menggambar manusia purba

Jas Merah! itulah jargon yang juga merupakan judul pidato Bung Karno di tahun 1966 lalu, Jas Merah adalah Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah. jargon yang begitu bermakna agar bangsa Indonesia tidak melupakan sejarah bangsanya dan senantiasa mengingat perjuangan para pendiri bangsa. Namun tampaknya sekarang ini minat terhadap kesejarahan bangsa mulai berkurang, tidak sedikit yang menganggap sejarah itu sulit, susah dan tidak penting. Namun sebenarnya dengan belajar sejarah, kita bisa mempelajari asal – usul kita, mempelajari langkah-langkah kita di masa lalu untuk kemudian mengevaluasi untuk masa depan yang lebih baik.

Adalah Romdhona / @shiromdhona adik kelas saya semasa SMA yang mencolek saya di twitter sekitar sebulanan yang lalu untuk mengajar sejarah bagi anak-anak Mafia Kubis di Magelang. Mafia Kubis, adalah semacam sekolah alam bagi anak-anak di Krisik, Pakis, Kabupaten Magelang. Setiap minggu relawan-relawan berdatangan untuk mengajar berbagai macam materi yang bermanfaat untuk anak-anak.

Mafia Kubis adalah sarana berbagi ilmu pengetahuan bagi anak-anak dan memberikan sudut pandang lain tentang pendidikan anak-anak, tagline Mafia Kubis adalah “setiap orang adalah guru, dan setiap tempat adalah sekolah”, jadilah Mafia Kubis tidak hanya sekedar sekolah akademis, tetapi adalah sekolah kehidupan dengan berbagai macam ilmu bagi anak-anak disana.

Tempat pertemuan Mafia Kubis setiap minggunya adalah sebuah desa di lereng Merbabu, perbatasan antara Pakis dan Grabag. Anak-anak disana tampaknya hidup menyatu dengan alam, dengan sawah hijau yang membentang luas, udara yang belum tercemar polusi dan sedikit sekali sentuhan materialisme dan modernitas. Jadilah mereka anak-anak yang kritis dan cerdas serta memiliki rasa ingin tahu yang besar.

Saya sempat bingung akan seperti apa dalam memberikan materi tentang sejarah tersebut, karena mereka masih anak-anak, tidak mungkin saya memberikan materi sejarah yang njlimet dengan menyertakan tahun-tahun periode sejarah. Setelah berpikir selama beberapa hari dan berkoordinasi dengan Anjar / @anjarnurhadi dan Plapti / @andspero, akhirnya saya akan mencoba memberikan materi sejarah dengan mendongeng kepada anak-anak di Mafia Kubis.

Pertama saya pikir kelas akan diadakan di kelas, ternyata tidak. anak-anak diajak oleh relawan Mafia Kubis ke bangunan kelas yang berada di tengah persawahan. Bangunan itu sejatinya adalah bangunan untuk meletakkan hasil panenan atau tempat petani beristirahat, namun oleh relawan Mafia Kubis dijadikan tempat belajar.

Karpet digelar dan kelas sejarah dimulai setelah sebelumnya saya memperkenalkan diri. Oh,iya begitu saya memperkenalkan diri, anak-anak memberondong saya dengan banyak pertanyaan “Hobinya apa?, Cita-citanya apa? “. Pertanyaan-pertanyaan tadi cukup membuat saya gelagapan. dan saya buka dongeng sejarah ini dengan cerita tentang manusia purba dari jaman prasejarah dan peninggalannya di Sangiran, kemudian sejarah masuknya manusia modern ke Indonesia, klasifikasi proto dan deutero melayu.

Sebagai ilustrasi, saya menggambarkan gambar manusia purba Meganthropus Paleojavanicus di kertas karton. Di luar dugaan saya, anak-anak senang sekali dan mulai berceloteh penuh rasa ingin tahu.

“Mas ini kog manusianya mirip kera?”

“Mas, kog manusia purbanya bawa tombak?”

