487890_3900408307610_2103870872_n

Ramadhan adalah berkah, bulan yang dinanti oleh umat Muslim setiap tahunnya, bulan di mana umat Muslim akan menjalankan kewajiban utamanya, menunaikan puasa satu bulan penuh. Ramadhan adalah berkah dan rahmat, bukan halangan, seharusnya saat Ramadhan kita masih bisa beraktivitas seperti biasanya, normal dan tetap mendapatkan berkah Ramadhan.

Contohnya traveling, banyak yang beranggapan bahwa traveling adalah kegiatan yang berat sehingga lebih baik tidak dilakukan saat Ramadhan. Padahal traveling di saat Ramadhan itu adalah pengalaman yang luar biasa, mendapatkan pengalaman yang berbeda karena bisa melihat kultur Ramadhan yang berbeda-beda di tiap daerah.

Tahun kemarin saya berhasil menuntaskan 5 hari di Sulawesi saat Ramadhan, saat itu sedang kemarau, Sulawesi sedang panas-panasnya juga. Tapi alhamdulillah puasa Ramadhan tidak cedera satu hari pun dan traveling jalan terus. Dan saat itu juga saya justru bisa menikmati keragaman suasana saat Ramadhan di daerah lain.

Ramadhan bukan halangan untuk traveling, bukan alasan atau pembenaran untuk berhenti traveling. Tapi traveling juga bukan alasan untuk menciderai Ramadhan. Sebenarnya sebagai seorang Muslim, kita diberikan keringanan apabila sedang dalam perjalanan jauh, tapi saya memilih untuk terus menunaikan puasa Ramadhan alih-alih memanfaatkan keringanan tersebut.

Nah, jika ingin tetap traveling saat Ramadhan, ada beberapa tips yang mungkin bisa membantu :

1. Penuhi Kebutuhan Kalori

Saat Ramadhan, konsumsi kita hanya dibatasi pada saat sahur dan buka. Berarti pemenuhan kalori hanya dilakukan 2 kali dalam sehari dan di siang harinya kita sedang melakukan detoksifikasi. Bukan berarti lantas porsi 3 kali makan sebelumnya kemudian dijadikan 2 kali, tapi pengelolaan kalori pada saat sahur dan buka.

Pada saat sahur bukan berarti makan sekenyang-kenyangnya, karena jika demikian justru melemahkan di saat siang. Tubuh justru akan lemas dan mengantuk. Oleh sebab itu saat sahur kombinasikan antara karbohidrat dan protein. Jika saya sendiri, saya akan melebihkan porsi buah-buahan serta memperbanyak minum air putih saat sahur.

Sementara saat buka jangan kalap. Bukalah dengan makanan secukupnya, sesuai tuntunan Rasulullah bukalah dengan yang manis atau dengan tiga butir kurma. Setelah itu baru konsumsi makanan pokok. Ikutilah ajaran Rasulullahn dengan tidak makan berlebihan. Dengan pengaturan seperti ini maka kebutuhan kalori bisa dipenuhi dan cukup untuk traveling sepanjang hari.

2. Santai, Tidak Perlu Ambisius

Salah satu pesan saat Ramadhan adalah mengekang hawa nafsu, maka ini jugalah yang harus diaplikasikan saat traveling. Jangan ambisius, jangan terburu keinginan untuk mengunjungi semua tempat. Saat Ramadhan selektiflah untuk memilih tempat-tempat yang ingin dikunjungi. Traveling bukan soal mengunjungi semua tempat, tapi bagaimana menikmati pengalaman di suatu tempat.

Ambisius saat traveling di bulan Ramadhan justru banyak mudharatnya. Pertama kita mudah kelelahan karena terlalu banyak berpindah – pindah, kedua kita menjadi tidak sabaran karena diburu waktu untuk mengunjungi suatu tempat. Bukankah Ramadhan meminta kita agar bersabar? Jadi, jangan ambisius jika traveling saat Ramadhan dan jalani perjalanan dengan santai.

3. Atur Waktu

Mengatur waktu penting saat Ramadhan karena seseorang tidak mungkin akan terus-terus traveling sepanjang hari. Berangkatlah sesudah shubuh ketika matahari belum terbit, jelajahilah tempat tersebut dari fajar, dhuha dan istirahatlah saat dhuhur. Selepas itu lanjutkanlah perjalanan sampai ashar. Istirahat lagi saat ashar dan pulang sesudah ashar. Maka saat maghrib kita sudah menyongsong buka dan malam adalah saat untuk shalat tarawih dan istirahat.

996650_10201786301958200_863659383_n
Bertemu perajin songkok Bone tahun kemarin. Seusai berbuka puasa.

