FILE4246
Saya dan Nenek Yoko

Saya adalah orang yang selalu memasrahkan pada Tuhan tentang perjalanan saya. Sebagai manusia saya sudah mempersiapkan segala sesuatunya semampu saya, maka Tuhan yang akan menentukan bagaimana warna perjalanan saya. Saya percaya Tuhan akan senantiasa membimbing para hambaNya, menunjukkan jalan yang asyik sambil menyiapkan kejutan yang menarik.

Seperti saat di Osaka, Jepang, perjalanan saya benar-benar tanpa itinerary. Berdua dengan partner saya Adit, kami berjalan seolah tanpa tujuan. Kami pasrah, biarlah nanti Tuhan yang menentukan jalan kami akan kemana, bertemu siapa dan mendapatkan apa. Dan jawaban dari Tuhan itu muncul seusai shalat Jumat saat kami bertemu dengan Abdullah, seorang India yang membuatkan itinerary dan bahkan mengantarkan kami berkeliling Osaka.

Sampai disini? tidak. Kejutan berikutnya datang selepas kami menikmati Ferris Wheel Osaka, berdua kami ingin menuju restoran waralaba Amerika untuk mengisi perut. Maklum selama kami berkeliling Osaka, perut kami baru disumpal onigiri dan teh kotak dari restoran halal seusai shalat jumat. Malam yang makin larut juga semakin membuat perut kami merajuk minta diisi.

Tiba-tiba mata kami tertumbuk pada toko oleh-oleh dan souvenir kecil di sisi trotoar dengan tulisan Green Gift Shop. Sebenarnya planning untuk membeli oleh-oleh adalah di Tokyo, tapi demi melihat tulisan Sale di depan toko kami berhenti. Orang Indonesia mana yang tidak jelalatan matanya jika melihat kata Sale? Dan kami memutuskan masuk, sepi, tiada orang. Yasudah, kami hendak mengurungkan membeli oleh-oleh disana saat tiba-tiba datang nenek pemilik toko yang dengan ramah mempersilahkan kami masuk dengan bahasa Inggris.

Kiranya toko kecilnya berukuran 6 kali 8 meter, tampaknya Nenek Yoko menjaga toko yang cukup kecil dengan banyak souvenir digantungkan dan diletakkan begitu saja. Ada payung jepang, kaos, yukata dan pernak-pernik kecil. Si nenek cas-cis-cus dengan bahasa Inggris, sementara saya dan Adit hanya melongo sambil senyam-senyum karena bingung harus menjawab apa, ya, Bahasa Inggris kami jika diandaikan dengan IPK hanyalah IPK dua koma.

Seketika Nenek yang kemudian memperkenalkan diri bernama Yoko menanyakan asal kami, dia mengira kami berdua dari Filipina. Namun setelah menjawab bahwa kami dari Indonesia, dia malah dahuluan menyapa.

“Selamat malam, tak apa bahasa Indonesia..saya bisa sedikit-sedikit..” dengan terbata-bata.

Duh, seketika kami malu setengah mati. Nenek Yoko bisa berbahasa Inggris dengan lancar pun bisa berbahasa Indonesia dengan fasih.

“Nenek, bagaimana bisa berbahasa Indonesia? pernah ke Indonesia?” tanya saya.

“Tidak pernah, saya belajar sendiri..”

Tiba-tiba kekaguman saya semakin bertambah, tanpa guru tanpa pernah ke Indonesia, nenek Yoko bisa berbahasa Indonesia. Lalu dia menunjukkan papan-papan kecil dalam berbagai bahasa yang digunakan untuk menarik pengunjung. Saya tidak tahu apakah dia juga menguasai berbagai bahasa tersebut, namun melihat kefasihannya berbahasa Indonesia saya kira Nenek Yoko cukup sering berinteraksi dengan orang Indonesia.

Saya dan Adit akhirnya malah kemudian mengobrol ramai di Green Gift Shop Nenek Yoko, campur-campur Indonesia – Inggris. Nenek Yoko sangat ramah dan periang, pasti mudanya dia sangat cantik. Akhirnya dari yang sebelumnya tidak berencana membeli oleh-oleh, saya dan Adit malah berakhir memborong oleh-oleh disini. Bahkan diberi potongan harga oleh Nenek Yoko. Walhasil ransel saya makin menggembung.

