Suatu kali karena urusan kerjaan, saya dan beberapa rekan kerja menuju Limbangan, salah satu kecamatan yang terletak di jalur utama Tasikmalaya – Nagrek – Bandung. Limbangan ini dulu sebenarnya adalah pusat kabupaten, sebelum dipindah ke Kota Garut yang sekarang ini. Sisa-sisa kebesaran Limbangan masa lalu masih tersisa hingga sekarang. Kota kecamatannya masih ramai, besar dan masih banyak tanda-tanda kejayaan Menak di masa lalu.

Seusai menyelesaikan pekerjaan, kami merapat ke alun-alun Limbangan. Alun-alun Limbangan adalah pusat pemerintahan kecamatan Limbangan, di sana terdapat kantor kecamatan yang cukup luas. Nah, tak jauh dari kantor kecamatan ada warung tenda yang ramai pengunjung, dan kesanalah kami untuk istirahat makan siang.

Nama warung itu Mie Kocok Limbangan, Mie Kocok sebenarnya adalah olahan Mie khas Jawa Barat dengan memadukan Mie Kuning, Kuah, Kikil sapi dan Bakso. Namun Mie Kocok Limbangan berbeda, olahannya dimodifikasi sehingga makin menggugah selera.

Kikil sapi diganti dengan Kaki Sapi yang ukurannya sendiri hampir separuh ukuran mangkuknya. Kaki sapi ini diletakkan di panci kotak, tempat yang sama untuk merendam baso dan taoge sebelum disajikan. Ketika saya mencoba melongok ke pancinya, ramuan kuah Mie Kocoknya menggelegak panas, dan membuat hasrat menyantap semakin kuat.

Penyajiannya cukup sederhana, mie kocok dengan kaki sapi disajikan panas dengan taburan bawang goreng dan irisan daun seledri. Kuah yang mengepul dan kaki sapi yang menggoda untuk digerogoti membuat saya langsung menyikat satu porsi Mie Kocok yang sudah terhidang. Sedaaap.

Ibu Yeni Mulyani, awalnya hanya iseng-iseng saja saat mencoba membuka warung ini. Namun ternyata berkembang semakin besar. Sampai-sampai Ibu Yeni membuka cabang. Awalnya ada 2 cabang selain di Limbangan, 1 di Jalan Pramuka, Garut dan 1 lagi menggunakan mobil boks dan menjajakan Mie Kocok di sekitar Pemda Garut. Namun akhirnya mungkin karena biaya operasional yang besar, mobil boks itu dihentikan operasinya dan tinggal menyisakan cabang di Jalan Pramuka.

Omzet Mie Kocok ini tidak main-main, bisa mencapai 5 juta rupiah per bulan. Itulah sebabnya kemudian banyak yang membuka warung Mie Kocok di sekitar Limbangan. Namun jika ingin merasakan yang asli, mampirlah di Alun-alun Limbangan dan rasakan lezatnya Mie Kocok Limbangan ibu Yeni Mulyani.

 

 

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here