BajakSawah
sumber : http://htn-alatpertanian.blogspot.com/2009/05/kenalan-dengan-luku-bajak.html

Saya tertegun membaca postingan Mas Ari soal karyanya yang dibajak tadi pagi. Dan bukan sekali dua kali, mungkin beberapa kali seperti yang ia tuturkan di postingannya “Tentang Menghargai Karya Orang Lain”. Saya kemudian jadi berpikir sekali dua kali, ini tampaknya soal bajak membajak karya ini sedang seksi dibahas.

Saya jadi berpikir. Di era internet sekarang apa sih yang tak bisa dibajak? Semua bisa dibajak. Jadi bingung, apakah kita jadi berhenti berkarya? marah? atau bagaimana. Saya kira kasus ini sudah tidak sekali dua kali, beberapa waktu lalu saya pernah menyimak kasus foto Lostpacker yang juga dipakai oleh Detik Travel. Panjang sekali urusannya.

Saya memproteksi foto, saya menulis di blog dan tentunya ditulis dengan berpikir keras. Rasanya sayang juga kalau tulisan dibajak begitu saja. Tapi saya bisa apa? jaman sekarang sudah canggih, mau bagaimanapun tetap bisa dibajak. Watermark bisa dihapus. Itu memang resiko di era sekarang. Resiko mengunggah sesuatu di internet yang sekarang tidak bisa dihindari.

Mungkin jalan satu-satunya ya memang diikhlaskan begitu saja. Saya mungkin akan belajar ikhlas, toh tulisan saya memang awalnya memang saya bagikan untuk siapa saja yang mau membaca. Saya tidak tahu bagaimana harus bersikap, marah mungkin iya, tapi ga tahu harus bertindak apa.

Pembajakan memang tak bisa dihindari. Banyak campaign misalnya yang dilakukan musisi untuk menghargai karya, tapi pembajakan jalan terus dan semakin mengglobal, dan itu makin mengerikan. Mungkin solusinya memang berdamai dengan pembajakan, mungkin lho ya.

Soal pembajakan itu saya malah cenderung setuju apa yang Pandji bilang dalam tulisan panjangnya “Menghargai Gratisan” karena mau tak mau kita harus hidup dengan pembajakan, daripada susah-susah melawan bagaimana kalau berdamai dengan cerdas. Bahwasanya walaupun dibajak, si pembajak tidak bisa membajak otak penulis aslinya. Otak kita adalah aset yang tak bisa ditiru, dicopy, dicuri. Dan itulah nilai kita.

Dari tulisan panjang Pandji tadi sebenarnya ada sedikit kata di paragraf terakhir yang cukup menohok saya.

Sebarkan ilmu anda.
Knowledge is king
Your knowledge is ur currency
Knowledge is FREE

Ya, saya tak bisa membantah kata-kata Pandji tadi.

Sekali lagi, saya tidak tahu bagaimana soal menyikapi bajakan. Saya mungkin akan marah, geram. Tapi saya rasanya harus berkaca pada diri saya, saya setiap hari menikmati musik-musik bajakan, saya juga rutin menikmati film-film bajakan, saya mungkin pernah copas tanpa menulis sumber saat menulis makalah di kala saya kuliah, jadi jika karya saya itu dibajak, mungkin itu karma bagi saya. Dan saya harus menerimanya bukan?

Sebagai penutup, mungkin saya sendiri harus mencoba bersikap berbesar hati. Ada kata-kata Mike Shinoda tentang pembajakan musik yang ia alami.

MIKE SHINODA: The part about downloading is actually a common misconception; I don’t support
stealing music. Artists work hard to make and put out their songs, and they should be able to reaprewards from their work. I do, however, accept the fact that, the way the internet is, I can’t stop anyone from stealing it.

Saya sih berharap pembajakan tidak menghentikan karya seseorang. Mungkin terus berkarya tanpa mengabaikan pembajakan yang terjadi adalah jalan tengah terbaik.

Tabik.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

11 KOMENTAR

  1. Saya sendiri ga masalah artikel saya dibajak. Karena tujuan saya berbagi pengetahuan seluasnya 🙂 semakin banyak yang baca Insya Allah saya dapat pahala jika memang bermanfaat. Allah tahu kok… tapi lain soal jika… (jika loh ya…) blog saya profit oriented . Salam kenal mas bro

  2. Kalau marah sih pasti ya Chan. Ilmu ikhlas memang gak gampang. Harus banyak-banyak belajar ikhlas sekarang. Hehehe..

    Paling gak, aku cukup lega lah kalau sudah curhat melalui tulisan 😀

  3. ketika fotoku dibajak oleh sebuah media besar dan mereka ngeles bilang sudah mencantumkan sumber istimewa tetap saya gak terima
    tapi lama² daripada bersitegang hingga sempat malas untuk mengunggah gambar dan tulisan, akhirnya ikhlas untuk terus berbagi karya toh ada yang mengawasi dari Atas

    tulisan yang menggugah

  4. Sebagai bukan siapa-siapa, daku pernah dibajak (karyanya) dan sampe sekarang pembajaknya masih eksis (yakni akun twitter jalanpendaki) yang nyata2 pakai nama dan logo saya. Serta beberapa tulisan. Padahal di blog udah dikasih tau kalau boleh aja kok ambil2 sesukanya, asal ijin atau kasih sumber. Tapi…. ya udah lah ya, lama2 kok capek sendiri, jadinya ya tak diemin. Tapi disisi lain ada rasa bangga pas karya dibajak, rasanya kayak bukan siapa2 jadi siapa2 gitu mas.

    Anyway, kalau daku sih, pas karya daku dibajak orang, lalu daku komenin nyinyir, dan kemudian orang lain yang menghakimi si pembajak. hahahaahha

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here