DSC_0003

Saya sering bingung dengan beberapa traveler yang jika saya sarankan naik bus selalu menolak, lebih memilih naik kereta atau pesawat, seolah alat transportasi untuk traveling hanya ada kereta dan pesawat saja. Padahal bus memiliki fleksibilitas daya jangkau ke daerah-daerah yang lebih jauh dibandingkan dengan kereta yang jalurnya terbatas atau pesawat yang landasannya hanya ada di kota besar. Lagipula tiket kereta sekarang lebih mahal, jika dibandingkan harga tiket bus eksekutif bahkan sama dengan kereta kelas bisnis, bahkan ada yang lebih murah.

Jika kita masih hidup di era kolonial, mungkin saja kita bepergian ke kota-kota di Jawa dengan kereta karena jalurnya menyambungkan hampir seluruh kota-kota kecil di Jawa yang mungkin kurang familier seperti Bayah – Saketi, Cijulang, Parakan sampai Pasirian. Namun sekarang? semenjak jalur kereta mulai dikebiri di era 1970-an, maka jangan harap bisa mengakses kota-kota kecil dengan kereta dan hanya bus yang mengkoneksikan jalur kota-kota kecil tersebut.

Beberapa waktu lalu saya sempat terkekeh saat ada teman yang ingin ke Dieng dengan kereta dari Jakarta, ketika saya bilang mending naik bus, dia menolak dengan berbagai alasan. Akhirnya dia naik kereta sampai Semarang dan harus berepot-repot berganti dengan bus jurusan Purwokerto, padahal dari Jakarta ke Wonosobo sangat mudah, cukup sekali naik bus dan waktunya pun relatif cepat.

Mungkin jika kita hidup di era 15 – 20 tahun ke belakang ada semacam keengganan jika bepergian naik bus, maklum di era itu bus masih a la kadarnya, naik bus bagaikan sauna berjalan. Namun sekarang sudah berbeda, bus – bus jaman sekarang sudah bagus, sangat bagus malah, dengan layanan yang memuaskan. Jika tidak percaya, silahkan berkunjung ke terminal-terminal bus antar kota, pasti akan ditemui jajaran bus dengan karoseri cantik, livery menawan dan interior yang rapi.

Saya kembali terkekeh, ketika saya bertukar cerita dengan teman yang dengan gegap gempita mencoba sleeper bus di negeri jiran dan seolah tidak percaya kalau di Indonesia pun ada bus yang serupa. Seolah tidak percaya, saya sampai harus menceritakan bahwa layanan bus, terutama jurusan pantura memang cukup fantastis. Di dalam bis ditanamkan wi-fi, colokan listrik, bahkan sampai ada hot water dispenser / coffee dispenser di dalamnya. Soal kenyamanan, dijamin bisa tidur nyenyak sepanjang perjalanan.

Tapi soal moda transportasi adalah soal pilihan, dan saya rasa coba pikirkan ulang untuk naik bus, mengingat harga tiket kereta sekarang sudah mulai naik dan mencekik. Dengan bus, maka bisa menghemat biaya perjalanan.

Omong-omong soal bis dengan kriteria yang saya sebutkan sebelumnya, salah satunya adalah Nusantara. Perusahaan Otobus ini bermarkas di Kudus, sejak dahulu perusahaan bus ini selalu menjadi pioneer dalam standar per-bus-an di Jawa, selalu melahirkan terobosan-terobosan baru, seperti armada yang rutin diperbarui dan kualitas layanan yang selalu ditingkatkan. Di pool-nya, Getas, Kudus, bahkan mereka memiliki semacam pusat kontrol untuk memantau perjalanan bus-bus mereka dan di Semarang, Nusantara juga memiliki pool sendiri, di dalamnya ada bangunan lantai dua dengan desain minimalis, memiliki restoran sendiri untuk layanan penumpangnya.

