sebenarnya blog ini berfungsi untuk membagi kisah-kisah perjalanan saya, namun untuk postingan kali ini sedikit dialihfungsikan, tidak membahas perjalanan tapi membahas kisah semasa kuliah. Namun bisa saja anggaplah kisah itu kisah perjalanan hidup saya, toh masih masuk dalam ruang bernama “perjalanan”.

ini semua karena ketertarikan saya dengan #seloso – nya Jaki , yang mengundang penulis-penulis kenamaan macam Dhani , Nuran dan Awe yang turut menyumbang tulisan selo-nya. Term selo yang oleh beberapa orang diwolak-walik menjadi woles disini menurut saya berarti santai, tenang, memiliki waktu untuk berpikir namun tetap serius dan memiliki tujuan-tujuan tertentu. Ada sedikit disclaimer disini bahwa tingkat ke-selo-nan mahasiswa kedinasan sangat berbeda dengan universitas-universitas biasa non – kedinasan. Jadi akan saya paparkan beberapa ke-selo-nan saya selama kuliah di STAN. Monggo disimak jika berkenan :

5. Menjadi Ketua Himpunan

ini saya akui menjadi aktivitas paling selo saya selama kuliah, tidak pernah terbayangkan saya menjadi ketua himpunan jurusan. lha wong kuliah mikir biar tidak DO saja sudah mumet, ini malah menjadi ketua himpunan. semua itu berawal dari monotonnya kehidupan perpolitikan di STAN yang didominasi gerombolan dari masjid.

saat angkatan kakak kelas saya, semua ketua himpunan yang berjumlah 6 jurusan berasal dari golongan masjid, berjenggot, rapi, bercelana di atas mata kaki, rajin tausiyah di masjid kampus dan memiliki cap sholat di jidat. uhh, betapa monotonnya, acara di kampus hanya diisi seminar, seminar dan seminar. Akhirnya dengan tekad bulat saya mencalonkan diri jadi ketua himpunan, wakilnya teman sekelas saya yang sama bocornya dengan saya.

pada saat ditanyakan program, saya mengajukan program yang berisi acara hura-hura : Lomba PS, Piknik Angkatan, Prom Nite, Lomba Film dan aktivitas non seminar. Pada saat debat saya ditentang dengan berbagai argumen, bahkan ada utusan dari Masjid yang meminta saya mundur karena keberadaan saya dianggap terlalu liberal. Tapi toh tekad sudah bulat dan akhirnya saya terpilih menjadi ketua himpunan. Dan segera setelah menjadi ketua himpunan, tindakan pertama saya adalah memutus hubungan dengan BEM dan meminta uang bagian jurusan saya, kemudian beroposisi dengan BEM. Selo.

4. Vandalisme Pemira

Ini ke-selo-an saya berikutnya saat ada Pemira, Pemira itu semacam pemilihan untuk menjadi ketua BEM STAN. Lagi-lagi calonnya utusan masjid. Sudah ketua jurusan dari masjid, ini ketua BEM calonnya semua dari masjid. Lama-lama kampus STAN bisa jadi IAIN.

kemudian saya dan karib saya di STAN yang memiliki kejengkelan serupa akhirnya melakukan vandalisme di poster-poster Pemira. Malam-malam jam 12 malam dengan senjata spidol marker, kami segerombolan mencorat-coret poster-poster Pemira. Melukis foto-foto wakil yang besar menjadi serupa muka bajak laut dan beberapa kawan mencopoti poster-poster Pemira yang slogannya mirip ajakan pengajian. Selo.

3.  Rapat di BEM

Selama menjadi ketua himpunan, saya tidak pernah ikut rapat di BEM. Mengingat posisi saya sebagai oposisi. Berbagai undangan saya tolak. Kecuali saat membahas Panitia Wisuda. Panitia Wisuda saat itu saya anggap kepanitiaan besar yang bebas dari antek-antek orang Masjid. Jadi saya meluangkan waktu untuk mengikutinya.

Di saat memasuki ruang BEM sudah hadir ketua himpunan yang semuanya berkemeja dan bercelana di atas mata kaki, mbak-mbaknya memakai hijab lebar sekali. Sementara saya cuma berkaos dan bercelana pendek. Selo.