Dari pertanyaan tadi kemudian saya jelaskan mengenai kehidupan manusia purba di Jawa yang pada masa itu belum mengenal bercocok tanam dan hanya mengenal kehidupan berburu-meramu, nomaden dan tinggal di gua-gua. Dari situ anak-anak memancarkan rasa ingin tahu yang lebih. Kemudian saya bawa anak-anak berimajinasi tentang kedatangan era sejarah manusia di Jawa, dimulai dari migrasi manusia ke Indonesia dengan kapal bercadik. Saat saya menggambar perahu bercadik, anak-anak dengan cerdas bertanya :

“Mas, itu berapa tahun sampai ke Indonesia?”

Pertanyaan yang dilontarkan oleh anak usia 5 tahun mengejutkan saya, akhirnya saya jelaskan bagaimana proses migrasi, proses berdirinya koloni-koloni manusia pertama, terbentuknya desa kota dan akhirnya terbentuknya kerajaan. Dari proses terbentuknya kerajaan akhirnya saya arahkan cerita ke Kerajaan Mataram yang konon dulu berpusat di Magelang.

Saya bercerita tentang imperium Mataram Lama dengan Sanjaya, Syailendra dan candi-candinya. Kemudian saya ceritakan tentang Prasasti Mantyasih, sebagai tonggak berdirinya Magelang. dari situ saya ceritakan tentang Sanjaya, Syailendra dan hubungannya dengan Sriwijaya sampai berpindahnya Mataram ke Jawa Timur dan berganti menjadi wangsa Isyana.

Anak-anak Mafia Kubis semakin aktif bertanya dan saya sangat terkesan dengan mereka. Aktif sekali, sesekali menimpali dengan apa yang mereka ketahui. Kemudian saya jelaskan tentang pentingnya lokasi Magelang di masa lalu sebagai pusat imperium Mataram, saya ceritakan tentang candi-candi yang tersebar di Magelang. Periode cerita Mataram saya tutup dengan cerita pindahnya Mataram ke Jawa Timur karena meletusnya Merapi yang meluluh lantakkan imperium Mataram di Magelang.

Cerita saya teruskan ke era kolonial Belanda. Dengan menceritakan bagaimana strategisnya Magelang di mata Belanda sehingga Belanda membangun banyak instalasi militer disini, kemudian saya ceritakan tentang poros Jogja Magelang, tentang Alun-alun sebagai pusat aktivitas, saluran Kali Manggis, Kerkhoff dan lain sebagainya. Sesekali saat saya diam, anak-anak dengan rasa ingin tahunya yang besar menyambar dengan pertanyaan-pertanyaan cerdas yang membuat saya tersenyum.

Setelah sekitar satu jam saya membekali anak-anak cerdas di Krisik dengan dongeng sejarah Magelang, akhirnya tuntas sudah tugas saya. Anak-anak yang begitu antusias membuat saya tersenyum dan dari mata mereka saya tahu mereka anak-anak yang cerdas dan memiliki rasa ingin tahu yang besar. Keceriaan dari anak-anak di lereng Merbabu ini tak boleh hilang. Sesi ditutup dengan menyantap apel bersama dan semoga apa yang saya berikan kepada anak-anak di Mafia Kubis bisa bermanfaat untuk mereka.

Benar-benar beruntung sekali saya bisa diberi kesempatan oleh kawan-kawan dari Mafia Kubis. Saya menjadi saksi bagaimana masih ada titik terang bagi masa depan pendidikan anak-anak di Indonesia. Menjadi saksi bagaimana relawan-relawan Mafia Kubis yang setiap minggu datang mengajar anak-anak di Krisik dengan berbagai ilmu kehidupan yang siap ditularkan.

Terima kasih untuk kesempatannya mas @shiromdhona, @anjarnurhadi, @andspero, Ambon, Arman, Sandan dan Bangun.

Salam.

Tentang Mafia Kubis bisa dibuka di Grup FB Mafia Kubis.

Beberapa tulisan tentang Mafia Kubis bisa dilihat disini.

photo : @andspero / Plapti. nuwun fotonya.

menerangkan kehidupan manusia purba

 

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

2 KOMENTAR

  1. sebelumnya kegiatan papercraft ini diragukan bisa terlaksana karena persiapannya yang sangat mendadak. H-1 baru disetujui untuk dijadikan materi ajar di mafia kubis. tetapi, overall (ciyee overall) kegiatan ini bisa dikatakan lancar dengan beberapa koreksi tentunya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here