Ini kisah nyata, saat akan pulang dari Jepang, teman seperjalanan saya, Adit sempat kebingungan karena backpack saya tidak diperiksa saat check in. Sementara Adit backpack harus ditimbang, diukur bahkan beberapa barangnya didistribusikan ke saya dan yang lain di packing ulang oleh Adit.

Saya lenggang kangkung, oleh petugas check in tas saya tidak ditimbang, cuma dilihat, diangkat sebentar oleh dia kemudian diijinkan masuk ke kabin. Padahal secara ukuran, backpack saya berukuran 60 L dengan berat total 11 kilogram, 4 kilogram lebih berat dari batas maksimal barang bawaan yang diperbolehkan Air Asia masuk ke kabin. Saya melenggang bebas membawa ransel besar saya masuk ke kabin dan tanpa perlu membayar kelebihan bagasi.

Begitupun saat saya check in di Soekarno Hatta sebelum ke Jepang, dengan tas 60 L dan barang bawaan total 15 kilogram karena ada titipan untuk Mbak Dina di Jepang, saya tetap lolos dan tas seberat itu masuk ke kabin. sampai-sampai satu kompartemen di kabin hanya untuk ransel saya. 😀

Apakah ini kebetulan? Entah. Tapi saya sudah sering melakukannya dan lolos. Mungkin setelah ini tidak lolos, karena bisa jadi ada petugas maskapai yang membaca postingan ini kemudian memblacklist nama saya. Berikut tips nya :

1. Packing Dengan Benar

Packinglah yang benar adalah menaruh barang – barang berat di bagian atas, supaya beban terdistribusi dengan baik dan tidak membebani tulang belakang, karena jika barang berat di bawah, tas akan cenderung semakin berat dan membebani punggung. Ujung-ujungnya melorot. Pelajaran ini saya dapatkan dari buku saat saya dulu ikut Pramuka Siaga, ada di buku panduan kemping dan berguna sampai sekarang.

Kamudian saat packing usahakan tas dalam kondisi pipih / ramping, jangan menggembung ke belakang atau samping, lebih baik dikompensasi dengan menaruh tas semakin tinggi. Hal ini penting karena jika posisi tas menggembung akan terkesan tidak rapi dan banyak barang di tas.

Nah, selanjutnya usahakan jangan membawa tentengan saat di bandara. Biasanya para penumpang di bandara itu membawa tentengan, tas punggung, tas pinggang, tas kresek, kardus. Jangan lakukan itu, karena petugas check in akan melihat barang bawaaan.

Kalau saya hanya membawa backpack dan tas pinggang. Semua barang apapun saya usahakan masuk tas. Ini penting, selain memudahkan saat scanning di Imigrasi / Bea Cukai, pun petugas check ini akan melihat penumpang hanya membawa 2 tas, bukan tercerai berai jadi banyak tas.

2. Kalem

Kunci pertama saya untuk meloloskan backpack ke kabin adalah saat bertemu dengan petugas check in. Bersikap santai, kalem dan senyum lebar. Jangan memperlihatkan kalau anda menggendong tas yang berat. Seberat apapun tas yang digendong, tampakkan muka ceria seolah tas itu enteng.

Saat ditanya petugas check in, senyumlah dan yakinkan dia tas ini enteng. Berikut percakapan saya saat di counter check in Bandara Soekarno Hatta sebelum ke Jepang.

“mas, tasnya mau masuk bagasi?”

“eumm..gausah mbak, ini sebenarnya enteng, cuma isinya makanan jadi takut hancur kalo masuk bagasi”

Dan saya diizinkan membawa tas ke kabin. Tapi saat itu juga saya pun sebenarnya sudah menyiapkan uang untuk biaya bagasi. Karena cara ini pun belum tentu berhasil.

3. Mainkan Psikologi Petugas Counter Check In

Dalam beberapa kali materi tentang negosiasi, berkaitan dengan pekerjaan saya. Saya diajarkan trik psikologis untuk memainkan pikiran lawan bicara saya. Dan saya gunakan untuk menghadapi petugas check in.