Dan Nusantara kembali menjadi pioneer saat meluncurkan Nusantara Signature Class pada 2011 lalu, sebuah bus kelas Super Executive yang akan sangat memanjakan penumpang. Dalam terminologi bus di Indonesia, Super Executive biasa juga disebut Big Top adalah kelas paling tinggi dalam piramida bis malam, bus Super Executive adalah bis dengan tingkat kenyamanan paling tinggi, eksklusif dan itu berbanding lurus dengan harga tiketnya yang juga paling tinggi.

Baru tahun ini saya bisa merasakan kehandalan Signature Class berkode NS 99 ini, setelah tertunda beberapa tahun. Perjalanan kali ini adalah antara Bandung – Kudus bersama kawan saya Budhi. Urusan tiket sudah saya titipkan ke Budhi jauh-jauh hari dan ternyata Budhi mendapatkan kursi barisan paling depan, persis di belakang pengemudi bus. Bagi para bismania / fanatik bis, kursi paling depan adalah kursi impian dan dilabeli Hot Seat.

Senja sudah hilang dan matahari tampaknya sudah berselimut di peraduan saat NS 99 tiba di pool Cileunyi dan saatnya saya masuk ke dalam kabin bus ini dengan berdebar-debar, tak sabar ingin menikmati kemewahan interiornya. Interiornya sangat elegan, dengan warna dominan cokelat – hitam pada kursi berkonfigurasi 2-1, dengan jumlah kursi dibatasi untuk 20 penumpang. Yang istimewa dari kursi penumpang NS 99 adalah dilengkapi motor listrik untuk menaik turunkan sandaran punggung dan sandaran kaki, semua serba otomatis. Selain itu pada belakang kursi dilengkapi cangkang untuk memisahkan dengan penumpang belakangnya, sehingga penumpang lain tidak terganggu walaupun kursi disandarkan sampai rebah. Konsep yang sama dengan kursi pada pesawat terbang kelas eksekutif.

Saya tergirang saat duduk di kursi NS 99, salah satu impian untuk mencoba reguler termewah di Indonesia saat ini terkabul juga. Dengan harga tiket 165 ribu untuk perjalanan Bandung-Kudus, saya rasa sebanding dengan kemewahan dan pelayanan yang diberikan oleh NS 99. Setelah lapor pool dan cek penumpang, pukul 19.30 tepat NS 99 meninggalkan   Cileunyi menuju tujuannya, Kudus. Saya sempat berbasa-basi sebentar dengan pengemudi NS 99, Mas Aan namanya. Bagi kalangan Bismania, Mas Aan adalah salah satu legenda hidup. Kemampuannya mengemudikan bis sangat dikagumi, halus tapi kencang, lugas mengovertake kendaraan di depannya tapi tetap membuat penumpang tertidur dengan nyenyak.

NS 99 menggendong mesin Scania K380, salah satu mesin bus paling mutakhir yang jarang dipakai oleh armada bus di Indonesia. Scania seperti impian bagi para penumpang bis yang menyukai kenyamanan, mesinnya tenang dan halus. Kehalusan mesin Scania itu terbukti saat NS 99 melibas tikungan demi tikungan Cadas Pangeran dengan mulus. Perpindahan gigi Scania sangat halus mirip sedan, selain itu akselerasinya mumpuni. Saya yang biasanya naik bus bermesin Mercedes Benz sampai terkaget-kaget dengan kemampuan akselerasi Scania, sedikit lebih unggul dibandingkan Mercedes Benz.

Ketenangan Mas Aan dalam membawa NS 99 benar-benar terasa, dengan tenang dia mentakeover 4 kendaraan sekaligus sembari meliuk-liuk di ruas Cadas Pangeran. Pun ketika harus mendadak mengerem, bus tidak kehilangan kendali dan berhenti dengan mulus walau selisih jarak dengan kendaraan di depannya sangat tipis sekali. Mas Aan tetap tenang, walaupun saya sempat terlonjak dari kursi bus. Suspensi Udara yang ditanamkan di kaki-kaki NS 99 menjamin kenyamanan, guncangan diredam dengan halus dan juga saat bermanuver banting kanan-kiri, penumpang tetap nyaman di kursinya dan bus tidak mengalami gejala buang.

