DSC_0568

 

Beberapa waktu yang lalu saya meng-host 2 orang Traveler dari Luar Negeri di Garut, satu dari Perancis bernama Julien, satu dari  Amrik bernama Riley.  Waktu itu saya ajak mereka berdua makan malam di warung ayam bakar di jalanan Garut. Mereka berdua menikmati makanannya sekaligus menikmati jajaran warung makan kaki lima di Garut. 

Tempat makan itu bernama Ceplak, berlokasi di sepanjang Jalan Siliwangi dan hanya buka mulai sore hingga dini hari. Selama bertahun-tahun  Ceplak telah menjadi pusat kuliner terkenal di Garut, segala macam makanan mulai dari makanan ringan sampai makanan berat tersedia di sepanjang jalan dimana gerobak dan warung tenda berjajar di kanan dan kiri jalan. Jalan Siliwangi berubah fungsi saat sore menjelang, jika sepanjang siang adalah jalan umum maka selepas ashar saat gerobag2 pedagang makanan mulai datang maka Jalan Siliwangi akan ditutup dan dijadikan pusat kulner.

Sebagai daerah pusat kuliner, Ceplak mendadak akan ramai pengunjung saat matahari tenggelam. Masyarakat Garut akan tumplek blek untuk mencari makan, kongkow atau sekedar melenggang jalan-jalan di Ceplak. Asal usul nama Ceplak pun sedikit unik, karena Ceplak sendiri dalam bahasa Sunda adalah suara yang dikeluarkan mulut saat sedang makan. Walaupun dianggap tidak sopan, namun di Garut nama Ceplak justru diabadikan untuk nama pusat kuliner.

“Sagala aya, han.. ” Jawab teman sekantor saat saya pertama kali bertanya tentang makanan di Ceplak. Memang di Ceplak tersedia banyak pilihan, mulai dari jajanan tradisional Garut seperti kue-kue tradisional sampai makanan berat seperti Ayam Bakar, Sate, Gule, Indomie Rebus, Soto dan banyak lagi lainnya. Pengunjung tinggal memilih dari sekian banyak gerobak makanan yang berjajar sepanjang jalan.

Tampaknya Ceplak pun sekarang sudah mulai masyhur karena sudah banyak pengunjung dari luar kota yang memadati Ceplak, apalagi saat akhir pekan tiba. Saya rasa jika diseriusi dan ditata dengan lebih rapi maka Ceplak bisa bertranformasi menjadi pusat kuliner saat malam hari. Mungkin bisa dibuat konsep semacam Hawker Food Centre seperti di Singapura, sehingga bisa menjadi daya tarik untuk wisatawan.

Memang masalah utama di Ceplak sampai saat ini adalah semrawutnya para pedagang yang berjualan dan belum tertata sehingga terkesan seadanya, kemudian belum bebasnya kawasan Ceplak untuk pejalan kaki karena motor masih diperbolehkan melintas Jalan Siliwangi. Selain kedua hal tadi, masalah utama adalah banyaknya pengamen yang sedikit memaksa saat mereka menyanyi, disamping itu jumlah mereka sangat banyak dan datang silih berganti sehingga menimbulkan ketidaknyamanan saat bersantap malam.

Namun secara umum, Ceplak cocok untuk anda yang sedang mencari pilihan untuk wisata kuliner di Garut.

Tabik.

 

DSC_0566

 

DSC_0565

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

16 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here