Trik nya sederhana, sebelum petugas check in menanyai anda soal bagasi, buat dia sibuk / alihkan perhatiannya. Bisa dengan misalnya meminta kursi dekat jendela, meminta nomer kursi. Selain itu bisa juga alihkan dengan tanya basa-basi, tanya kabar, dsb. Yang penting alihkan perhatiannya dari pertanyaan tas dan bagasi.

Kemudian walaupun begitu petugas check in tetap akan bertanya soal bagasi, karena itu adalah SOP mereka. Tapi pertanyaan soal bagasi itu sudah terdistorsi karena sudah dialihkan oleh hal-hal lain. Pada saat itulah saya gunakan jurus pamungkas?

“Bisakah saya bawa tas ini ke kabin?” / “May i bring my backpack into cabin?”

Pertanyaan ini sederhana, tapi tolong pada saat mengucapkan kata “Bisakah” berikan penekanan pada kata tersebut. Secara psikologis, jika ditanya kata “Bisakah” manusia akan menjawab Bisa. Dan itu keluar dari bawah sadar mereka. Plus orang Asia biasanya sungkan untuk menolak permohonan orang lain. Jadi setiap meminta tolong, sebisa mungkin gunakan kata “Bisakah” itu satu kalimat pendek yang mempengaruhi psikologis seseorang.

4. Tricky

Tricky berarti bersiap-siaplah dengan banyak argumen saat ditanya. Ini memerlukan skill negosiasi, dan ini bisa diasah. Yang penting adalah bagaimana anda menyiapkan argumentasi / ngeles selogis mungkin tanpa kesan memaksa menghindari pemeriksaan backpack untuk masuk ke Bagasi.

Nah, itu 4 tips yang biasanya saya gunakan. Sejauh ini sejak tahun 2009 sampai sekarang, selalu berhasil saya gunakan. Sekalinya tas saya masuk bagasi adalah saat ACI 2011 ke Sulawesi karena bawaan saya memang sangat banyak dan tidak mungkin masuk kabin. Tapi selama tas tersebut saya anggap bisa masuk kabin, saya akan tetap mengusahakan masuk kabin.

Masalahnya adalah saya tidak percaya dengan pelayanan bagasi di Indonesia karena banyaknya kasus, seperti pencurian, penyiletan, hancurnya barang dalam tas dsb. Itulah mengapa saya keukeuh membawa tas saya ke kabin.

Untuk penutup, saya berikan contoh saat saya ke Haneda :

Saat saya pulang dari Jepang, saya sudah khawatir karena petugas check in Haneda terkenal ketat soal bawaan di kabin, terbukti dengan banyaknya pengumuman soal ukuran tas dan berat total barang bawaan. Saat pulang dari Jepang, bawaan saya net total 11 kilogram dalam tas volume 60 L.

Saya maju ke counter check in petugasnya laki-laki, dia sudah langsung melirik ransel saya. Melihat gelagatnya saya alihkan perhatiannya “Sorry sir, i need a seat near window, because i had phobia. So i need to look out to exhale and relaxing mind”, “Of course sir.”

Petugas check in sibuk mencari kursi untuk saya, tapi saya tak lantas diam, saya mengencangkan tali-tali pada backpack saya, kemudian setelah memberi saya boarding pass, saya dahului bertanya “May i bring my backpack into cabin?” Petugas counter check in hanya meminta saya berputar, dan mengangkat tas saya. Nah saat dia mengangkat tas, saya tarik tali di bagian atas backpack secara perlahan supaya petugas counter check in mengira tas saya enteng. Kemudian dia menjawab “Yes, you can bring your backpack”, “Arigatou” jawab saya.

Sementara itu travelmate saya justru harus membongkar tasnya, dipacking ulang dan sebagian didistribusikan ke saya. Dan saya cuma senyam-senyum, saat Adit bilang “Kog iso lolos tho nggonmu chan?”

Silahkan mencoba tips saya, yang penting adalah ketenangan dan improvisasi saat di counter check in. Dan selalu siapkan membayar bagasi, karena cara ini belum tentu berhasil.

Salam!

 

 

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

26 KOMENTAR

  1. ini berguna banget, haha
    saya jg selalu lolos, tempo hari saya bawa perbekalan buat jalan 3minggu, trs tb2 mbak2 di bandara manila resek minta ditimbang. udah keringet dingin. tau nya tas saya cuma 6,5 kg. super hoki!

