Stumbu

Selamat datang di Efenerr dot Com.

Situs ini akan menampung tulisan-tulisan saya berikutnya. Semoga pembaca menjadi lebih betah nongkrong di rumah baru saya, saling berbagi rasa dan opini. Semoga rumah baru ini juga bisa menjadi media pembelajaran dan media interaksi yang baik.

Untuk memperingati rilisnya Efenerr dot Com, berikut ada syukuran kecil-kecilan berupa 2 paket giveaway dari daerah domisili saya, Garut. Giveaway itu satu bungkus Kopi Ek Bouw Garut dan satu bungkus Teh Kiloan Garut.

Jika tertarik dengan kentalnya kopi Ek Bouw dan bau alami Teh Kiloan Garut, silakan isi kolom komentar paling lambat 30 September 2013 dengan opini tentang “Apa Bentuk Tanggung Jawab Konkret Seorang Travel Blogger Bagi Penduduk Lokal Yang Dikunjungi?”

Kemudian silakan share blog saya di social media secara sukarela, tidak pun tidak apa-apa. Giveaway akan meluncur pada 2 komentator terbaik. Terima kasih sudah menjadi pembaca blog saya dan semoga blog baru ini akan terus konsisten menjadi wadah tulisan-tulisan saya selanjutnya.

Tabik.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

62 KOMENTAR

  1. Saya rasa, sebagai travel blogger, sudah saatnya kita melindungi tiap destinasi lewat tulisan. Kita lah tameng utama yang berhadapan langsung dengan para pembaca yang bukan tidak mungkin merangkap para traveler pemula. Ulas destinasi dan ajarkan mereka bahwa berlaku semena-mena dan menutup mata akan fenomena kebersihan lingkungan bukanlah tindakan terpuji.

    Beritahu jika dalam satu objek ternyata ada pantangan yang tidak boleh dilakukan agar tak melukai hati penduduk lokal. Dengan begitu, pembaca akan merasa diajak berkenalan dengan destinasi idaman sembari mendapat ilmu dan pembinaan ‘kelakuan’ agar tetap sopan di tanah orang.

    Jika ini bukan jawaban yang benar, tak mengapa, anggap saja sebagai masukan.

  2. secara personal bisa saja dengan memuat foto, nama, dan nomer kontak penduduk lokal yang anda rekomendasikan jasa/produknya. seperti di: http://thearoengbinangproject.com/uji-nyali-di-puser-bumi-gunung-jati-cirebon/ dan http://thearoengbinangproject.com/nasi-kucing-drupadi-swarnabumi-cirebon/.

    namun yang lebih merisaukan adalah dampak berduyun-duyunnya pengunjung ke suatu lokasi. sebuah tempat yang indah dan alami akan berubah menjadi sesak oleh pendatang, pedagang, dan … sampah. kiranya dalam hal ini tanggungjawab blogger tidak bisa sendiri melainkan banyak pihak yang terkait.

    selamat pindahan mas efenerr. semoga betah dan ramai pengunjungnya, serta tidak ada … “sampah” *kedip.

  3. “Apa Bentuk Tanggung Jawab Konkret Seorang Travel Blogger Bagi Penduduk Lokal Yang Dikunjungi?”

    >>Masih baru boyongan rumah baru koq serius amat Mas pertanyaanya? he he. Selamat dulu ya. Blognya keren. Sebagaimana di blog sebelumnya, sepertinya akan bagus-bagus postingannya 🙂

    >>> Tanggung jawab kongkretnya? minimal nyicipi kuliner produk lokal, he he. Lebih dari itu sebarkan pada dunia tentang kearifan lokalnya. Negeri ini teramat kaya dengan local wisdom yg andaikan diolah seorang sutradara Hollywood jadilah rentetan film-film macam “eat, pray love” yang eksotik itu. gitu Mas 🙂 (koq jadi ikut2an serius??)