Bagaimana tidak, kaos di toko souvenir Nenek Yoko bermotif cantik dan cukup murah. Kalau tidak salah ingat mungkin sekitar 1000 Yen per kaos. Karena saya dan Adit memborong banyak sekali barang dari tokonya, Nenek Yoko bahkan memberikan kami berdua tambahan berupa gelas-gelas kecil yang cantik sebagai bonus. Sudah diberi diskon, diberi bonus pula.

Entah, mungkin ini rejeki dari Tuhan untuk kami berdua. Pertemuan dengan Nenek Yoko akhirnya justru merubah plan jalan-jalan kami berdua. Yang mana kami berdua tidak perlu membeli lagi oleh-oleh di Tokyo, karena semua list oleh-oleh sudah kami dapatkan disini. Dan saya kira Saya kira jika di Osaka, Green Gift Shop bisa menjadi referensi saat berbelanja oleh-oleh. Banyak sekali barang yang dijual dan harganya pun cukup murah, ditambah kehangatan Nenek Yoko yang tidak akan terlupakan.

Akhirnya saya dan Adit berpamit dengan Nenek Yoko, sebelum meninggalkan toko saya meminta berfoto bersama dengannya dan Nenek Yoko menyambutnya dengan senang hati. Senyumnya, kebaikan hatinya dan sapaan hangatnya selalu melekat di ingatan saya sampai sekarang. Sampai akhirnya saya memutuskan membuat tulisan ini.

Bagaimanapun saya bersyukur bahwa keputusan saya untuk berjalan tanpa itinerary selama di Jepang justru adalah keputusan yang tepat dan memberikan saya pengalaman-pengalaman baru. Perjalanan tanpa rencana selalu mempertemukan saya dengan sosok-sosok yang tak terduga. Dan beginilah cara Tuhan menuntun perjalanan saya, dengan memberikan kejutan.

Arigatou Nenek Yoko.

Yoko Kato

Green Gift Shop

No. 3-23, 4 – Chome

Chikko, Minato-ku

Osaka, Japan.

Koordinat di Google Maps masukkan saja alamat ini :

Jepang Ōsaka-fu, Ōsaka-shi, Minato-ku, Chikkō, 4丁目3−23

Peta Toko

Tangkapan layar penuh 22042013 92722.bmp

Ungu Adalah Giant Wheel, titik merah adalah lokasi Green Gift Shop kepunyaan Nenek Yoko.

Lokasinya antara Stasiun Osaka-ko dan Giant Wheel. Dekat dengan McD dan Koban.

Tangkapan layar penuh 22042013 93257.bmp

Tampak Depan Green Gift Shop Nenek Yoko, gambar dari Google Maps.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

26 KOMENTAR

    • sebenarnya kalau memakai Google Map Jepang itu lebih mudah dipelajari daripada Google Map di Indonesia. karena di Jepang sangat akurat dan Street Viewnya pun akurat. petunjuk2 nya pun sangat lengkap.

  1. Maaf nih baru sempet baca…
    Wah nampaknya kalo aku ke osaka boleh nih dikunjungi… penasaran dengan kaos 1000 Yen nya… 🙂
    Smoga nanti pas main osaka bisa ketemu toko ini 😀
    Nice post

    • gapapa mas ivan.. 😀
      gampang banget nemuinnya, tinggal jalan dari Stasiun Osaka-ko.. semoga bisa ketemu nenek yoko dan kalau ketemu titip salam. 🙂

  2. kereen yaa!! bisa bahasa indonesia.. belajar sendiri pula. recomended bgt nih buat nyari oleh” di Jepang.. haha kapan yaa bisa kesana *.* hehehe
    mas btw itu sengaja banget yaa ga bikin itinerary?? yg orang india itu temennya? trs berapa hari di jepangnya? maaf yaa banyak nanya 😉

    • keren! mungkin karena memang banyak yang datang orang Indonesia makanya dia bisa..
      orang India itu ketemu di mesjid pas jumatan bareng dan memang di Jepang saya sama sekali ga ada itinerary.
      di Jepangnya sekitar 9 hari. 🙂

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here