Salah satu yang mengasyikkan selama bekerja di Garut adalah kondisi alamnya yang luar biasa indah, mulai dari gunung hingga laut. semua tersaji komplit. Garut memang memiliki areal yang sangat luas, dimana untuk menempuh dari ujung ke ujung bisa membutuhkan waktu sampai 5 jam perjalanan. Salah satu kabupaten terluas di Jawa Barat.

Setelah tahun lalu saya berkesempatan menyusuri sepanjang pesisir selatan Garut dalam rangka dinas, maka beberapa waktu lalu saya beruntung bisa mendapat dinas ke lereng Gunung Cikuray, tepatnya ke PTPN Dayeuhmanggung. Tempat dimana teh berkualitas dari Garut dihasilkan.

Memang di jaman kolonial Garut dijadikan salah satu daerah perkebunan. Saking pentingnya daerah perkebunan di Garut, pemerintah Kolonial membangun jalur kereta api Bandung – Garut – Cikajang untuk mempercepat distribusi hasil perkebunan. Dari perkebunan-perkebunan di Garut, teh-teh berkualitas nomor satu melanglang buana melintasi benua.

Untuk menuju PTPN Dayeuhmanggung tidak terlalu sulit, lokasi kebunnya sekitar 25 kilometer dari kota Garut menuju arah Tasikmalaya. Setelah melewati Cilawu disebelah kanan akan ada papan nama menuju PTPN. Untuk masuk dari jalan raya hingga kawasan perkebunan butuh waktu 30 menit dengan kondisi jalan setengah tanah – setengah aspal, hancur.
Jalur ini lumayan rame karena di bagian dalam perkebunan terdapat perkampungan penduduk sehingga ada angkot yang masuk ke area perkebunan, sekaligus perkebunan ini menjadi tempat memulai pendakian ke Gunung Cikuray.

Sebagai salah satu afdeling yang besar, PTPN Dayeuhmanggung yang merupakan hasil nasionalisasi perkebunan Belanda pasca kemerdekaan Indonesia memiliki fasilitas yang komplit. Mulai dari perkebunan yang luasnya berhektar-hektar, gudang, pabrik pengolahan teh, kantor, mess karyawan dan administratur, lapangan olahraga, masjid dan banyak lagi fasilitas lainnya.

Untuk masuk ke kawasan PTPN Dayeuhmanggung tidak memerlukan biaya, hanya izin dari petugas keamanan. Di dalam banyak aktivitas yang bisa dilakukan, seperti menikmati pemandangan, tea walk atau sekadar nongkrong di satu-satunya kafe  yang ada di dalam kompleks perkebunan.

Yang menakjubkan adalah kondisi bangunannya masih lumayan terawat rapi, walaupun masih dengan kesan kuno yang kental, seperti bekas bangunan kolonial pada umumnya. Sangat menarik untuk mengikuti proses pengolahan teh dari pemetikan hingga pengolahan. Pemetikan yang masih manual dilakukan oleh para pemetik yang rata-rata ibu ibu paruh baya hingga proses pengolahan di pabrik yang sudah terstandarisasi.

Jika suatu saat ke Garut, saya sarankan agar mampir sebentar ke PTPN Dayeuhmanggung. Disini selain bisa menikmati pemandangan perkebunan teh yang indah, pengunjung juga bisa menjadi saksi bagaimana proses pengolahan teh-teh berkualitas dunia.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

4 KOMENTAR

  1. Perkebunan teh di Garut memang ekslusif. Berhektar-hektar luas perkebunannya membuat Garut jadi tempat yang nyaman, di beberapa tempat.

    Daerah Cikajang sampai ke arah Pameungpeuk, hampir di sepanjang jalan, diisi dengan pemandangan perkebunan. 🙂

    Kalau ada kesempatan, sepertinya menarik mas berwisata (dengan sengaja) ke Santolo atau pantai lain di Garut. 😀

    • saya sudah pernah guh ke perkebunan di Cikajang sampai Bungbulang.
      yang jelas pemandangannya luar biasa indah. 🙂
      tapi akses jalannya luar biasa caur. 🙂

      • Iya sih Mas. Hehe.

        Rencana sih sebelum lebaran sekarang mau ke Pameungpeuk, ke rumah keluarga, berlebaran di sana. Santolo atau Sayangheulang udah cukup sering didatangi.

        Cuma kalo ke Ranca Buaya masih belum sempat Mas. Pernah dulu PKL di dekat bungbulang, cuman belum sempat main ke RB-nya. Jauh banget dari Garut kota. :3

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here