Perjalanan relatif cepat, sampai di Cirebon jam 22.30. NS 99 berhenti di rumah makan, penumpang NS 99 diberikan fasilitas berupa ruangan khusus di rumah makan tersebut sekaligus menu makanan yang berbeda dengan penumpang serie Nusantara lainnya, penumpang bus istimewa memang benar-benar diistimewakan.

Sisi adventure bagi penggila bus seperti saya baru dimulai, selepas Cirebon sampai Semarang adalah ajang adu kemampuan bus-bus malam pantura. Masing-masing bus tidak mau kalah saing dan saling susul – menyusul satu sama lain, di Pantura inilah saya sengaja tidak tidur, buat apa mendapatkan Hot Seat jika tidak menikmati langsung laga adu cepat bus malam di jalur Pantura.

Saya sempat memutar kamera saya ke mode video untuk merekam pertarungan antar bus malam di jalur pantura ini. Mas Aan tampak tenang menyalip satu demi satu bus di depannya, tercatat Ramayana, Santoso, GMS dan Shantika  sudah di take over. Sekalipun digeber habis, di suatu titik saya mengintip speedometer menunjukkan kecepatan 100 km/jam namun Mas Aan tetap tenang, penumpang pun tetap terlelap dengan nyaman, bahkan Budhi yang duduk di samping saya tidur pulas.

Sandaran saya tegakkan, pertarungan sengit terjadi antara Nusantara dan Raya jurusan Solo, meliuk-liuk di jalan pantura ruas 2 lajur Mas Aan membawa NS 99 meliuk-liuk dengan kalem, seperti elang yang menunggu mangsanya, begitulah Mas Aan mengemudikan NS 99. Terus memepet Raya, sampai akhirnya ada satu kesempatan kecil, pedal gas langsung dibejek dan blaaas, NS 99 mentake over Raya dengan mulus. Seusai pertarungan sengit dengan Raya, bus legendaris dari Solo yang berjulukan kasur berjalan saya akhirnya memutuskan untuk tidur.

Pukul 02.45 saya terbangun, rupanya NS 99 sudah memasuki Semarang. Penumpang banyak yang turun, saya hitung ada setengah penumpang turun di Semarang. Dalam dini hari menjelang pagi, NS 99 melewati jalanan Kota Semarang. Semarang masih sepi lengang, melewati Simpang Lima kemudian Lawang Sewu, NS 99 kemudian menuju arah Demak-Kudus.

Rupanya NS 99 masuk tol, saya kira kita tinggal santai menuju Kudus. Saat tiba-tiba suasana lengang di tol dirusak dengan suara raungan bus di sebelah. Raungan yang saya hafal benar, Hino. Entah bus macam apa yang berani-beraninya menyusul Signature Class. Dengan 2 kilatan lampu dim dan rentetan klakson, tanpa tedeng aling-aling tiba-tiba melesat Bus berwarna biru bertuliskan Sugeng Rahayu dengan cepat. Tampaknya Mas Aan lumayan kaget dan kemudian berusaha memepet Sugeng Rahayu di belakang. Mesin Sugeng Rahayu makin meraung dan tampaknya tak ingin disalip. Lagipula siapa pula hendak berani melawan Sugeng Rahayu? berani melawan penguasa jalur tengah Jogja – Surabaya sama saja mati konyol.

