253379_460339744048276_415439775_n

Kapan lalu saya bersua dengan 2 founder Get Aceh, Ferzy dan Ferry. 2 anak muda dari Aceh dengan mimpi besar yang sangat luar biasa. Soal Ferzy saya sudah kenal cukup lama, selepas kuliah di Jogja dia kembali ke Aceh untuk membangun Aceh, kata orang Jawa “mulih ndeso mbangun deso”.ย Sementara Ferry adalah pemuda Aceh yang katanya dulu amat benci dengan travel writer / blogger yang katanya hanya akan menghancurkan tempat, kultur dan budaya di suatu tempat.

Tapi toh asam di gunung, garam di laut keduanya akan bersatu di kuali yang sama. Mereka akhirnya justru berkolaborasi untuk membuat Get Aceh dengan harapan bisa membangkitkan wisata dan perekonomian Aceh secara bertanggungjawab. Sebuah kolaborasi untuk membangun konsep wisata yang ramah kepada alam, menaungi masyarakat dan tanpa merusak kearifan lokal.

Upaya Get Aceh ini adalah oase di lingkup pariwisata. Dimana disaat traveling adalah melulu soal destinasi indah, berfoto dan membaginya di sosial media, selain itu adalah soal bagaimana soal tour guide meraih klien sebanyak mungkin dengan profit sebesar mungkin. Get Aceh adalah anomali tren traveling masa sekarang. Gagasan Get Aceh adalah kolaborasi dengan masyarakat dimana yang akan mendapat manfaat langsung dari pariwisata adalah masyarakat itu sendiri.

Saya kira apa yang dilakukan oleh Get Aceh perlu mendapat dukungan. Membangun sebuah area tourism yang tak hanya menonjolkan eksotisme tempat tapi juga membangun masyarakat dan pengunjung untuk bertanggung jawab adalah sebuah proses yang panjang dan waktu yang lama.

Kunci sukses tersebut ada pada masyarakat, karena masyarakat sesungguhnya pemilik aset tersebut. Tentunya ada harapan bahwa banyak wisatawan yang datang berkunjung, masyarakat bisa menghidupkan simpul-simpul ekonomi dari pariwisata, asset tetap terjaga dengan baik dan tetap ada penghormatan terhadap kearifan lokal. Sehingga semuanya bisa terjaga dan bersinergi dengan baik.

Tapi langkah ini bukan langkah mudah, ini langkah tak semudah membalik telapak tangan. Dan anak-anak muda dari Aceh ini sudah berkomitmen untuk maju terus, menempuh jalur yang tidak mudah ini demi masa depan Aceh yang lebih baik. Kita boleh berharap di tangan anak-anak muda yang melupakan gemerlapan karir dunia kerja kantoran yang menjanjikan limpahan materi yang berlebih untuk kembali ke kampung halaman, membangunnya dari nol.

Mungkin dimata saya, kita yang bukan orang Aceh. Aceh selalu identik dengan konflik tanpa ujung. Tapi anak-anak muda Aceh ingin memberitahukan bahwa Aceh pun memiliki pesona yang tak akan orang terlupa, ingin mengajak masyarakat untuk turut membangun kampung halamannya dan tentunya membuka ruang bagi wisatawan untuk terlibat didalamnya, terlibat datang dan membangun Aceh secara bersama-sama.

Saya kira 4 jempol tidak cukup untuk upaya dari Get Aceh. Namun juga tampaknya harus mendukung upaya mereka, upaya nyata tentang turisme yang bertanggung jawab, upaya nyata tentang penyelamatan lingkungan via turisme, tak hanya upaya menempel hashtag #save dan berteriak lantang di media sosial.

Tabik.

Website : GetAceh.com

Twitter : @GetAceh

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

6 KOMENTAR

  1. Ga sabar kolaborasi sama Get Aceh akhir tahun ini, semoga bisa ngebantu visi misi mereka, terutama perihal berkontribusi pada masyarakat Aceh sendiri ๐Ÿ™‚

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here