“Tidak ada cinta yang lebih tulus daripada mencintai makanan”

George Bernard Shaw begitu jujur mengungkapkan kata-kata tentang makanan ini. Sastrawan Irlandia ini memang menggambarkan dengan gamblang kecintaan manusia terhadap makanan. Nyaris tidak ada yang mampu menolak makanan, kecuali seseorang yang berdiet ketat dan haqqul yaqin tak ada yang tidak membutuhkan makanan di dunia ini.

Memang makanan ini begitu kompleks untuk dijelaskan, sampai-sampai muncul ilmu khusus bernama Gastronomi untuk mengulik segala hal tentang makanan, makan dan memakan. yah, sebagai salah satu kebutuhan paling dasar, makanan memang harus dipelajari secara khusus.

Tidak ada yang bisa menjelaskan kecintaan seseorang terhadap makanan, pun dengan diri saya sendiri. Saya hanya mengenal 2 jenis makanan, enak dan enak sekali sehingga saya sadar diri jika postur tubuh saya ini memiliki “kelebihan” dibandingkan yang lain. Tapi saya bukan tipe orang yang cinta mati terhadap satu makanan, saya bisa mencintai banyak makanan, berkat cinta yang bercabang itu saya berkesempatan mencoba makanan-makanan lezat dari berbagai daerah.

Seperti saat ke Bintan beberapa waktu lalu, saya dihadapkan pada sebuah makanan bernama Gonggong. Serombongan saya, Titiw, Iant, Dimas, Fachri, Rangga dan Lia menuju Melayu Square yang merupakan pusat keramaian di Tanjungpinang saat sore hari.

Dimas bilang Gonggong adalah makanan khas Bintan dan hanya ada di Bintan, saya pun penasaran model makanan seperti apakah Gonggong itu? Dimas menceritakan, Gonggong adalah makanan khas Bintan, hanya ada di Bintan dan ini seperti makanan wajib. Saking populernya Gonggong di Bintan, di salah satu sudut Tanjungpinang terdapat monumen Gonggong.

Rasa penasaran saya terjawab setelah sepiring Gonggong terhidang. Gonggong rupanya adalah siput laut, siput laut yang hanya ada di perairan Bintan dan tidak ditemui di perairan lainnya di Kepulauan Riau. Yang terhidang di meja adalah Siput rebus berbumbu garam dengan cocolan sambal, tampilannya sederhana.

Tapi kesederhanaan ini membawa kemewahan, Gonggong yang terhidang dengan biasa saja ternyata memiliki rasa yang luar biasa. Saya ketagihan, dengan bumbu yang sederhana rasa daging putih yang harus dicongkel dari kulit Gonggong dengan tusuk gigi bisa keluar dengan sempurna. Ditambah dengan cocolan sambal yang rasanya unik, membuat saya hampir kalap saking enaknya.

Rupanya saya harus menahan diri, aware dengan potensi yang disimpan oleh Gonggong yang seperti bom waktu. Kandungan kolesterol dalam Gonggong ini tinggi dan bisa membuat seseorang kliyengan. Tapi dasar saya, jika bertemu makanan lezat kadang suka abai dengan kandungannya. Saya tetap menyantap Gonggong sampai terakhir.

Memang begitulah tipikal makanan enak, kolesterolnya tinggi. Coba sebut makanan yang enak, makanan yang benar-benar bikin ketagihan, makanan yang benar-benar bikin jatuh cinta pasti memiliki kandungan kolesterol tinggi, seperti Durian, Tongseng Kambing, Sate Kambing, dan termasuk Gonggong ini.

Walhasil, di akhir saya pusing, kliyengan, mungkin sudah seharusnya saya cek kolesterol. Tapi jangan takut, cobalah makanan unik ini, cobalah Gonggong khas Bintan!

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

6 KOMENTAR

  1. Aku juga senang mencoba makanan baru ^^ sepertinya siput laut itu enak ._. Aku cuma perna cobain siput sawah (bekicot) yang direbus terus dimakan ma sambel terasi dan nasi putih hangat ^^ *ileran*

  2. Aku juga senang mencoba makanan baru ^^ sepertinya siput laut itu enak ._. Aku cuma perna cobain siput sawah (bekicot) yang direbus terus dimakan ma sambel terasi dan nasi putih hangat ^^ *ileran*

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here