1003949_10201778991175435_1614684851_n
Rammang-Rammang. 2013

Disclaimer : Postingan ini berdasar pengalaman pribadi, tentunya akan sangat subyektif sekali.

Selamat hari sabtu! Di akhir pekan yang santai ini, oiya sekarang karena sudah bekerja di Jakarta, akhir pekan adalah hari yang membahagiakan di mana saya bisa bersantai seharian. Kali ini saya ingin membagi sebuah topik yang rasanya cukup santai, yaitu tentang relationship. Berhubung saya dan pacar sama-sama traveler, ada beberapa tips relationship yang tampaknya cocok bagi mereka yang pasangannya sama-sama traveler. Nah ini dia beberapa tipsnya!

1. Banyak-banyak Bersabar

Bagi saya, sabar adalah yang utama. Jika tidak memiliki stok sabar yang cukup, maka latihlah kesabaran agar menjadi orang yang memiliki stok kesabaran yang berlimpah. Sabar ketika ditinggalkan, sabar ketika tidak  bisa dihubungi, sabar untuk saling mengerti bahwa perjalanan itu sungguh susah payah untuk ditempuh.

Jangan menuntut pasangan untuk bersabar, tapi kedua belah pihaklah yang harus bersabar. Ketika saya ke Sulawesi beberapa tahun lalu, selama 3 minggu kami tidak bisa menghubungi satu sama lain. Saya tidak bisa menghubungi karena di hutan, senada dengan pacar saya yang tak bisa menghubungi saya.

Atau ketika tahun lalu kami sama-sama ke Sulawesi, di bulan puasa pula. Kami sempat tiga jam termangu menunggu angkutan yang tak kunjung datang di Makassar yang panas. Atau ketika kami harus terjebak kemacetan berjam-jam di ruas Watampone – Makassar karena ada pohon rubuh, ya jalan satu-satunya memang harus bersabar.

Stok sabar memang harus banyak-banyak disiapkan. Tak hanya dalam berhubungan, ketika melakukan perjalanan bersama pun demikian. Jadi kunci nomor satu menjalin hubungan dengan traveler adalah banyak-banyak sabar.

2. Mau Bersusah-susah

Jika pasanganmu adalah konglomerat, abaikan saja poin ini. Karena saya adalah traveler kelas sudra maka saya bilang di awal bahwa menjalin hubungan dengan saya ya harus mau susah-senang bersama. Untungnya selama ini kami sama-sama saling memahami posisi kami. Kami tidak masalah jika hidup kami sederhana, gadget kami biasa-biasa saja dan makan kami hanya di warung kaki lima, tapi kami menukar itu semua dengan perjalanan yang kami lakukan.

Di perjalanan pun kami tidak bermewah-mewah, mungkin sesekali sedikit mewah jika sedang ada rejeki. Yang penting adalah bagaimana kami bisa menikmati perjalanannya. Kami tidak canggung sama-sama menginap di hostel, kami pernah berjalan jauh sekali karena kehabisan ongkos. Beragam kesusahan ini kami tempuh bersama-sama, tidak masalah karena kami percaya peribahasa ini “bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian”.

3. Jujur Itu Harus

Ini penting karena hubungannya adalah dengan saling percaya. Jujur dengan kondisi masing-masing dan terbuka satu sama lain. Jujur ini hubungannya dengan menjaga kepercayaan kami satu sama lain. Berkomunikasilah sesering mungkin atau utarakan maksud dengan terbuka. Karena intensitas bepergian kami sering maka kejujuranlah yang menjaga kami selama ini.

Ketika saya atau pacar saya bepergian, kami akan saling mengabari satu sama lain jika memungkinkan. Setidaknya kami tahu satu sama lain hendak ke mana dan bagaimana kondisinya. Tidak masalah saya atau pacar saya akan bepergian dengan siapa, karena jika kami sudah terbuka maka yang ada adalah rasa percaya. Mau pergi dengan siapapun saya percaya dia, dia percaya saya.

4. Komitmen Untuk Menabung

Di awal kami saling terbuka tentang penghasilan kami masing-masing, dengan demikian kami saling tahu berapa kemampuan finansial kami masing-masing. Untungnya pacar saya seorang akuntan, jadi dialah yang mengajari tentang alokasi pengeluaran setiap bulannya. Dengan demikian kami bisa mengukur berapa – berapa yang harus kami tabung untuk masa depan kami dan berapa yang akan saya habiskan untuk traveling.

Sejauh ini kami berdua berkeras untuk tetap menabung. Artinya kami tidak habiskan seluruh penghasilan kami sebulan hanya untuk berjalan-jalan atau segala hal yang bersifat konsumtif. Kami percaya bahwa pengelolaan keuangan ini harus seimbang, tidak melulu dihabiskan untuk jalan-jalan, tapi juga untuk simpanan masa depan.

