532956_4152044214370_779681622_n

Apa yang paling penting dalam hidupmu? uang, kejayaan, kekayaan, karir? Maka akan muncul banyak jawaban masing-masing dengan berbagai alasan di baliknya.

Jika anda bertanya saya, apa yang paling penting dalam hidup saya. Maka saya tak akan ragu untuk menjawab “keluarga!”.Β 

Keluarga kami memang tidak sempurna, ketiadaan sosok bapak semenjak saya masih SMP dan adik baru masuk SD membuat kami bertiga menghadapi hidup yang keras, saling menguatkan, saling mengingatkan, saling mengayomi, saling mencintai satu sama lain. Tapi itulah yang membuat keluarga kami kuat dan erat sampai sekarang.

Semenjak SMP itu juga saya berhenti bermimpi, jika ada motivator bilang kejarlah mimpimu maka saya yang nomor satu akan menentang kata-katanya, saya belajar hidup realistis, belajar menjadi seseorang yang membuang keegoisan saya, semua demi keluarga. Belajar menjadi sosok yang keras demi keluarga.

Membuang mimpi-mimpi saya menjadi ahli gambar, membuang mimpi-mimpi saya menjadi seorang penulis, membuang hobi saya naik gunung, membuang kesempatan kuliah di tempat yang saya inginkan, Β kemudian dengan tangis sedu sedan saya merantau, berpisah jauh dari keluarga demi kuliah gratis untuk meringankan beban keluarga.

Memang apa yang saya capai sekarang bukan keinginan saya, bukan mimpi saya, bukan cita-cita saya. Tapi saya menikmati apa yang saya capai sekarang karena saya bisa membahagiakan keluarga saya. Saya bersyukur ini jalan yang Tuhan tunjukkan untuk saya, demi kebahagiaan keluarga.

Saya hidup bukan untuk diri saya sendiri, saya mendedikasikan hidup untuk keluarga saya. Apalah artinya kebahagiaan pribadi, jika saya tidak mampu membuat ibu dan adik saya tersenyum. Untuk apa itu semua? Saya akan bahagia apabila keluarga saya bahagia, saya berduka jika keluarga saya berduka.

Toh ini soal pilihan hidup. Dan Tuhan memberikan waktu untuk memilih jalan hidup saya di saat saya masih sangat muda, di posisi dimana ada seorang ibu yang dipaksa menjadi bapak untuk anak-anaknya dan mempunyai seorang adik yang bahkan belum cukup waktu digendong bapaknya.

Maka sejak itu pula saya menetapkan hati untuk mendedikasikan hidup untuk keluarga saya, menjalani pilihan hidup seperti sekarang ini.

Jika ada yang bertanya apa nomor satu dalam hidup saya, maka jawaban saya tegas.

Keluarga,Β Ibu dan Adik Saya.

Tabik.

“I sustain myself with the love of family – Maya Angelou”

524716_4152047214445_489758635_n

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

22 KOMENTAR

  1. Baru baca artikel ini…
    I feel you Chund, cerita kita hampir sama. Mungkin cuma beda usia aja saat meninggalnya Bapak….

    Kita sama2 dihadapkan pada pilihan hidup yang mungkin tidak sesuai passion pribadi kita. Tapi kalau passion utama adl keluarga… apapun akan dijalani demi mereka ya…. hehe

    Keep inspiring Chund… keep up your good work and be a success man. See you on TOP!!!! πŸ™‚

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here