Suatu kali saat saya sedang leyeh-leyeh di kantor, saya menerima SMS dari Ibu Yulia Sugiharti “Mas, mari nyate di Studio Proklamasi”. Segera saya meluncur ke Studio Proklamasi Garut memenuhi undangan Ibu Yulia.

Ibu Yulia di Garut sendiri bersama suaminya Pak Deddy Efendie adalah tokoh seniman yang dihormati. Pak Deddy terkenal sebagai pelukis lukisan terkecil di dunia dari Indonesia. Mereka berdua tinggal di Garut di rumah merangkap studio yang dikelilingi persawahan nan hijau.

Saya kira akan disuguhi Sate Sapi, atau Sate Kambing biasa. Tapi rupanya Pak Deddy sembari mengajak saya menyiapkan bumbu sate mengatakan bahwa sate yang dibuat adalah Sate Karuhun. “Sate Karuhun? Apa itu pak?” tanya saya.

“Dek, sate Karuhun itu sate asli Bandung, aslinya dari Pagarsih, Cibadak. Dulu penjualnya keluarga, keliling Bandung. Diteruskan turun – temurun, sekarang tinggal satu penerusnya dan sate ini kalau tidak ada penerusnya akan hilang.”  Jawab Pak Deddy.

Ya, saya membatin jika sate ini hilang, maka akan hilang satu warisan kuliner Indonesia karena tidak ada penerusnya. Untunglah ada Pak Deddy yang berinisiatif menghidupkan kembali kejayaan Sate Karuhun yang menurutnya dulu adalah Sate tiada tanding.

Berbeda dengan sate kebanyakan, Sate Karuhun menggunakan bumbu oncom. Setahu saya sate yang menggunakan bumbu oncom selain Sate Karuhun adalah Sate Maranggi Cianjur. Namun yang membedakan, bumbu oncom di Sate Karuhun ini khas karena merupakan campuran berbagai macam rempah.

Jika sate biasa berupa daging mentah yang dilumuri bumbu kemudian dibakar, maka sate Karuhun diproses dengan merebus daging sapi dengan rendaman bumbu sate tadi selama beberapa jam. Hasilnya bumbu sate meresap dalam ke dalam daging, rasa amis daging hilang dan dagingnya sangat empuk, mirip daging tanpa serat.

Komposisi Bumbu Rempah tadi adalah Kayumanis, Sereh, Kunyit, Katuncar, Jinten, Lada dan Jahe. Menjadikan bumbu sate ini sangat spicy dan beraroma kuat namun tidak menusuk.

“Dek, sate ini punya keunggulan, karena sudah direbus dulu maka bisa disimpan lama, kalau mau bakar, tinggal lumuri bumbu dan bakar, mirip fast food” tambah Pak Deddy.

Ya, benar karena sudah direbus maka daya tahan sate ini bisa lama dan bahkan bisa dimakan tanpa dibakar terlebih dahulu, tinggal dioles bumbu.

Proses pembakarannya sama dengan sate biasa dibalur bumbu oncom lalu dibakar. Proses pembakarannya pun tidak lama, begitu matang langsung diangkat, disajikan. Bumbu kacang dan oncom disajikan sehingga saya tinggal memilih bumbu apa. Dan kami makan bersama di rumah Pak Deddy dalam suasana penuh kekeluargaan.

Saya sangat menikmati sajian Sate Karuhun ini, rasanya manis rempah, dengan bumbu oncom yang pedas. Pas di lidah. Dan sate ini membuat saya ketagihan, mungkin lebih dari 20 tusuk yang saya makan saking enaknya.

Dan saya beruntung, hari itu bisa mencicipi warisan kuliner yang hampir terlupakan.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

2 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here