Dengan pembagian waktu tersebut kita tidak akan terlewat untuk traveling karena jarak waktu antara fajar sampai dhuhur itu sangat panjang, cukup untuk eksplorasi. Dan bersyukurlah, Islam adalah rahmatan lil alamin, pembagian waktu shalat wajib dan sunnah sangatlah sempurna, di waktu shalat itulah kita bisa menghambur melaksanakan kewajiban sebagai muslim sekaligus mengistirahatkan badan untuk bekal melanjutkan perjalanan.

4. Maksimalkan Gadget

Permasalahan yang umum dihadapi ketika traveling saat Ramadhan adalah adanya perbedaan waktu sehingga mungkin akan mendatangkan keraguan untuk penanda waktu shalat dan imsakiyah. Apalagi jika kita sedang dalam perjalanan mungkin kita akan melewatkan seruan azan saat di perjalanan.

Di saat itulah gadget bermanfaat. Lewat gadget kita bisa memasang aplikasi-aplikasi reminder, ada banyak sekali tersedia baik di Google Play ataupun AppStore. Minimal pasanglah aplikasi reminder waktu shalat (usahakan yang sudah terintegrasi dengan GPS) sebagai penanda waktu shalat dan imsakiyah. Kemudian pasanglah aplikasi kompas atau penunjuk kiblat. Dan jangan lupa Al-Quran digital sehingga bisa tetap menjalankan sunnah-sunnah Ramadhan sepanjang perjalanan.

5. Berhematlah Saat Membawa Barang-barang

Mungkin gaya Light Traveling lebih tepat jika dipakai saat Ramadhan. Membawa barang-barang dengan ringkas sehingga tidak memberatkan. Pun tidak perlu membawa buah tangan saat pulang. Travelinglah dengan sedikit barang namun berguna daripada membawa banyak barang tapi justru tidak dipakai di perjalanan.

Dengan meminimalkan barang bawaan akan memudahkan untuk bergerak atau berpindah tempat.

6. Mencicip Hidangan Lokal

Menariknya saat Ramadhan adalah munculnya hidangan khas Ramadhan yang hanya muncul setahun sekali di kala Ramadhan. Maka nikmatilah hidangan yang hanya muncul setahun sekali tersebut karena unik dan belum tentu bersua di lain waktu. Selain itu hidangan lokal biasanya sangat lezat dan tidak ditemui di daerah lain.

Misalkan jika di Jogja ada pasar rakyat di Kauman yang menjual tajil – tajil saat Ramadhan, yang dijual di pasar tersebut hanya ada saat Ramadhan. Jika di Jakarta di Flyover Pasar Senen deretan Nasi Kapau tersebut menjual Bubur Kampiun, itu juga hanya ada saat Ramadhan dan masih banyak lagi di berbagai daerah lain. Saya sendiri tahun kemarin menyempatkan diri berbuka dengan menikmati minuman khas Bone, Sarabba panas nan lezat.

7. Pasrah dan Sabar

Yang terakhir adalah sesuai amanah Ramadhan, bahwasanya Ramadhan adalah bulan ladang kesabaran bagi umat Muslim. Maka sabarlah dalam perjalanan dan pasrahkan kehendak perjalananmu pada Allah. Tidak perlu tergesa atau grusa-grusu, jika demikian justru amalan saat Ramadhan akan tercederai.

Pasrah dan Sabar saat Ramadhan juga akan memberikan banyak pelajaran dan tentunya sebagai Muslim kita akan belajar melapangkan hati, artinya akan mendapatkan banyak manfaat jika kita memang benar-benar bisa mendapatkan pelajaran dari perjalanan itu sendiri.

Demikian beberapa catatan tentang traveling saat Ramadhan. Sebagai seorang Muslim adalah kewajiban saya untuk terus melaksanakan kewajiban apapun kondisinya. Dan Ramadhan adalah berkah, bukan halangan untuk apapun. Traveling saat Ramadhan pun tidak akan menjadi beban yang bisa menjadi menggugurkan satu sama lain, justru akan saling melengkapi dan bisa menikmati Ramadhan dengan suasana yang berbeda.

Selamat menunaikan ibadah Ramadhan, Tabik.

Disclaimer : Semua berdasarkan pengalaman pribadi

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

12 KOMENTAR

  1. Kalau menurut saya sih jalan-jalan pas Ramadhan ya memang harus semampunya saja. Soalnya Ramadhan kan bulannya untuk beribadah dan ada batasan-batasannya. Jadi ya… jelas beda jalan-jalan pas Ramadhan dengan ke-11 bulan yang lain, tidak bisa buat jadi sama. Semoga Ramadhan 1345 H ini membawa berkah ya. 🙂

  2. Jadi pengen jalan2 di bulan puasa. Ntar nunggu mudik lebaran aja.

    Btw sebenere masih mengharapkan kisah perjalanan celebes nya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here