  4. Salam kenal kang, saya baru pertama kali mampir, tapi boleh ikutan kan? 🙂
    Tanggung jawab konkret travel blogger kepada masyarakat lokal antara lain travel blogger harus menghormati kebudayaan masyarakat setempat (misalnya berpakaian sopan, menjaga prilaku); menjaga lingkungan (misal tidak meninggalkan sampah di tempat yang didatangi); memberikan contoh kepada traveler lain dengan mengurus perijinan (apabila memerlukan perijinan); membantu perekonomian masyarakat setempat meskipun dalam skala kecil (misalnya membeli produk khas, makan dan tidur di tempat milik penduduk bukan di hotel besar); secara sadar dan bertanggung jawab mencari tahu dan mempublikasikan informasi yang benar dan akurat (karena sering dijumpai travel blogger keliru menuliskan data sehingga menjadi data yang menyesatkan); kemudian menulis informasi semenarik mungkin mengenai pariwisata, kuliner, produk khas maupun budaya lokal masyarakat tersebut; menghimbau agar orang lain tertarik mengunjungi sekaligus dapat menjaga lingkungan di tempat tersebut dengan tujuan agar traveler tidak berkontribusi dalam perusakan lingkungan, sehingga dengan demikian terdapat gerakan yang bersifat kontinu. Sekian opini saya, semoga saya menang (hloh??hehehe…)

    Ngomong-ngomong, akang dari Garut? saya juga. Saya orang pembangunan, hehe.. Salam kenal 😀

    • boleh banget mbak hana.. 🙂
      wah, langkah-langkahnya sangat detail..sepertinya usaha memang harus kontinyu..
      iya, saya di Garut..di Jalan Pembangunan juga..salam kenal. 🙂

  5. langsung saja, menurut saya yang harus dilakukan seorang travel bloger adalah, dia bisa membantu mengabarkan keadaan tempat yg dikunjungi kepada masyarakat atau dalam hal ini pembacanya, secara nyata dan sesuai keadaan sesungguhnya. jadi tidak melulu menceritakan tentang hal2 bagus yang ada disitu. apalagi jika travel blogger senior yg memang blognya sudah terkenal dan blognya rame dikunjungi tiap hari, hal tersebut malah akan bisa menjadi kesempatan untuk membantu membuat melek pembacanya tentang keadaan tempat2 yg mungkin pembacanya sendiri belum pernah datangi. seperti perjalanan mas ke Batu Licin yang dalam bayangan saya super-ekstrem itu, saya jadi mengerti perjuangan teman2 mas disana, sebagai orang yg tinggal dan kerja di jakarta yg masih ngeluh tentang macet dan segala karut marutnya, cerita Batu Licin merupakan tamparan keras.

    demikian mas opini saya, sumpah sampe keringetan nulisnya. ini murni karena iming iming kopinya hahahaha. oia selamat atas rumah barunya, ternyata kekalahan MU tidak menghalangi mas untuk berkreasi #ehhh keceplosan
    HAHAHAHAHAHA

    tabik!

    • yang lalu biarlah berlalu denz. MU boleh kalah sama City tapi ndak boleh sama Liverpool. Hahaha 😀
      betul sekali, mengabarkan dengan jujur itu harus digarisbawahi.

  6. Ngopi bareng yuuuk, Om 🙂

    Eh aku pulang ke Garut loh bulan depan dan setumpukan ide di kepala sepertinya membutuhkan bantuanmu Kang Mas.

    Semoga gak kapok bantu \m/

  7. saya tertarik sih sama kopinya… tapi lebih tertarik dengan effort sampeyan selama ini dalam hal menulis, blog saya dan tulisan saya banyak terinspirasi dari tulisan2 sampeyan, mas…

  8. Duh… lha saya lum komen kok dah dapet give awaynya ya broh???? Hahahaha… wah… mantab ini masbroh..punya web sendiri.. jadi malu eyke lum nulis2 lagi..hiks.. mohon bimbingannya suhu..biar semangat lagi…

  9. Di era digital yang luar biasa ini, pemberitaan tentang sebuah destinasi wisata bisa jadi seperti pedang bermata dua, bisa memberikan efek positif bagi warga dan tempat wisata, atau justru jadi perusak bagi warga dan daerah tersebut. Sebutlah Tidung, Sempu, dan Gunung Padang yang justru malah semakin memprihatinkan setelah adanya pemberitaan dari banyak orang. Yang sampahnya makin banyak lah, yang alamnya makin rusak lah, bahkan di Gunung Padang, beberapa batu rusak bahkan hilang dari tempatnya oleh ulah para pengunjung.

