocok untuk berkontemplasi karena sepi dan tenang. Pemandangan yang indah seperti foto di atas ada di puncak Kebun Buah. Untuk mencapainya bisa dengan trekking sampai ke atas, tapi jika merasa tidak mampu kendaraan pun bisa dibawa sampai ke atas. ada tempat parkir yang lumayan luas di atas.

Dari puncak kita bisa melihat pemandangan indah sejauh mata memandang. Karst Gunung Sewu yang kukuh terpancang. Termasuk panorama Sungai Oyo yang serupa pemandangan di Amazon. Serta tebing-tebing di pinggir sungai. Bila dilihat seksama ada jembatan gantung di bagian bawah, jembatan ini sempat menjadi tempat syuting bagi film 3 Doa 3 Cinta.

Kekurangan tempat ini hanya satu, masih kurang terawat karena masih baru.

Narsis sikitlah!

Saya, Yoga dan Rani. Courtesy of Sulis Gigih Prayoga.

Kuliner

Wedang Uwuh

Wedang Uwuh.

Wedang ini khas dari Imogiri, disebut Wedang Uwuh karena wedang ini campuran-campuran rempah yang mirip uwuh/sampah. minuman ini pas untuk menghangatkan badan. Campuran dari Jahe, Kayu Secang, Kayu Manis, Cengkeh, Daun Pala, Pala, Kapulaga, Daun Sereh dan Gula Batu.

Di Imogiri banyak sekali warung wedang uwuh, karena memang khas daerah ini. Kami  memilih Wedang Uwuh Bu Yani yang lokasinya sebelum Makam Raja-raja Mataram. Harga segelasnya 3.000 rupiah, rasanya manis panas dan rempahnya merasuk panas di tenggorokan.

Jika ingin dibawa pulang, warung wedang uwuh ini juga menyediakan kemasan bungkus siap saji yang bisa dibawa pulang, harga per piecesnya 1.700 rupiah.

Kemasan Siap Saji.

Alternatif

Ada beberapa alternatif jika ingin melakukan #jogjasidetrip seperti saya, karena keterbatasan waktu saya hanya mengunjungi tempat yang saya tuliskan di atas.

Beberapa tempat alternatif di jalur Kotagede – Imogiri adalah :

1. Monumen Ngoto : Monumen Perjuangan TNI AU yang dikenal sebagai Monumen Ngoto karena berlokasi di Ngoto. merupakan memoriam tempat jatuhnya pesawat Dakota yang ditembak jatuh oleh Sekutu saat Agresi Militer II yang membuat prajurit TNI AU Agustinus Adisucipto, Abdulrachman Saleh, Adi Sumarno Wiryokusumo gugur di medan laga.

2. Sate Klathak : Sate ini termasuk terkenal di Jogja, lokasinya di Pasar Jejeran. Sate Klathak adalah sate kambing yang ditusuk dengan jeruji sepeda. Bumbunya hanya diberi garam. Sate Klathak yang paling terkenal lokasinya ada di dalam pasar Jejeran dan warung sate ini biasanya buka di malam hari.

3. Makam Raja-raja Mataram Imogiri : Makam yang dibangun oleh Sultan Agung sebagai makam untuk raja-raja Mataram. dibangun di sebuah bukit di Imogiri yang masih termasuk dalam jajaran Karst Gunung Sewu. untuk masuk ke tempat ini ada beberapa aturan yang harus ditaati seperti harus memakai pakaian jawa.

Sementara itu alternatif lain di sekitar jalur yang bisa dicapai adalah :

Gua Cerme, Pathuk termasuk bukit bintang dan gunung api purba Nglanggeran (karena dari Mangunan bisa tembus ke Pathuk), Kasongan, dan beberapa tempat lain di sekitar Bantul dan selatan Jogja.

Demikian rangkuman tentang trip singkat saya, Rani dan Yoga saat long weekend kemarin. Semoga bisa menjadi alternatif jika suatu saat mengunjungi Jogjakarta.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

16 KOMENTAR

  1. Waw….Ternyata Banyak Spot Kuliner yang Seru tuh buat di sambangin..

    Selama ini nyang bikin saya Amaze cuma Wisata Kota dan Pantainya di seputaran Gunung Kidul…

    thx Mas For Sharing..

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here