DSC_0613

Rasa-rasanya hidup itu seperti minum kopi, dinikmati setahap demi setahap sampai tandas, lalu ampasnya dihirup dalam-dalam sampai kenikmatannya merasuk ke semua indera. Tapi apa yang terjadi setelah minum kopi? Rasa pahitnya, rasa ampasnya itu menyisakan rasa penasaran, sehingga tanpa sadar seseorang akan menyeduh kopi lagi, atau pergi ke kedai kopi dan memesan segelas kopi, lagi dan lagi. Tapi hidup juga mirip kopi bukan? Walau pahit, walau pekat tapi tetap dinikmati berlama-lama.

Terkadang dalam hidup, ada setitik rasa kecanduan, seperti saya yang candunya jatuh pada biji kopi. Ada ekstase untuk melakukan rutinitas yang sama, ada semacam ketagihan akan sesuatu dan mendadak kosong jika tidak mendapatkannya. Seperti ngopi, jika lidah tidak dilumuri kopi dalam sehari, rasanya ada yang kurang hidup ini.

Saya merasakan hal yang sama ketika mengerjakan beberapa proyek. Ada rasa puas dan lega, ada luapan rasa bahagia ketika proyek yang dilakukan sudah selesai. Tapi ada semacam rasa kosong, ada rasa rindu untuk membuat proyek baru lagi, ada semacam rasa gatal untuk segere berbuat sesuatu. Mungkin saya memang orangnya begitu, tidak bisa berdiam, pikiran harus terus bergerak.

Walau begitu kadang ada proyek yang tercecer, tak pernah tergarap, ataupun hilang dalam ide saja. Dengan segala keterbatasan memang saya tak mungkin mewujudkan semua proyek, lebih susah lagi menemukan orang yang memiliki visi, misi yang sama. Lagipula proyek-proyek yang saya buat rata-rata bersifat pro bono, gratisan, bermodal keikhlasan.

Percaya atau tidak, semua ide-ide proyek itu semua saya tuliskan, ada semacam mini proposal sampai ke budgeting dan sebagainya. Walaupun mungkin tak pernah terwujud, tapi kadang saya membuka ulang catatan proyek-proyek tersebut, menengok ke belakang tentang apa yang saya perbuat di masa lalu dan kadang saya tersenyum, dalam hati membatin “oh, saya pernah buat ini ya?”.

Jujur banyak proyek yang terlewat, tidak tereksekusi dan menguap hanya sebatas ide. Namun ada juga banyak proyek di depan yang sudah menanti, ada banyak sekali ide-ide baru menanti diwujudkan. Manusia memang harus terus bergerak seiring dengan pikiran. Saya pun demikian. Saya berpikir, maka saya ada, saya menulis maka saya bahagia.

Tabik.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

2 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here