    Itulah sebabnya, mengedukasi pejalan lain bisa menjadi salah satu cara untuk membantu warga dan melindungi tempat wisata. Ketika kita tidak bisa secara intensif berinteraksi dengan warga, blog bisa jadi sarana untuk mengedukasi pejalan lain untuk ikut bertanggung jawab paling tidak terhadap perilaku pribadi agar ikut melestarikan kebudayaan, kearifan lokal, dan yang terpenting adalah daerah itu sendiri. Kita pastinya ingin melihat Stumbu-Stumbu lain di berbagai tempat di negeri ini kan Bung, dimana warga dengan kearifan lokalnya tetap membangun daerah wisata tanpa merusak tempat itu sendiri dan pejalan yang datang pun tetap menghormati apa yang ada di tempat itu.

    Selamat untuk rumah barunya dan sampai jumpa di Theater of Dream besok rabu. 😀

  10. Akkk! Ternyata maksudnya Rumah Baru ini! HAHAHA

    Selamat mas Chan! Makin bagus & seger blog mu.. udah lama gak mampir 🙁

    “Apa Bentuk Tanggung Jawab Konkret Seorang Travel Blogger Bagi Penduduk Lokal Yang Dikunjungi?”

    Hmmm berat, susah… Karena saya bukan Travel Blogger :))

    Tapi kalo boleh ngomong berdasarkan asas Responsible Traveler #tsahh yang sering dibicarakan orang.

    Kayaknya sih ketika kita membuat suatu tulisan dari suatu destinasi, perlu juga mengupas / membahas tentang kehidupan masyarakat lokal nya, gak melulu pada objek2 wisata yang ada dan keindahannya. Maksudnya , bisa juga kan kita menuliskan sisi lain dari kehidupan masyarakat lokal tsb, atau kondisi-kondisi object wisata yang ternyata gak melulu menampilkan keindahan. Kadang ada sisi yang “jelek” , buruk & tidak memuaskan perlu dibahas.

    Kenapa? menurut saya orang yg kalau datang kesitu NANTINYA gak hanya menikmati keindahan yang ada aja, tapi jadi bisa turut serta membantu ‘membenahi’ apa yang jelek atau yang kurang dari tempat tersebut dengan berbagai cara. mungkin dengan membenahi diri sendiri 😀

    Dari situ sedikit banyak bisa membantu kesejahteraan masyarakat lokal. Menurut saya lohh..

    Monggo dikoreksi. Hanya pendapat awam soale..

    Kalo menang, aku mau teh nya :’) (lagi)

  11. Ikut komen aaah,..hehehe

    “Dimana bumi dipijak disitu langit kita junjung” jadi ikuti segala totokromo yang ada disitu, itu hal yang pertama wajib dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap warga penghuni situ..(ini udah wajib dan paling konkret ketika ada disuatu wilayah)

    terus bentuk konkretnya lainnya yang sederhana, menurut saya,kalau orang lokalnya jual souvenir, kita beli buat oleh-oleh atau kenang-kenangan kita, kalau orang lokalnya ga ngerti online shop kasih cerita-cerita tentang FJB KASKUS atau FJB – FJB lainnya..siapa tahu dia tertarik…dan yang terakhir, pasti slogan ala travelerblogger “sharing is caring” menulis-memfoto dan mempublikasikan hal-hal yang ada disana untuk meningkatkan pengetahuan terhadap suatu nilai budaya, yang ujungnya adalah membantu mengenalkan dan mengankat masyarakat lokal

  12. Well…sulit untuk memadukan “jalan-jalan” dengan tanggungjawab.

    Jalan-jalan belakangan (saya mendapat kesan) menjadi “we come, we f*cked up, we leave” hahahhaa i hope im wrong.

    juga beberapa tulisan tentang efek buruk suatu tempat dituliskan dan kemudian membawa dampak buruk.

    hanya ada yang menarik tentang tanggungjawab traveler, di kampung katupat (togean)…. mereka membuat gerakan tong sampah untuk katupat. (bisa dibaca di http://www.everto.org/id/2012/12/03/tong-sampah-untuk-katupat/ )

    ga rumit bukan, tapi buat saya ini salah satu bentuk yang paling kongkrit yang bisa dilakukan.

    saatnya merubah pola pikir, jalan-jalan bukan cuma “exploring”…tapi juga harus empowering the local comunities.

