Terbang Dengan Jetstar

Disclaimer : Bukan postingan berbayar. Hanya ucapan terima kasih karena merasakan pelayanan yang bagus.

Pertama kali naik Jetstar itu 2 tahun lalu dan saya jatuh cinta pada pengalaman pertama, selanjutnya saya kemudian berkali-kali menggunakan Jetstar untuk perjalanan ke luar negeri. Saya awalnya tak sengaja membeli tiket Jetstar, kala itu saya hendak ke Singapura dan mencari perbandingan harga tiket dari maskapai-maskapai LCC yang beroperasi ke Indonesia dan ternyata Jetstar memberikan harga yang paling murah, tanpa pikir panjang saya pun segera book dan issued tiket Jetstar untuk 2 orang.

Nama Jetstar sebenarnya tak asing di Indonesia, sebelum menjadi nama maskapai, Jetstar sudah lebih dulu popular di Indonesia. Adalah Mitsubishi lewat Krama Yudha Tiga Berlian Motor yang mempopulerkan Jetstar. Di tahun 80-an akhir Jetstar adalah salah satu mobil keluarga yang sangat populer di Indonesia, dikenal tangguh dan irit, sekarang mungkin sudah jarang di jalan raya. Nah, keluarga saya dulu pernah punya mobil ini, jadilah ketika saya mendengar tentang Jetstar, pikiran saya malah teringat tentang mobil keluarga saya dulu, bukan sebuah maskapai LCC.

Ternyata Jetstar adalah maskapai LCC dari Australia yang merupakan anak perusahaan dari Qantas. Setahu saya ini  satu-satunya maskapai LCC dari Australia yang beroperasi di Indonesia. Rutenya pun tak jauh beda dengan rute yang ditawarkan Qantas, namun cakupan rutenya masih terbatas sekitar Asia-Australia saja. Vietnam, Jepang, Cina, Taiwan, Indonesia, Australis, Selandia Baru sampai Fiji.

Impresi bagus pertama tentang Jetstar adalah pelayanannya bagus, counter check in yang ramah dan cepat sampai ke petugas ruang tunggu yang simpatik. Dan keberangkatan pun tidak mengalami keterlambatan dan mungkin saya sendiri beruntung karena belum pernah kena delay saat naik Jetstar. Di Soekarno Hatta pun pilihan terminal untuk  Jetstar adalah terminal 2. Ini yang saya suka, kapan lagi naik LCC tapi rasa premium. Enaknya di terminal 2 adalah antrian dan ruang tunggu tidak sesesak di terminal 1 atau 3.

Saya masih ingat benar ketika pertama kali naik Jetstar, nomor penerbangannya adalah VF 206 dengan pesawat Airbus A320 dan dioperasikan oleh Valuair. Kala itu saya dari Cengkareng berangkat dan akan tiba di Changi adalah tengah malam. Walaupun penerbangan malam tapi ternyata pesawat jarak dekat – menengah ini penuh, ketika saya tanya-tanya banyak penumpang adalah penumpang tujuan China dan Taiwan, mereka akan singgah di Changi dan melanjutkan penerbangan keesokan harinya.

Di kabin saya cukup senang dengan tatanan interiornya, paduan warna abu-abu oranye khas Jetstar terasa bersih. Dan memang saya lebih suka Airbus A32o dibandingkan pesawat lain yang sejenis, mungkin ini juga yang mempengaruhi impresi saya dengan suasana kabin Jetstar. Waktu take off pun tidak mengalami keterlambatan, kapten yang sangat simpatik dan pramugari-pramugara yang sangat sigap melayani penumpang membuat saya cukup terkesan. Pramugara dan pramugari rutin berkeliling dan melayani kebutuhan penumpang, senyum tak pernah lepas dari bibir mereka.

Selayaknya maskapai LCC, lini hiburan di pesawat ini ditiadakan, bahkan sisipan in flight magazine pun tak ada. Mungkin memang ini kebijakan Jetstar untuk memangkas biaya perjalanan.  Tapi bagi saya kala itu toh tak masalah, karena penerbangan malam saya tak terlalu membutuhkan hiburan di perjalanan, yang saya butuhkan hanyalah tidur di perjalanan. Sampai ketika landing pun perjalanan sangat menyenangkan, pesawat mendarat dengan mulus di Changi dan ketika keluar pesawat saya tak lupa mengucap terima kasih pada pramugari – pramugara Jetstar atas penerbangan yang mulus dan nyaman.

Kesan keramahan dan kenyamanan terbang bersama Jetstar tadi membuat saya menjadikan Jetstar pilihan utama untuk LCC yang beroperasi di Indonesia. Jujur kadang saya sering impulsif membuka situs Jetstar dan jika ada tanggal dan harga yang cocok saya akan langsung ambil tiketnya. Mungkin yang perlu menjadi catatan adalah karena saking banyaknya koneksi antar rute, terkadang untuk satu rute bisa berbeda-beda lokasi transitnya dan justru akan membuat perjalanan semakin panjang.

Saya kira Jetstar sebagai LCC mungkin pasarnya masih sangat terbatas karena banyak yang belum tahu dengan maskapai ini. Bagi saya ini semacam keuntungan karena tidak perlu repot-repot rebutan saat booking tiket, kemudian entah kenapa rasanya promo maskapai ini terkesan tidak heboh, jarang sekali ada iklan promo maskapai ini, jadi ini membuat saya leluasa memesan tiket. Kemudian yang membuat saya memilih Jetstar adalah range harganya yang murah, kadang jika membeli mendadak dan dibandingkan dengan LCC lain harga tiketnya jatuhnya lebih murah, untuk tiket reguler non-promo pun Jetstar harganya sering lebih murah dibandingkan tiket reguler LCC lain.

Untuk yang ingin mencoba nuansa baru saran saya sih cobalah untuk memilih Jetstar sebagai LCC. Kadang perang harga yang tidak sehat antar 2 LCC penguasa pasar justru membuat harga seolah menjadi monopoli dan justru Jetstar ini muncul di tengah-tengah dengan harga yang murah dan kenyamanan di penerbangan, sepertinya layak untuk menjadi pilihan mulai sekarang.

Tabik.

1. Sumber Gambar

2. Daftar Seluruh Penerbangan Jetstar dan Nomor Pesawat

3. Situs Jetstar