Ketika pertama kali mengutarakan maksud untuk melangsungkan pernikahan, ibunda saya hanya berpesan satu hal. Jangan terjebak hutang untuk resepsi. Ibu saya mungkin juga merasakan kegalauan saya tentang biaya pernikahan. Saya pun memang sempat sedikit was-was dengan biaya resepsi yang mungkin akan menjadi porsi terbesar dari keseluruhan biaya yang pasti akan dikeluarkan.
Kalau hendak menuruti keinginan sendiri, sebenarnya saya dan istri hanya menginginkan acara yang sederhana, akad kemudian syukuran yang dihadiri oleh kerabat dan saudara. Kami berdua memang keukeuh hanya ingin yang sederhana saja, namun sakral dan diingat. Tapi rupanya memang soal pernikahan itu bukan hanya penyatuan ide 2 individu, tapi 2 keluarga dengan puluhan anggota keluarga di dalamnya yang masing-masing membawa pemikirannya masing-masing.
Saya memang memiliki tabungan, jumlahnya bisa dibilang cukup untuk mengawali hidup kami berdua. Masing-masing dari kami pun tahu berapa kemampuan finansial kami berdua, inilah yang penting ketika hendak melaksanakan pernikahan, ada baiknya tahu dan mampu mengukur seberapa kuat kemampuan finansial yang dimiliki.
Memang adalah kemauan keluarga untuk merayakan pernikahan dengan resepsi, namanya juga keluarga besar. Dari pihak istri saya dengan garis Minang-nya maka saudaranya tersebar di mana-mana, pun dengan saya demikian, dari garis ibu maupun bapak, keluarga saya adalah keluarga besar. Maka mau tidak mau harus ada jalan tengah untuk mengakomodasi semua kepentingan.
Saya dan istri memang sudah bersiap-siap, tabungan kami berdua jika digabung bisa dibilang lumayan dalam jumlah nominal. Namun tentunya kami berdua harus membagi uang yang kami punyai ini dalam berbagai item kebutuhan pra-pernikahan sampai pasca pernikahan. Dan porsi resepsi tentunya harus masuk dalam item yang harus diprioritaskan.
Ketika lantas kemudian diputuskan ada resepsi maka yang saya lakukan adalah jujur dengan berapa dana yang kami miliki. Dengan dana berdua yang kami milik, sebenarnya sangat cukup untuk mengadakan resepsi. Namun kami berdua ingat bahwa tahap pasca pernikahan kami masih sangat-sangat membutuhkan banyak dana, sehingga sebenarnya alokasi dana kami jika dibagi-bagi hanya cukup untuk mengadakan acara sederhana di rumah, sebuah konsep acara yang ditentang keluarga karena mereka menginginkan ada resepsi.
Maka kami berdua lantas berbicara kepada keluarga. Bahwasanya dana kami sudah alokasikan, berapa untuk resepsi, berapa untuk mencari tempat tinggal, berapa untuk bulan madu dan berapa untuk memulai hidup. Tentunya juga berbicara berapa gaji kami berdua sebulan, karena embel-embel tempat kami bekerja ini selalu diasosiasikan dengan gaji besar dan lahan basah oleh orang awam.
Menikah Murah Itu Mudah
Menikah itu hanya soal niat, apabila niatnya baik maka sejauh dan serumit apapun jalannya pasti akan sampai karena semesta mendukung dan Tuhan menyahut doa-doa mereka yang berniat baik. Pernikahan kami berlangsung begitu cepat, setelah proses lamaran kami hanya memiliki waktu 7 minggu untuk proses persiapan sampai ke hari H. Dengan waktu yang begitu mepet itu kami berdua praktis membagi waktu dengan cermat, karena seluruh proses ini benar-benar kami berdua yang mengurusi.
Hal pertama yang terpikirkan adalah mencari bantuan dan rekomendasi vendor pernikahan yang bisa menyediakan harga miring namun berkualitas bagus. Dari beberapa teman saya mendapatkan beberapa vendor yang akhirnya benar-benar saya gunakan kemudian seperti cincin, undangan dan souvenir. Sementara untuk proses resepsinya sendiri ditangani oleh Wedding Organizer di Bandung.