Sugeng Rahayu adalah nama lain Sumber Kencono. Setelah sempat dilarang beberapa waktu lalu maka Sumber Kencono berganti nama menjadi Sumber Selamat dan Sugeng Rahayu. Nama boleh ganti tapi trengginas di jalanan tetap sama. Sumber Kencono adalah jaminan mutu adrenaline di jalan raya, raungan mesinnya di jalanan menjadi legenda dan saat dia melaju di jalanan tak boleh ada penghalang, bahkan ambulans pun mengalah.Sugeng Rahayu makin kencang dan tampaknya NS 99 sudah tidak ingin menyalip Sugeng Rahayu, mungkin perjalanan panjang sudah cukup melelahkan bagi Mas Aan. Dalam perjalanan Bandung – Kudus ini akhirnya NS 99 ditake over oleh bus lain.

Akhirnya lepas Semarang, bus terus melaju menuju Kudus. Sepanjang perjalanan bus melaju dengan mulus. Dan sampai di Getas jam 03.45 pagi. NS 99 masuk kandang, penumpang turun dan selesailah perjalanan panjang Bandung – Kudus berbalut kemewahan. Nusantara NS 99 adalah jaminan mutu perjalanan dengan bus, kecepatan dan kenyamanan adalah menu utama sepanjang perjalanan.

Tabik.

Catatan :

Catatan ini tidak berbayar, saya hanya berusaha mereview Nusantara Signature Class seri NS 99 dari pandangan mata saya. Sebagai seorang bismania, sebagian besar perjalanan traveling saya adalah menggunakan bis. Selalu tertarik mencoba bus-bus seri baru yang dimiliki oleh armada-armada bus di Indonesia. Saya adalah penumpang reguler Budiman Jetbus Tasik – Jogja , Budiman Magelang – Bandung, Primajasa Garut – Jakarta, Saluyu Prima, Wanaraja, Karunia Bhakti jurusan Jakarta – Garut dan sesekali Ramayana seri E.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

92 KOMENTAR

    • mas, setahu saya bis jurusan Ponti – Sintang juga lumayan bagus mas..tapi memang belum semewah ini sih.
      jurusannya saat ini ada 2, Bandung – Kudus dan Jakarta – Kudus mas. 🙂

  1. Banda Aceh – Medan juga udah ada yang cukup bagus sih bisnya, walaupun mungkin belum sebagus ini. Kapan-kapan nyoba bis Banda Aceh – Medan aaahhh..

    Dan, mau komen ini juga ah.. “bahkan Budhi yang duduk di samping saya tidur pulas.” <- kayaknya Budhi dimana-mana tidurnya pulas deh. Hahaha..

  2. hahaha… karoseri seri Irizar dari Adi Putro.. selalu bikin mupeng aja nih Bus karena lum kesampaian…
    Ah yang penting Scorpion King karoseri Tentrem yang tersemat di Sumber Kencono dah ane jajal… 6 jam Surabaya-Jogja… ada yang bisa ngalahin? cuma kalah 1 jam dari kereta Sancaka eksekutif yang 5 jam Surabaya-Jogja..

    Nice post bro, tunggu aku mencobanya… termasuk Pahala Kencana Super Eksektif n Bejeu Super Eksekutif yang ada mini bar di dalamnya..

    • heuheu..ini karoseri Irizar julukannya Irizar jadi-jadian bro..yang asli Irizar CBU ada di Garasi, disimpen. Sesekali dikeluarin buat Pariwisata.
      iya ik, selain Adi Putro sekarang Tentrem juga mulai ngeluarin karoseri yang aduhai..
      anyway SK memang legenda bro..semua dilibas..
      ditunggu bro turingnya. 😀

  3. nice review mas 🙂
    btw, setau saya armada nya Sumber group kayanya belum ada yg RK mas, mostly masih AK
    CMIIIW

  4. Saya juga lebih suka naik bus sebenarnya, dari Bogor/Jakarta langsung Jepara. Kecuali pas musim peak long wiken misalnya, agak geser ke kereta 🙂

    Nusantara termasuk favorit saya waktu masih kuliah di Bogor, pas udah hijrah ke Jakarta, seringan pakai Bejeu, seat 2-2 dan ada dispenser buat bikin kopi n teh 😀 🙂

    Seneng deh baca reviewnya Mas farchan 🙂 jadi kepikiran, apa boyongan akhir bulan ini naik itu aja ya? 😀 😆 eh,, dari Jakarta ada gak siy Mas?

