DSC_0433

Empat puluh tahun lalu, dua orang sahabat dikirim pemerintah Taiwan ke Amerika Serikat untuk belajar segala hal tentang peternakan sapi. Sepulang dari sana, mereka kemudian membangun sebuah peternakan di Taiwan yang mengadopsi sistem peternakan modern dari Amerika Serikat.

Kini setelah puluhan tahun peternakan itu berkembang menjadi salah satu peternakan paling modern di Taiwan. Peternakan sapi yang dirintis dua sahabat tersebut bernama Flying Cow Ranch. Mulai buka dan beroperasi pada 1975, ranch ini menjadi resort peternakan di Taiwan dan merupakan salah satu pelopor leisure farm di Taiwan.

Saya disambut patung sapi gemuk di halaman ranch, kompleks ranch terletak di Kota Tongsiao, Taiwan bagian utara. Lokasinya sedikit berada di perbukitan, hawanya sejuk dan panoramanya hijau. Ketika masuk kompleks ranch, niscaya seolah merasa di  Eropa atau Amerika. Ambiencenya memang dibuat demikian, dari bangunan sampai interiornya semua seperti ranch di barat. Saya pasti akan menyangka berada di Amerika.

Sayangnya, kami rombongan Media Trip bersama Taiwan Leisure Farms Development Association dan Smailing Tour tiba di ranch terlalu malam. Kami terlambat satu jam, musababnya adalah karena terjebak macet dan lokasinya yang memang jauh. Jadi begitu sampai dan suasana sudah gelap, yang bisa kami nikmati hanyalah suasana malam ranch yang amat sunyi dan berangin kencang. Karena lokasinya yang berada di lembah, ranch ini memang jamak terkena angin lembah.

DSC_0452
Area Ranch Sapi

Mengunjungi Ranch

Pagi harinya aktivitas dimulai, rombongan didampingi oleh Yoga, manajer Flying Cow Ranch yang akan mengantarkan berkeliling ranch yang luasnya kurang lebih mencapai 50 hektar. Kompleks Flying Cow Ranch dibagi menjadi beberapa bagian, bagian yang saya kunjungi adalah bagian yang dibuka untuk umum sebagai tempat wisata, sementara bagian kedua ada di balik gunung, sebagai tempat produksi hasil ternaknya.

“Mari ikut saya, pertama kita akan mengunjungi ranch sapi.” ajak Yoga pada kami. Yoga kemudian mengantarkan kami menuju tempat penggembalaan sapi. “Ada dua jenis sapi di ranch ini, Holstein dan Jersey. Keduanya yang kami biakkan di sini”. Kedua sapi ini memiliki bentuk yang berbeda, Holstein berwarna hitam putih, sementara Jersey berwarna cokelat, keduanya adalah sapi bibit dari Eropa.

Holstein yang dimaksud Yoga adalah Holstein Friesian Cattle, sapi yang berasal dari Belanda. Khas-nya memang warnanya yang totol – totol hitam putih. Karakter sapi ini memiliki badan yang lebih besar dan sangat banyak menghasilkan susu, namun kandungan lemaknya rendah sehingga susunya bagus untuk konsumsi.

Sementara sapi jenis Jersey yang dibiakkan di sini adalah Jersey Cattle, anakan sapi yang berasal dari Jersey, Inggris. Warnanya coklat terang dan badannya lebih kecil. Karakter sapi jenis ini memiliki lemak yang lebih banyak, sehingga cocok untuk produk olahan susu seperti keju atau yoghurt.

Total jenderal ada seratus lebih sapi di ranch ini, tiga puluh sapi diletakkan di area penggembalaan sementara lainnya berada di area produksi. Sapi-sapi di sini terlihat gemuk-gemuk dan sehat. Mereka bermalas-malasan di pagi yang dingin sembari menikmati makanan mereka. Di area penggembalaan, sapi-sapi ini menjadi atraksi utama bagi para pengunjung yang tampak gemas melihat bagaimana sapi-sapi ini digembalakan.

DSC_0505
Duck Parade

Tepat jam sepuluh pagi, kami berkesempatan menikmati atraksi Duck Parade. Ini adalah dimana bebek-bebek yang juga dibiakkan oleh ranch dibawa keluar kandang untuk diberi makan. Ratusan bebek tiba-tiba akan memenuhi ranch dan mengerubuti pengunjung. Pengunjung pun bisa memberi makan bebek – bebek ini dengan makanan yang sudah disediakan petugas.

Yang paling menikmati atraksi ini adalah anak-anak kecil yang kegirangan dan kegelian karena dikerubuti bebek. Karena hari itu ranch banyak dikunjungi anak-anak TK, mereka tampak senang sekali mengejar bebek-bebek ini ke sana ke mari, mengelilingi kompleks ranch.

Bebek – bebek ini melakukan Duck Parade sehari tiga kali, jam sepuluh, jam dua dan jam empat sore, ini bertepatan dengan jam memberi makan bebek-bebek ini oleh petugas ranch. Jadilah selain memberi makan, bebek-bebek yang bergeal – geol saat berjalan ini bisa menjadi tontonan yang menarik dan sangat lucu bagi pengunjung.