Untuk hal ini saya punya 2 tabungan berjangka. 1 tabungan berjangka untuk investasi dan simpanan masa depan, 1 lagi tabungan berjangka khusus traveling. Tabungan pertama tidak diutak atik, sementara tabungan kedua ini tinggal dicairkan jika saya butuh uang untuk jalan-jalan. Sebenarnya ini hal yang mudah, hanya butuh komitmen yang kuat.

5. Romantis?

Kami sama-sama bukan pasangan yang romantis menurut kebanyakan orang. Saya bukan pria yang bisa bikin wanita meleleh dengan memberikannya mawar merah, pacar saya pun demikian, bukan seorang wanita yang romantis pada pria, bahkan cenderung cuek. Romantis versi kami sederhana saja, ada ruang bagi kami untuk berdua, bepergian walau sebentar dan dekat-dekat saja.

Ada idiom bahwa traveler itu tidak romantis, satu sisi itu memang benar. Tapi temukanlah romantisme dari sisi yang lain, dari perjalanan yang dilakukan bersama. Santai saja, romantisme itu hanya istilah, sikap kita masing-masing-lah yang akan mendefinisikan arti romantis itu sendiri. Siapa tahu bentuk romantis itu bukan dengan seikat mawar merah, tapi sebentuk ransel Deuter misalnya. Bisa saja kan?

6. Berbagi Tugas

Ini yang kami lakukan, berbagi tugas dan tidak memberikan beban pada satu pihak saja. Misalnya jika saya pesan tiket, pacar saya yang menyiapkan keperluan jalan-jalan. Atau jika pacar saya yang pesan tiket, maka saya yang menyiapkan itinerary dan sebagainya. Atau jika pacar saya yang membeli makan, saya yang membeli bensin untuk kendaraan. Hal-hal seperti inilah yang harus dibicarakan, masing-masing pasangan juga harus mau memahami dan menerima perannya.

Intinya sih jangan memberikan beban hanya pada satu orang saja, ini akan memberatkan dan berpotensi konflik. Lebih baik bicarakan perannya masing-masing dan jalanilah sebagai sebuah teamwork. Bukankah intinya berhubungan adalah meminimalkan ego dan membangun pengertian dan kerjasama. Iya kan?

7. Berkembang dan Belajar Sama-sama

Bagi saya perjalanan adalah sebuah pelajaran dan kami berdua adalah siswa yang menerima pelajaran. Seharusnya setiap pasangan harus memiliki kemauan untuk saling mendorong dan belajar, menikmati proses berkembang bersama-sama. Saling mendukung dan saling menopang satu sama lain.

Contohnya ketika saya dalam proses menulis buku, pacar saya selalu menyemangati bahkan rela tidak bepergian supaya saya bisa fokus mengerjakan buku. Sebaliknya ketika pacar saya menyelesaikan skripsinya, saya menahan diri untuk tidak mengajaknya traveling, supaya dia bisa mengerjakan skripsinya dengan maksimal. Semua hal itu demi pengembangan diri masing-masing, kami masing punya mimpi-mimpi yang berusaha diwujudkan bersama.

Dengan begini maka kami bisa berkembang bersama, ada ruang untuk menikmati hal itu. Bukankah tidak ada kesuksesan seorang individu tanpa ada dorongan dari orang lain kan? Dan itulah yang kami pegang. Kami percaya bahwa kualitas manusia lebih penting dari sekedar perjalanan yang kami lakukan.

Semoga perjalanan-perjalanan ke depan akan memberikan kami berdua ruang untuk ilmu-ilmu baru dan pelajaran – pelajaran baru yang memperkaya hidup. Dan semoga mimpi-mimpi kami bisa terwujud kelak. Amin!

Itu dia beberapa tips untuk menjalin hubungan dengan sesama traveler. Banyak suka-dukanya, karena kami sering harus berjauhan satu sama lain. Bagi kami dialog itu perlu, kami harus mengutarakan maksud kami satu sama lain, bukan untuk menyamakan tujuan karena kami kadang pasti memiliki maksud yang berbeda-beda. Yang penting adalah bagaimana kami bisa memahami keinginan kami satu sama lain. Bahagianya adalah kami sering bertemu hal-hal baru dan menikmati momen-momen yang tersaji, ini sungguh menyenangkan.

Tidak ada pasangan yang sempurnya, tiap manusia pasti ada minusnya. Setidaknya dengan saling memahami, setiap persona akan mengerti bagaimana sikap untuk menghadapinya. Jangan takut berhubungan dengan traveler, mereka adalah sosok yang adventurous dan pembelajar yang baik, ya walau beberapa memang ada yang bebal dan tak tahu diri sih.

Tabik!

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

18 KOMENTAR

  1. wah wah. ini sih aplikabel ke semua pasangan mas menurut saya. apalagi sabar dan jujur itu harus dikehidupan sekarang. hehe

  2. Cakep kak. Yang nomor 2 gak bisa yaa? *yaaah udah lakuuu* hihihi.. Eh pas ke Soppeng sama Putri dulu pas bulan puasa kak? gak bisa nganuh dong.. *eh*

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here