  5. sugeng rahayu & sumber selamat blm ada yg pakai RK, smuanya AK. Kalo yg RK dipakai Golden Star, divisi pariwisatanya Sumber Grup

  6. Akkk!!! Keren!!

    Kemarin saya baru pertama kali Perjalanan Pribadi pake Bis pas ke Cilacap naik Gapuning Rahayu (GR) .. Nyaman dan cukup bagus…Dari situ saya mulai membuka mata sama Bis mas..Hahahha..Ternyata enak juga loh..Hihihihi…

    Kayaknya saya terjangkit virus Bis Mania 😀 ditambah tiket kereta dan birokrasinya yg sekarang boleh dibilang amit2..tapi ya tetap berbanding lurus sih sama kenyamanan..

    Cuma dari Bandung aja nih mas ??

    AHH PENGEN NYOBAK!

  7. ehehe sumber grup udah punya RK? malah saya blm update…
    nice info mas 🙂
    btw, mas dulu pernah ngisi acara di smansa magelang ya?
    *lupa-lupa ingat

  8. hehe ternyata bener… dulu kalau g salah materinya travelling & berbagi buku…..
    rupanya bismania juga toh mas, haha

  9. Sekedar Informasi Untuk Harga Tiket Signature Class Bekasi – KDS (NS90) Rp.175.000.- di Banding KA EKO AC Semarang – JKT Rp 155.000.- (Normal) udah gitu duduknya adu dengkul hehe. NS 90 berangkat dari Bekasi Pukul 17.00.dan Cikarang pukul 17.30 Menggunakan Hino RK 8 Walau tidak se-empuk NS 99 atw NS 01 tapi lebih enak karena bisa tidur nyeyak. hampir setiap minggu saya menggunakan NS 90 dari Semarang menuju Cikarang karena saya butuh Tidur soalnya begitu sampai Cikarang gak lama saya harus masuk kerja. klo Berangkatnya saya biasa menggunakan PO Haryanto atw PO Bejeu. klo naik PO Nusantara gak keburu karena keluar dari kantor jam 17.00. Selamat Mencoba

    • terima kasih reviewnya mas..
      betul, dibandingkan bis memang kalo diitung2 memang jadinya lebih murah mas..
      sesama PJKA ternyata mas, salam kenal. 🙂

  10. Bulan kemaren naik NS01 kelas SE juga dari Daan Mogot. Bis nya keren abis,, skill drivernya jg mantap bgt. Sepanjang jalan bener2 jadi raja jalanan. Spedometer jg sering hampir mentok (entah kl jalanan sepi, mungkin sering mentok hahaha..). Nama driver nya kl ga salah pak Tommy. Patut di coba buat mas yg bismania. Tp saya sempet norak pas nyoba kursinya gmana cara senjorinnya hahaha..

    • haha..menarik sekali ya? 😀
      memang kalau menggunakan NS maka akan dibonus kecepatan tinggi tanpa mengesampingkan unsur kenyamanan. 🙂
      dijamin ketagihan deh.

  11. Salam kenal
    Review yang mendalam…
    Saya juga bismania dari kecil..setelah menikah agak menurun..krn istri & juga anak2 setelahnya sangat phobia naik bis (jd klu tdk bawa mbl..jkt-solo-sby pki kereta atau pesawat). Namun kalau pergi sendiri..jatuh pilihan bis baik Exe maupun SE. Bbrp kali naik SE (Lorena, Karina, Pahala Kencana, Rosalia Indah, dan Nusantara) baik jurusan Jkt-Pekanbaru, Jkt Solo, Jkt-Smrg-Surabaya)…memang naik SE Nusantara Jkt-Smrg…paling segalanya…seat, service, speed..bhkan untuk accelerasi mesin Scania tdk jauh beda dengan Innova…
    Dan sekarang kalau mau ke Surabaya/Solo dr Jakarta pilihannya SE/Exe Nusantara ke Smrg baru oper ke Solo/Surabaya…meskipun kembalinya lbh pilih pswt/KA krn kejar waktu.