2. Mengintimidasi UKM

Kisah ini berawal dari rebutan ruangan untuk sebuah acara. Kami sudah memesan ruangan sejak beberapa bulan yang lalu, tapi tiba-tiba diserobot oleh sebuah UKM. Bahkan ketua UKM yang bersangkutan sampai mengirim SMS menantang untuk ketemuan, kira-kira bunyinya begini “besok ketemu di XXX, bawa semua teman-temanmu”.

Wah, saya langsung panas, berani-beraninya batin saya. Akhirnya saya sms ke semua ketua kelas agar mengumpulkan mahasiswa-mahasiswa di sekitar tempat perjanjian sebelum kuliah dimulai. Saat mahasiswa-mahasiswa sudah berkumpul di sekitar tempat perjanjian, kira-kira ada 100 an orang, lalu orang dari UKM tersebut datang, saya mendahului percakapan. Saya bilang begini “mas, saya sudah bawa semua teman saya, mas bisa lihat, mas mau ribut disini atau mas memilih mengalah dan menyerahkan ruangan itu untuk acara kami?”

Mas-mas UKM langsung mengalah tanpa bicara apapun, saya mendapatkan ruangan dan mahasiswa-mahasiswa yang datang itu sebenarnya tidak tahu kenapa diminta berkumpul. Selo.

1. Jarang Belajar

Saya akui saya beruntung masuk di jurusan yang 100 % dosennya dosen bonus. Jadwalnya fleksibel karena dosennya selalu ada tugas keluar dan hampir semua dosen memberi nilai minimal B. Saya sendiri sibuk dengan urusan himpunan, rapat-rapat dan urusan tidak penting lainnya. Jadi waktu belajar saya terreduksi banyak sekali.

Tapi, itulah kenapa Tuhan Maha Adil. disaat saya sibuk dengan kegiatan tidak penting, Tuhan menaruh saya di jurusan yang santai. Selalu ada kisi-kisi sebelum ujian yang 80% soal-soalnya keluar. Jadi disaat anak akuntansi dan pajak belajar dengan buku yang tebal-tebal, saya mahasiswa penilai hanya belajar dengan kertas tidak sampai sepuluh lembar dan tidak perlu begadang saat ujian. Hal itu cukup membuat mahasiswa jurusan lain iri setengah mati.

Alhamdulillah karena mendapat jurusan yang cukup longgar saya bisa membanggakan ibu saya dengan lulus cum laude.

Nah, itu sebagian kisah selo saya selama kuliah di kampus kedinasan. Mungkin tidak se-selo yang lain, tapi ya setidaknya ini selo versi mahasiswa kedinasan.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

26 KOMENTAR

  1. antek-antek???
    kau menulisnya lagi chand… *memori sekitar tahun 2004/2005 ^^

    tapi antek-antek masjid??
    kurang cocok ah menurut saya kata-kata itu…

  2. “Jadi disaat anak akuntansi dan pajak belajar dengan buku yang tebal-tebal, saya mahasiswa penilai hanya belajar dengan kertas tidak sampai sepuluh lembar dan tidak perlu begadang saat ujian.”

    huahahahhaaa…jd inget gimana jungkir balik bergadang hanya demi ip 3 koma alhamdulillah

  3. Huahahahahahaha! Asli Kocak *jitak*
    Kacau lo mas..gue baru ngeh dulu lo koplak juga…wkwkwkkwkwkw!

    STAN ya, dulu sempet kepikiran selintas masuk situ..Tapi bagus deh gak Jadi 😀 hehe

  4. asyeemmm, sabtu sore yang membosankan ditutup dengan apik.
    ngakak aku moco caramu mengintimidasi. btw, asline kan dirimu ora mengintimidasi, masalahe di ketua UKM yang nantangin.

    uripmu ki cen selo tenan, chan. emang ono yo cah STAN sing seselo dirimu?

    #kasian ya jadi temen sejurusanmu saat itu. Bingung banget mesthi.

    *ngakak meneh ah (wakakakakakkaka)

    • haha..
      matursuwun sudah mampir..
      lha, aku juga bingung..soalnya aku memang beginilah, santai ndak bisa serius.
      wong kuliahnya udah serius, masa hidupnya juga ikut serius..bisa gilak..haha… 🙂

  5. woogh ini pasti anteknya mastein #eh … biyuh kuliah di STAN ternyata nyari #selo aja susah ya, saya dong tiap hari selo dulu waktu kuliah sampe-sampe ibu saya ga selo mikirin saya kok ga kelar2 bhihihi 😛

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here