  13. Wah, saya sih pengen kopinya aja. Haha… (Secara penggemar kopi. :p)
    Tapi gpp deh, iseng ikutan kuisnya. 😀
    “Apa bentuk tanggung jawab konkret seorang travel-blogger bagi penduduk lokal yang dikunjungi?”

    Hmm, tanggung jawabnya ya. Nurut saya sih, tanggung jawabnya… membuat keunikan budaya penduduk lokal maupun daerah lokal yg dikunjunginya dikenal lalu didatangi beramai-ramai dan (kalau daerahnya kurang berekonomi baik) membuatnya bertumbuh secara ekonomi–tanpa membuatnya rusak karena kurang menuliskan “tolong menjaga keaslian lingkungan” daerah yg dikunjungi itu di blognya. 😀

    Sori ya, nurut aku seorang travel-blogger juga ikut bertanggung jawab (secara tidak langsung) dalam membuat suatu daerah menjadi populer tapi tetap bersih… atau populer tapi pengunjungnya juga menjadi lupa menjaga kebersihan daerah yg dikunjungi itu sendiri.

  14. Assalamualaikum,
    Halloooo…
    Salam kenal yah n selamat buat rumah barunya… 🙂
    HEmmm,tanggung jawab sebagai seorang travel blogger terhadap penduduk lokal yang di kunjunginya, menurut saya kita bisa memperkenalkan budaya mereka kepada dunia melalui postingan di blog kita…
    Bagaimana situasi dan kondisi daerah mereka, kebiasaan dan adat istiadat mereka, serta kebudayaan penduduk daerah setempat.
    Nah, kalau kita menceritakan keadaan mereka kepada pembaca, misalnya mereka sedang membutuhkan bantuan, support atau uluran tangan orang lain, secara tidak langsung kita telah mempublikasikan keadaan mereka yang sedang membutuhkan serta melestarikan kebudayaan Indonesia karena telah memperkenalkan kebudayaan yang masih dipertahankan hingga sekarang lewat tulisan kita 🙂

  15. Saya baru main kesini, boleh gabung kan? 😀 hehehe
    Selamat buat rumah barunya 😀 Pengen juga pake domain (dot)com u.u hehe
    Apa Bentuk Tanggung Jawab Konkret Seorang Travel Blogger Bagi Penduduk Lokal Yang Dikunjungi? Hmm …. Apa ya? Banyak sekali sebenarnya 🙂 Apalagi untuk travel blogger, pastinya nanti bakal diposting diblog kan. Yang paling utama pastinya kita harus meng”komersil”kan hal-hal yang ditemui di daerah itu. Apakah hasil industri rumah tangga, budaya, atau bahkan sampai bahasa yang digunakan.
    Kalau misalnya kita ingin memosting hasil industri rumah tangganya, bisa kita selipkan foto hasil jadi industri tersebut, pemilik industri, bahkan sampai alamat industri supaya orang dari daerah lain bisa mengunjunginya dan membuktikan kebenaran dari postingan tersebut.
    Kalau misalnya kita ingin memosting budaya setempat, bisa kita selipkan foto kebudayaannya. Seperti tari-tarian atau mungkin saja lagu daerahnya.
    Yang pasti, kita tidak “menipu” visitor blog kita. Terlalu meng-indah-indahkan sebuah lokasi namun pada nyatanya tidak hanya akan membuat pelancong lokasi tersebut berkurang hanya karena kita yang tidak mampu bermain kata.

  16. tertarik dengan kopinya, dan sukur2 dapat bibit teh (bukan teh yang sudah jadi) hehehe.. jadi ikut komen. kalau jalan2 ke suatu tempat, jangan sekedar nulis saja. tapi beri mereka sesuatu, rangsang mereka sesuatu, demi perbaikan kehidupan mereka di masa depan. sesuatu itu bisa apa saja, buku, obat, pengetahuan, juga makanan. sebagai contoh, di wilayah penghasil kopi, bawakan mereka bir kopi atau penganan lain berbahan kopi. pusing? saya juga hehe

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here