photo1
Anak-anak di Perpustakaan.

Desember lalu, saya sempat posting artikel tentang kawan saya Ifan, seorang guru di SD Negeri Growong, Tempuran, Magelang yang mencarikan buku-buku untuk anak-anak didiknya. Setelah sebulan, berkat kebaikan para donator akhirnya terkumpul sebanyak 1.600 buku (buku bacaan, buku pelajaran sampai buku tulis + ATK), 3 flashdisk dan dana sejumlah 5.250.000. Untuk donasi berupa donasi dibelanjakan untuk membuat rak buku, membeli karpet, memperbaiki ruangan termasuk mengkeramik lantai perpustakaan dan membeli sampul plastik.

Setelah sebulan berjalan, pada tanggal 18 Desember lalu akhirnya SD Negeri Growong meresmikan perpustakaan tersebut dengan mengundang pemuka desa dan pejabat Dinas Pendidikan, saya dan teman-teman dari Komunitas 1 Buku juga turut diundang hadir. Acaranya sangat sederhana, hanya sambutan sebentar lalu menengok perpustakaan. Sementara Komunitas 1 Buku turut masuk kelas dan memberikan sedikit motivasi untuk anak-anak SD Negeri Growong.

photo4
Kepala Sekolah dan Anjar dari Satu Buku

photo
Sorak sorai anak-anak

Atas bantuannya, Ifan menuliskan sebuah surat untuk semua donatur yang telah mengirimkan buku atau bantuan lainnya ke Growong :

GURU “MENGEMIS” BUKU

Hatiku masygul (sedih) saat melihat dua muridku meminjam buku di perpustakaan SD. Dua anak tadi sangat senang dengan buku yang mereka pinjam, padahal buku itu sudah kumal terbitan tahun 80an.

Sejak itu aku berfikir bagaimana cara mendapatkan buku-buku yang banyak agar minat baca murid-muridku dapat tersalurkan. Pertama-tama aku minta pada bendahara BOS apakah ada sisa dana untuk pembelian buku bacaan siswa. Tapi dana BOS sudah habis.

Otakku berfikir lebih keras. Akhirnya aku memberanikan diri sms temanku Farchan. Aku mengutarakan niatku “mengemis” buku padanya. Ya itung-itung bisa membantu sedikit buku untuk murid-muridku. Ternyata responnya bagus sekali. Malah dia bertanya mendetail tentang keadaan sekolahku, gedung-gedungnya, dan terutama tentang perpustakaan serta buku-bukunya. Ya kujawab saja apa adanya, tidak kurang dan tidak kulebih-lebihkan.

SD Negeri Growong berdiri pada tanggal 1 juni 1945. SD yang beralamat di Desa Growong, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang ini berdiri di atas tanah bengkok desa. Tapi jangan disamakan dengan SD di kota. Tanahnya adalah tanah urug yang labil. Akses jalannya sangat memprihatinkan dan kalau boleh memberi istilah “jalan yang pernah diaspal”. Dari 6 ruang kelas hanya 3 yang masih bisa disebut layak. Tiga ruang kelas yang tidak layak kerusakannya lumayan parah. Lantainya masih tegel, atapnya sudah banyak yang rusak, kursi dan mejanya juga pada sudah rusak. Dan yang paling membahayakan adalah dindingnya yang sudah tua, yang hanya bisa kami tembel dengan semen. Untuk perpustakaannya berbagi tempat dengan gudang, uks dan mushola. Buku-buku bercampur dengan sarung, mukena dan obat-obatan. Itulah ceritaku pada Farchan.

photo2
Pak Guru Ifan dan Rak Buku baru

Akhirnya siang hari tepatnya tanggal 6 Desember 2013 Farchan menulis ceritaku ini di blognya. Tidak sampai 1 hari, ada dua orang yang telpon berniat membantu dengan mengirim buku. Akun facebookku kebanjiran orang-orang yang tulus ingin membantu. Bahkan ada teman dari Singapura yang kirim pesan di facebook kalau ingin membantu mengirimkan uang untuk dibelikan buku. Yang tidak kalah mengharukan, ada teman yang bekerja sebagai operator SPBU ingin membantu juga. Subhanalloh, tidak menyangka juga. Dengan kata lain aku tidak sendiri ketika punya idealisme untuk mencerdaskan anak bangsa. Banyak orang yang membantu disaat bantuan dari pemerintah tak kunjung datang.

Saya mewakili guru-guru dan siswa-siswa, mengucapkan banyak terima kasih pada donatur dan teman-teman yang telah ikut berperan dalam mencerdaskan anak-anak didik kami. Semoga kebaikan kalian mendapat balasan dari Tuhan dengan sebaik-baik balasan. Amin. Salam pencerahan.

 —

Anak-anak disini jika tidak diberi buku-buku baru buku tidak akan maju dan mengenal dunia luar. Anak-anak ini adalah anak-anak pintar namun kurang mendapatkan bacaan, mereka haus ilmu. Berkat semua buku dan perpustakaan baru semoga mereka bisa semakin maju dan pintar. Saya pun turut terharu. Terima kasih untuk semua donatur. Saya percaya ini adalah langkah untuk membuat anak-anak desa semakin cerdas.

photo5

photo3

Postingan pertama disini

Peresmian perpustakaan ini juga dimuat di Harian Suara Merdeka, Wawasan dan Magelang Express. Terima kasih untuk Pak Nawan yang sudah meliput.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

6 KOMENTAR

  1. Suka banget dengan orang-orang yang masih peduli dengan minat baca di Indonesia, kalau bukan kita siapa lagi?!? :))

    Ini pengalamanku yang kurang lebih gak jauh beda dengan artikel ini:
    Label Pustakawan 2011 http://luckty.wordpress.com/2012/01/14/label-pustakawan-dan-aroma-buku-di-2011/
    Label Pustakawan 2012 http://luckty.wordpress.com/2012/12/31/aroma-buku-di-2012/
    Label Pustakawan 2013 (Part 1) http://luckty.wordpress.com/2013/07/05/label-pustakawan/
    Label Pustakawan 2013 (Part 2) http://luckty.wordpress.com/2014/01/09/label-pustakawan-2013-part-2/

    • wah terima kasih..mengembangkat minat baca itu susah dan orang-orang yang berkecimpung di dalamnya pastilah orang-orang hebat..salut untuk anda mbak luckty.. 🙂

  2. Salut!!!! jadi inget di sekolahku di suruh beli buku sudah mahal dan amat sangat menguras dana BOS tetapi kurang mutunya dan hanya mungkin di jadikan proyek bagi para Kepsek….
    Chan gmn ya menumbuhkan minat baca pada anak?

    • hehehe..itulah penyakitnya. 🙂
      anyway minat baca itu seharusnya dimulai dari lingkungan ya, maksudku di sekolah juga dibiasakan untuk membaca, di rumah juga.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here