    • wah..betul mas..
      so far kenikmatan menjadi bismania belum tertandingi dengan kenikmatan moda transportasi lain.
      saya juga begitu mas, kalo ada kesempatan naik SE Scania, pasti saya naik..

  12. kalo dari jkt ke solo ada ngak boss bis ini??? jadi penasaran euy…. liat foto2 mas brow jd pingin sy jg sk naik bus buat long trip

    • ga ada mas..kalo mau naik bis ini mas buddy bisa turun di Semarang lalu nyambung bis ke Solo.
      kalo di Jakarta bis ini nongkrong di Rawamangun.

  13. mantab mas reviewnya…..langsung tancap ke agen nusantara cileunyi,,tgl 1n 2 sudah penuh……untuk tgl 3 masih belum ada yg booking dapat deh seat 1b n 1c ,,,,,insyaalloh tgl 3 juni 2013 bisa kesampaian menikmati goyangan ns 99 signature class bandung-kudus,,,mohon doanya mas

  14. dari tahun 90 langganan solo-jakarta naik bus raya, alternatip waktu itu mulyo indah atau dwi jaya, cuman belakangan MI sm DJ jarang keliatan, akhirnya naik Raya trs. berharap ada saingan bus yang selevel ini masuk jalur solo-jakarta….semoga nusantara buka rute solo-jakarta ya

  15. Baru sekali mencoba overland dari Salatiga-Denpasara pakai bis. Katanya sih bagus, tapi ternyata ekonomi naik sedikit. Tapi, beneran penasaran sama bis Nusantara ini, sayang rutenya masih terbatas

  16. Baru kemaren ngantar teman beli tiket mudik pakai Nusantara… Saya bismania pasif mas.. Hehe.. Dulu rutin Cikarang-Magelang, pergi Kramat Djati pulang Ramayana 🙂 Cuma kalau lagi high season emang milih nggak pakai bis, pernah kena macet di Cikampek, masuk kantor jam 12 siang deh..

  17. Tanggal 3-4 cikarang menuju rumah nusantara kudus. Kecewa dgn nusantara.Menunggu NGASI NGOYOT.Mulai jam 4 sore sampe adzan subuh ber kumandang tak ada kabr apapun.Alasan macet lah apa lah.
    APAKAH INI YANG KITA BANGA2AN.Haruskah di banggakan.

  18. Saya kerja di majalengka tp keluarga di magelang, kalo mau ke magelang naik bus jg, tp sayang untuk jalur ini yg ada agennya di majalengka (Kadipaten) cuma ada 1 PO yaitu Bandung Express (waktu plg kemarin dr magelang ke kadipaten di tarif 300rb hehe).

  19. Lam kenal mas.
    mau tanya kalau dari jakarta lebakbulus, ada gak yah bis seperti diatas.. keren oiii.. pingin ngerasai kenyamananya. harga berapa yah mas kalau sekarang lebakbulus – demak?? terimakasih..

  20. di Sumatra bis masih jadi transportasi andalan krn kereta belum menghubungkan semua kota di Sumatra… salah satu keseruan naik bus berdiri saja di jalan lintas sumtara terus pilih bus yg sesuai kantong (ac/ non ac) dan tujuan, lalu nego di tempat ahhahahahhaha….

    krn sering mondar mandir lpg-jambi banyak kisah seru naik bus, dari bus super lambat sampai rame2 di tahan di kantor polisi krn busnya nabrak orang sampai meninggal…

    • wah bus di Sumatera sekarang ajib-ajib ya mas.. 🙂 saya pernah naik yang Medan – Banda Aceh rasanya bisnya mewah dan cara nyetirnya benar-benar top bgt. 🙂

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here