  2. hahahahhaaa saya mengalami tali carrier saya putus karena (sepertinya) porter di bagasi sembarangan menarik tas saya. cara yang perlu dicoba… ketenangan dan menguasai psikis manusia yang utama hahhaha

  3. “Petugas counter check in hanya meminta saya berputar, dan mengangkat tas saya. Nah saat dia mengangkat tas, saya tarik tali di bagian atas backpack secara perlahan supaya petugas counter check in mengira tas saya enteng.”
    Hahahaha.. sumpah iki licik tenan, Mas.. (eh, bs bhs Jawa kan, ya?) 😀
    Tapi boleh lah dipraktekkan.. :p

    Sekalian nanya, nih.. Itu beneran bs bawa 2 tas ya ke kabin? Soalnya di boarding pass ditekankan cm boleh 1 tas.. rencana aku bawa backpack 30L sm slig bag.. kalo berangkatnya sih sling bag bs masuk backpack, tp kalo plgnya gak njamin bs, soalnya bawa oleh2 dikit, takut gak muat.. hehe..

    • saya bawa 2 tas mbak melia, 1 60 Liter satu tas pinggang eiger.. dan santai2 saja kog..sing penting itu nego sama petugas kabinnya (tak jawab pake bahasa jawa)
      saya selalu mengusahakan semua barang masuk kabin karena belum percaya dengan penanganan bagasi di Indonesia (you know lah mbak banyak kasus bagasi rusak, hilang dsb)
      kalo 30 Liter mah tasnya kecil atuh. pasti lolos lah mbak..tenang. 🙂

  4. Pernah bawa backpack 21Kg, Airasia SG-JKT, tips-trick ? mungkin hanya lucky , soalnya pada saat yang sama istri juga bawa backpack 15Kg dan lolos juga

  5. bro, nanya dong, sebenarnya secara aturan, tas carrier ukuran 60L itu boleh dibawa ke kabin ga ya? sebenarnya yang lebih dilihat mereka itu ukuran backpack kita atau beratnya sih?
    TiA

  6. Hii mas.. Rencana tgl 9 aq mo ke turki bawaannya sedikit c cuma 2 tas yg 1 koper sm plastic tas yg cuma isinya makanan2 aja..kira2 22nya boleh g ya msk cabin?thanxx before ^^

  7. Waaaaah kereeeeen, sy juga pramuka, tapi kok ngga inget ttg packing gitu ya, sy coba deh… Tapi sy juga pernah beberapa kali bawa lebih dari 10kg, modal senyum manis, mas…

  8. Saya rencana mau bawa 1 tas selempang segi pjg ukuran 30×20 + tas baju ukuran pjg 50 x lebar 15 x tinggi 15 (setelah diisi berat mjd 5.2kg), suami bawa 1 tas laptop (isinya tab samsung+dokumen) + tas ransel 30L (setelah diisi berat mjd 5.2kg). Utk mengurangi berat tas laptopnya, rencananya ipad mau disimpan di dalam jaket. Pertanyaan saya, apakah boleh ipad disimpan di dlm jaket? Bolehkah bawa 2 tas tiap 1 org spt itu? Apakah tas selempang saya + tas laptop suami saya juga ikut ditimbang? Trimakasih.

    • mbak untuk case seperti itu sepertinya tidak masalah mbak..dicoba saja, kalau sepengalaman saya sih tidak masalah. tapi nanti tetap tergantung ground crew nya. iPad tidak masalah ditaruh di Jaket. Untuk tas selempang dan tas laptop biasanya tidak ditimbang..

  9. Oya, kami berencana ktk c/i spt ini: suami yg c/i utk kmi berdua kmdn ksh tas baju saya+tas ransel suami utk dicek ke petugasnya sementara saya berdiri/duduk di kejauhan critanya jagain tas laptop suami+tas slempang saya. Pertanyaan saya: apakah bisa 1 org c/i utk 2 org dg mbawa smua dokumen yg diperlukan + bawa 2 tas baju? Kalau nanti petugasnya tanya/melarang suami bawa 2 tas tsb krn 1 org hny boleh bawa 1 tas baju, seharusnya nanti suami bisa jawab bhw 1 tas baju itu punya istri. Benar gak?

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here