DSC_0522
Memberi makan Domba
DSC_0546
Ranch Domba

Di seberang arena Duck Parade. Ada ratusan domba yang berada di padang rumput penggembalaan. Pengunjung bisa membeli rumput ikat untuk memberi makan kambing. Atraksi ini umumnya dilakukan oleh anak-anak kecil yang penasaran dengan domba-domba yang ada di ranch. Maka jika saat memberi makan, tiba-tiba area penggembalaan akan menjadi ribut, domba-domba merangsek ke pagar untuk berebut rumput yang dibawa pengunjung. Sementara para pengunjung yang rata-rata anak-anak kecil banyak yang antusias, sebagian ketakutan karena domba – domba yang tiba-tiba berkerumun.

Yoga, si manajer kemudian memberikan kami masing-masing satu ikat rumput pakan domba pada kami. Lantas kami bergabung dengan kerumunan untuk memberi rumput itu pada domba-domba tersebut. Menurut Yoga, domba-domba ini sebagian diambil bulunya, sebagian diperah susunya. Untuk menjamin pakannya, pihak ranch memastikan bahwa hanya rumput segar yang disediakan untuk domba-domba ini.

Selain domba biasa, di area ini juga ada kambing endemik Taiwan yaitu Taiwan Native Black Goat. Areanya dipisahkan dengan area domba karena karakteristiknya yang berbeda. Kambing Taiwan yang berwarna hitam pekat ini adalah kambing gunung, biasa tinggal di gunung, mendaki tebing-tebing terjal. Maka di kandangnya disediakan area panjat untuk kambing endemik Taiwan ini.

DSC_0475
Area Bermain Super Luas

Selain area penggembalaan, terdapat juga rumah kaca dan taman. Di rumah kaca tersebut terdapat toko suvenir yang hanya menjual hasil olahan dari farm ini. Karena produk utamanya adalah susu maka yang dijual di sini adalah hasil turunan dari susu. Seperti sabun susu ataupun lotion dari susu, selain itu juga ada souvenir seperti gantungan kecil dan pernak – pernik lainnya.  Jadi sembari beristirahat, para pengunjung bisa sekaligus berbelanja apa yang mereka inginkan di sini.

Kompleks ini tak hanya ini saja, masih ada kompleks lainnya dan untuk menjelajah keseluruhan kompleks yang luasnya 50 hektar mungkin tidak cukup waktu sehari. Selain mengunjungi area penggembalaan, pengunjung bisa menyisir jalur trekking yang sudah disediakan pihak resort. Atau bisa sekadar bersantai di area-area resort yang sangat hijau dan terjaga.

Untuk anak-anak disediakan playground dengan berbagai jenis permainan. Bagi yang tidak ingin capek terdapat arena trekking ringan yang menyusuri kebun kecil di antara kompleks penginapan. Untuk sebuah resort peternakan, fasilitas yang disediakan di sini sangat lengkap.

DSC_0589
Area Light Trekking

Sisi Edukasi Dan Kelestarian Lingkungan

Ranch ini memang berkaca dari barat, sistem dan manajemennya memang mengacu ranch-ranch di Barat. Ini sebuah hal yang tak bisa dipungkiri. Namun di sisi lain, resort ini tak hanya melulu menampilkan pengelolaan ranch yang a la Barat sebagai jualan. Resort ini juga memberikan sisi edukasi dan pelestarian lingkungan bagi para pengunjung.

“Sini Farchan, saya tunjukkan sesuatu” kata Yoga pada saya. Dia mengajak saya menuju sebuah selokan yang berada di sisi area penggembalaan sapi. “Ini aliran air limbah dari hotel di bagian atas, lalu ditampung ke kolam pengolahan, diolah menjadi air bersih lagi untuk dikonsumsi ulang atau digunakan lagi untuk hal lain.” 

Kontur peternakan yang berupa lembah memungkinkan sistem itu dibuat. Karena lokasinya berada di tengah-tengah gunung, saya mahfum jika pengelolaan ranch ini juga memikirkan dengan baik bagaimana dampak terhadap lingkungan alami di sekitarnya.

Area akomodasi berupa penginapan, rumah makan dan toko souvenir berada di atas bukit, lantas air buangan dari area di atas dibuatkan jalur yang menuruni lembah sampai penampungan. Di penampungan, air tersebut akan diolah agar bisa digunakan kembali. Jadi tidak ada yang sia-sia di ranch ini, semua bahan-bahan yang bisa digunakan ulang sebisa mungkin akan digunakan kembali.

Sebenarnya prinsip ini bukan prinsip baru. Di Taiwan, petani-petani tua menerapkan prinsip demikian. Bahasa modern-nya recycle, tapi di Taiwan, para petani dari generasi ke generasi mendaur ulang apa yang ada di kebun mereka. Jika misalkan ada pohon mati atau kayu teronggok, sebisa mungkin mereka akan membuatnya berguna. Entah menjadi papan, atau menjadi barang-barang lain. Prinsipnya sebisa mungkin apapun barang sisa bisa menjadi berguna kembali.

