Sebenarnya saya hendak mengantarkan pacar saya pulang ke daerah Utan Kayu, saat melihat sederetan penjual Duren di jalan Pramuka. Nafsu menduren saya menggelegak, seolah tak tertahan saya bilang ke pacar “Ngeduren yuk!”. Pacar saya yang dalam kondisi flu, dan biasanya ogah-ogahan diajak makan Duren langsung mengiyakan. Tumben batin saya, padahal sebagai putri dari Pariaman, dari tanah Sumatera, pacar saya ini tergolong langka karena jarang-jarang seorang kelahiran Sumatera tidak suka makan Duren. Mendadak saya putar balik menuju Percetakan Negara, Salemba karena kata pacar saya disitu pusatnya.

Saya langsung menuju ke salah satu lapak Duren di sepanjang jalan Percetakan Negara. Persis di depan Rutan Salemba. Ada beberapa lapak disana, tapi saya memutuskan menuju salah satu lapak yang gaul. Ya nama lapaknya memang gaul, tepatnya  lapak “Deden Gaul”, di sepanjang jalan percetakan negara lapak ini yang paling ramai dan paling banyak durennya.

IMG_20121224_195036

Entah apa alasan dibalik nama Gaul tersebut, namun mas-mas penjual yang rupanya orang jawa sangat ramah. Mempersilahkan saya dan pacar duduk di meja yang sudah disediakan, lalu bertanya Durian mana yang akan dipilih, Medan / Palembang. Karena saya dan pacar adalah alumnus lapak Durian Medan, seperti Ucok dan Pak Singlet akhirnya kami sepakat memilih Durian Medan. Oleh mas – mas penjaganya dipilihkan saya sebuah Durian yang ukurannya tidak terlalu besar. Saya comot satu biji, begitu saya santap. Beuh! truly Durian Medan dengan daging yang tebal, dan manis yang menggelora sampai ke ujung lidah. Mantap! Saya sepakat dengan pacar yang bilang rasanya sama kaya di Duren Ucok, Medan. Saya serasa kembali merasakan aroma Durian Medan yang cukup legendaris itu.

Dari cerita penjualnya, Durian ini dibawa dari seantero Medan dengan kargo pesawat. Kemudian di drop di pusatnya di Jakarta. Sekali angkut, bisa ada sepanjang 10 meter Durian digelontorkan begitu saja di lantai. Setelah itu baru diangkut dan didistribusikan ke seantero Jakarta dengan mobil bak terbuka. Metode menjajakan di pinggir jalan dengan mobil bak terbuka memang salah satu yang ampuh menurut saya, langsung ke konsumen.

IMG_20121224_194947

Deden Gaul adalah salah satu penjual besar Durian di Jakarta, wilayah operasinya membentang dari ujung Utara sampai Selatan, dari pojok barat sampai pojok timur Jakarta. Bahkan melintas sampai Bekasi dan Bogor. Deden Gaul menawarkan hanya 4 varian Durian, 2 Sumatera (Palembang dan Medan), 2 dari luar negeri (Thailand dan Malaysia). Namun sekarang Deden Gaul memfokuskan hanya pada durian Palembang dan Medan, alasannya? karena durian Thailand / Montong dan Malaysia tidak terlalu disukai konsumen.

Jika durian dari Medan dibawa dengan kargo pesawat, maka durian dari Palembang diangkut dengan truk-truk besar menyusuri jalan trans sumatera hingga menyeberang sampai Jakarta. Setiap hari Deden Gaul tidak pernah kehabisan stok Durian dari daerah asalnya, sudah ada yang setor. Dan memiliki jaringan asal Durian dari seantore Sumaera Selatan dan Sumatera Utara.

Oia, pelayanan disini saya bilang memuaskan. Lokasi persisnya ada di Depan Rutan Salemba di seberang halte Ditjenkes. Disitulah lapak Deden Gaul menjajakan durian-durian lezatnya setiap malam. Bahkan lapak ini punya jargon “Suka Sama Rasa? Tiada Hari Tanpa Durian!”. Selain itu lapak ini juga serius memanjakan konsumen dengan menggelar layanan Delivery Order durian, dan bahkan memberi saya kartu nama jika sewaktu-waktu saya butuh durian, saya tinggal kontak via telepon atau sms dan nanti durian akan segera disiapkan.

Harganya? Durian yang saya santap seharga Rp 35.000 per 1 Durian. Mahal? relatif, kalo dibanding di Sumatera iya. Tapi mengingat ongkos angkut dari Sumatera ke Jakarta dengan kargo pesawat, saya kira harga Rp 35.000 masih wajar. Yang jelas Durian benar-benar membuat saya dan pacar mabok Duren malam itu.

No. Telepon Lapak Duren Deden Gaul Percetakan Negara : 0856 9770 2731

IMG_20121224_195108

IMG_20121224_195126

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

6 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here