Ratusan tahun yang lalu para bhiksu dari arah timur yang akan berziarah ke Borobudur akan berhenti di sebuah tempat peristirahatan dimana terdapat mata  air yang bening. Disana para bhiksu akan membasuh muka, meminum sedikit air, beristirahat sejenak sebelum kemudian akan melanjutkan perjalanan menuju candi suci Borobudur.

Lalu sekian ratus tahun berlalu dan datanglah seorang Belanda bernama Franciscus Georgius Josephus Van Lith ke tempat ini. Telaga yang dianggapnya cocok untuk melakukan ritus suci pembaptisan bagi umat Katolik. Selanjutnya Romo Van Lith melakukan misi penyebaran agama Katolik di Pegunungan Menoreh ini dan kemudian pada tahun 1904 beliau membaptis 171 orang menjadi umat Katolik, dan bisa dikatakan mereka adalah umat-umat Katolik pertama di Jawa.

Selanjutnya telaga yang dikenal dengan nama Sendangsono menjadi tempat suci bagi umat Katolik di Jawa, bahkan Indonesia. Sendangsono tidak sekadar menjadi tempat pembaptisan pertama umat Katolik, lebih dari itu Sendangsono adalah tonggak penyebaran Agama Katolik di Indonesia.

Petunjuk Jalan
Bagian Dalam Sendangsono

Tempat ini menjadi Lourdes-nya Indonesia, dimana umat Katolik senantiasa berbondong-bondong berziarah disini. Di Sendangsono juga terdapat Gua Maria seperti di Lourdes, bahkan dulu umat Katolik Indonesia membawa batu di tempat munculnya Bunda Maria di Lourdes untuk ditanam sebagai reliqui disini. Patung Bunda Maria yang ada disini pun merupakan hadiah dari Ratu Spanyol yang diangkat dari bawah beramai-ramai oleh umat Katolik di Kalibawang.

Suasana yang teduh sangat membangun imaji spiritualitas disini. Lantunan kidung doa para umat yang berziarah menambah syahdu suasana. Kedamaian, itulah perasaan yang saya rasakan selama berada disini beberapa saat.

Sebagai tempat ziarah umat Katolik, selain terdapat Gua Maria juga terdapat jalur Jalan Salib/Via Dolorosa yang merupakan simbolisasi saat-saat terakhir Yesus Kristus menuju penyaliban. Terdapat 14 stasi/pemberhentian Jalan Salib, setiap Stasi terdapat altar yang terukir relief berupa penggambaran Yesus Kristus saat menjalani Jalan Salib.

Altar Jalan Salib
Altar Jalan Salib

Kemudian selain Gua Maria dan tempat pengambilan Air Suci, juga terdapat Makam Barnabas Sarikromo dan Umat Katolik pertama di Jawa. Barnabas Sarikromo adalah Katekis/Guru Agama Katolik pertama di Jawa, bahkan di Indonesia karena dimasa itu belum ada seorang pribumi yang berhasil menjadi Katekis seperti Barnabas Sarikromo, bahu membahu dengan Romo Van Lith, Barnabas Sarikromo menyebarkan Agama Katolik di kawasan Pegunungan Menoreh. Untuk jasa Barnabas Sarikromo, Vatikan melalui Paus Pius XI menganugerahkan medali ‘Pro Ecciesia et Pontifice’ untuk Barnabas Sarikromo.

Pintu Makam
Makam Barnabas Sarikromo

Sesungguhnya suasana tempat suci ini benar-benar mendamaikan, Saya turut menyaksikan ritual ziarah Umat Katolik yang melantunkan kidung doa dengan lirih dan tulus. Sungguh saya merasa damai berada di tempat ini, walau saya bukan Umat Katolik tapi saya diterima dengan baik di tempat ini dan diizinkan mengikuti prosesi ritual yang saat itu sedang dilaksanakan.

Apabila ingin menuju kesana, jalurnya tidak terlalu sulit. Tempat ini sudah sangat terkenal di sekitar Magelang dan Jogja. Bisa ditempuh  dari Muntilan ataupun dari Wates/Kulonprogo di bagian selatan di jajaran Pegunungan Menoreh. Jika ingin mendapatkan suasana lain dari sebuah perjalanan, silahkan datang ke tempat ini.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

2 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here