IMG_20121115_120314

Nama botaninya adalah Mucuna Pruriens, sejenis kacang koro dengan induk tanamannya tumbuh merambat, dalam ilmu tumbuh-tumbuhan, Kacang Benguk satu keluarga dengan Buncis dan Kapri, memiliki butiran kacang yang lebih besar daripada kacang kedelai. Orang Jawa di  Jogja, Magelang dan sekitarnya menyebutnya Benguk. Benguk lebih populer di daerah selatan, daerah Kulonprogo dan jika di Magelang lumayan banyak ditemui di sisi Pegunungan Menoreh. Untuk beberapa orang, tanamannya dijadikan tanaman penghias pagar rumah, karena sifatnya yang merambat.

Adalah ibu saya yang mengenalkan saya pada Benguk, berawal dari ajakannya ke pasar Jambu, Muntilan. Ibu memborong tempe bacem yang ukurannya lebih besar dari tempe biasa, pun dengan kacangnya yang lebih jumbo dari kedelai. Itulah Tempe Benguk, salah satu olahan paling terkenal dari Tempe Benguk.

Menurut simbah, Tempe Benguk ini populer sejak jaman 1965 dan Indonesia mengalami krisis. Tempe ini dijadikan menu utama masyarakat yang sedang prihatin waktu itu. Menurut simbah, Tempe Benguk dulu sebagai substitusi bagi daging yang bagi masyarakat normal adalah barang mewah kala itu. Jadi biasanya cukup nasi dan Tempe Benguk sebagai lauk pauk makanan sehari-hari.

Berbeda dengan sekarang, Tempe Benguk sudah susah sekali dijumpai. Hanya di beberapa pasar tertentu yang masih menjual Tempe Benguk, tapi kabarnya di kawasan Kulon Progo sana masih cukup mudah ditemui. Bahkan untuk generasi seperti saya, mendengar nama Tempe Benguk saja sudah cukup mengernyitkan dahi.

Bagi saya Tempe Benguk rasa-rasanya lebih gurih daripada tempe kedelai biasa, walaupun saat itu yang saya makan adalah tempe bacem yang lumayan manis. Tapi rupanya bumbu bacemnya tidak terlalu menembus Kacang Benguknya. Ukuran Benguk yang butirannya hampir sebesar jari juga cukup keras saat digigit, kemlethuk.  Dan Tempe Benguk ini lebih mengenyangkan, hal ini rupanya karena kandungan karbohidratnya yang lebih tinggi dari kacang kedelai, sebaliknya kadar proteinnya lebih rendah daripada kedelai.

Rupanya itu yang lalu membuat saya mengaitkan dengan ucapan simbah, mengapa dulu Tempe Benguk menjadi favorit karena menurut saya cepat mengenyangkan. Bagi masyarakat yang sedang krisis waktu itu, Tempe Benguk lebih dipilih karena mengenyangkan dan mudah didapat serta murah. Karena tumbuhannya yang menurut simbah waktu itu tumbuh liar, sehingga mudah didapat.

Ibu saya membeli sekitar 12 biji Tempe Benguk. Dan habis disantap saya, ibu dan simbah. Bagi mereka berdua, makan Tempe Benguk mungkin adalah nostalgia saat masa krisis pangan dulu. Tampak ibu dan simbah menikmati, bagi saya ini adalah pengalaman baru, memakan makanan langka yang sudah susah ditemui.

Seperti kata ibu “Tempe Benguk iki angel golekane, sekali nemu yo langsung tak borong kabeh. Soale durung mesti iso nemu meneh sesuk-sesuk”

artikel ini dimuat ulang di web Indonesia Heritage, disini.

referensi gizi Tempe Benguk disini.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

8 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here