Soal edukasi, ranch memberikan banyak hal. Pengunjung bisa diajak menuju area pengelolaan susu atau bahkan turut serta dalam pengolahannya. Jika menginap di resort, pagi-pagi kita bisa melihat anak-anak sekolah yang datang ke resort untuk belajar. Flying Cow memang membuka lebar-lebar pintunya bagi sekolah-sekolah lokal untuk belajar di farm. Mereka akan diajak ke farm, berkeliling, mengenal hewan-hewan yang ada di farm sampai pengenalan tumbuh-tumbuhan.

Kejujuran menjadi sorotan utama di ranch ini. Mereka mendidik pengunjung untuk jujur dengan membuka semacam warung kejujuran, dengan jualan berupa makanan untuk hewan ternak di ranch. Jadi ketika ingin memberi makan hewan-hewan ternak, entah domba entah bebek, kita bisa mengambil langsung makanannya dan memasukkan uang sejumlah harga yang tertera di kaleng yang sudah disediakan. Pihak ranch tidak peduli pengunjung akan membayar atau tidak tapi yang jelas, ini akan mendidik kesadaran pengunjung saat berkunjung di sini.

DSC_0586
Ranch

Jika anda melihat foto-foto hijaunya ranch ini, mungkin anda bisa menilai bagaimana kondisi lingkungan ranch yang sangat terjaga, itu pertama. Kedua, ranch ini sebisa mungkin mempertahankan pohon-pohon besar sebagai penaung, mereka tidak menebang pohon-pohon yang sudah tua tersebut. Kondisi lingkungan juga bisa dilihat dari kualitas air, ketika saya melongok ke saluran air menuju pengolahan, saya masih melihat ikan-ikan kecil yang berenang dan kumpulan kecebong. Serombongan burung liar pun tidak enggan melintas di kawasan ranch.

Atraksi wisata di sini menarik pemikiran saya, memberi makan domba, memberi makan bebek. Sebenarnya itu hal biasa yang di Indonesia juga masih bisa kita temui, di pedesaan-pedesaan, di mana petani-petani tiap pagi dan sore mencarikan rumput untuk ternaknya. Tapi di Taiwan, ranch ini mengelola dengan baik sekali, sehingga bisa memberikan tambahan nilai ekonomis. Hewan ternak bukan cuma protein hewani-nya yang bisa dimanfaatkan, tapi juga kehidupannya.

Sayangnya di Indonesia hal ini belum bisa diterapkan. Konsep agrowisata lebih memilih menjual hal-hal bersifat artifisial. Sawah artifisial, saung yang dibuat-buat, aktivitas palsu. Sementara di ranch ini semua terjadi begitu alami. Apa yang dijual pada pengunjung adalah apa yang ada di ranch, alam yang ada di ranch sampai kehidupan sehari-hari di ranch.

Perbedaannya ada di manajemen dan bagaimana mereka mendidik pengunjung yang datang dengan berbagai konsep ramah alam yang mereka terapkan. Dengan begini, baik resort maupun pengunjung bisa lebih menghargai alam sekitar ranch. Mereka tak hanya peduli soal sisi ekonomi dari peternakan tapi bagaimana mereka mengelola lingkungan dengan menanamkan isu kesadaran lingkungan pada pengunjung yang datang.

Kembali lagi saya belajar banyak di Taiwan. Bahwasanya mengunjungi farm ini tak hanya soal mengunjungi keindahan ranch a la Barat di Taiwan, tapi juga mengulik bagaimana tata kelola farm ini yang juga menguntungkan secara ekonomis, menarik pengunjung namun tetap mempertahankan keasrian lingkungan.

Tabik.

NB :

Flying Cow Ranch

166. Nanhe Li, Tongsiao, Miaoli County.

+886-37-782-999

Ongkos masuk untuk menikmati ranch adalah 220 Taiwan Dollar per pengunjung. Bebas berkeliling area ranch sepuasnya. Sementara untuk tarif menginap di ranch bisa menuju website  Flying Cow Ranch.

Jika menggunakan angkutan umum, maka bisa menggunakan kereta Coast Line dan turun di Stasiun Tongsiao. Dari situ bisa meminta taksi mengantarkan sampai ranch. Tersedia juga shuttle bus dari Bandara Taoyuan dengan ongkos 2700 Taiwan Dollar.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

6 KOMENTAR

  1. Keren yaa konsep agrowisata di Taiwan!
    Mulai semester depan aku pengen menjelajah Taiwan, sementara ini keinginan keliling harus ditahan karena satu dan lain hal.
    Jadi begini, selain kejujuran, di Taiwan juga ada bus kejujuran. Maksudnya, sopir bus tidak akan menghitung uang yang dimasukkan penumpang ke dalam kotak. Sebaliknya, penumpang juga tidak perlu memperlihatkan jumlah uang yang akan dimasukkan ke dalam kotak. Jujur!
    Selain ranch dan sejenisnya, keluarga di sini juga suka mengunjungi taman-taman kota dan museum. Mantap yaa?
    Hewan, tanaman, dan manusia hidup rukun bersatu padu 😀

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here