Dalam waktu 7 minggu ini semua persiapan harus siap, jadilah kami berdua pontang-panting ke sana kemari. Hampir tiap weekend tidak ada jeda waktu istirahat, dari pagi sampai malam hanya untuk mempersiapkan pernikahan. Kami lelah, capek dan rasanya seperti dikejar-kejar sesuatu secara terus menerus. Tapi memang pertolongan Tuhan itu selalu ada di saat yang tepat. Lewat teman-teman baik, saya lantas mendapatkan beberapa support untuk acara pernikahan. Sehingga ada sedikit kelegaan di hati dan membuktikan bahwa memang jika berniat baik, maka jalannya pun akan baik.
Pelajaran yang saya ambil di sini adalah bahwa menikah dengan biaya terbatas itu mudah dan bisa sekali dilakukan. Hal terpenting yang mungkin harus digarisbawahi adalah mencari rekomendasi sebanyak-banyaknya dan melakukan perbandingan harga dengan cermat. Buat saya cara ini lebih efektif dengan bertanya pada teman-teman yang sebelumnya sudah melangsungkan pernikahan dibandingkan mencari lewat internet atau forum-forum pernikahan.
Sementara berikutnya adalah buang jauh-jauh sikap gengsi. Buatlah pernikahan sesuai dengan apa yang kita mampu, jangan memaksakan apa yang berada di luar kemampuan kita. Banyak kasus dari teman-teman saya sendiri bahwa untuk menggelar sebuah resepsi sampai harus menghabiskan banyak uang, beberapa diantaranya malah sampai meminjam uang di bank misalnya. Sayang, padahal uang tersebut sebenarnya bisa dialokasikan untuk hal-hal lain yang lebih penting atau bahkan diinvestasikan.
Toh pernikahan sebagus, semegah apapun pasti ada celanya, pasti ada yang membisik dengan kata-kata miring. Maka selain gengsi juga persiapkan hati, jangan dengar apa selentingan kanan-kiri. Lurus saja pada apa yang hendak dilakukan dan jangan pedulikan kata orang.
Memang benar jika pernikahan adalah sebuah hal yang mungkin harus dikenang seumur hidup. Tapi buat saya membuat momen yang bisa dikenang seumur hidup ini tak harus membuat sesuatu yang mewah atau megah jika justru memberatkan. Karena bukanlah yang patut dikenang itu bukan seremonialnya? Tapi bagaimana saat kita berdua sudah menjalani hidup bersama.
Untuk orang dengan penghasilan tergolong menengah seperti kami berdua. Kiranya sudah cukup dengan resepsi sederhana. Toh secara agama pun yang disunnahkan adalah mengabarkan kabar gembira pada khalayak. Bukan melakukan perayaan. Dalam agama yang saya anutpun sesuatu yang berlebihan juga tidak dianjurkan karena merupakan sebuah kesia-siaan.
Jujur Itu Perlu
Ada baiknya juga untuk memberitahukan berapa sebenarnya penghasilan dan aset yang selama ini dimiliki, terbuka baik kepada pasangan ataupun kepada pihak keluarga. Jujurlah karena sikap ini juga diperlukan untuk meyakinkan keluarga tentang apa yang diinginkan atau membuat mereka percaya bahwa semua akan baik-baik saja.
Sebenarnya dalam hati saya berpikir, kenapa misalnya orang-orang ingin menggenapkan agama atau memiliki niat baik tapi justru harus memikirkan sebuah hal yang sebenarnya bisa dibuat sederhana saja. Kalau prinsip saya pribadi sih sebenarnya cukuplah kami disahkan secara agama dan legal di mata hukum. Resepsi hanyalah soal seremonial budaya, tapi memang orang Indonesia masih berpegang pada budaya. Sehingga orang-orang malah menyibukkan diri mengurus yang sifatnya bukan inti dari sebuah pernikahan. Seolah inti pernikahan hanya berkutat di KUA dan buku nikah, sehingga dianggap mudah.
Namun demikian saya bersyukur bisa berkompromi dengan seluruh keluarga, saya pun belajar untuk jujur dan terbuka kepada keluarga. Mencari jalan tengah memang perlu dan walaupun sudah dilaksanakan resepsi perkawinan pun suara-suara sumbang tetap ada dan berbisik di sekitar telinga. Semoga resepsi kemarin memang akan menjadi kenangan indah untuk hidup kami.
Resepsi sesungguhnya hanya 1 hal dari banyak hal yang harus dipikirkan dalam sebuah pernikahan. Janganlah memfokuskan atau menghabiskan waktu hanya untuk mengurus resepsi sementara pasca pernikahan masih banyak hal yang harus dipikirkan, dilakukan dan dijalani. Jangan menjalani momen-momen sebelum pernikahan dengan perasaan takut untuk mengadakan resepsi, jangan memaksakan diri. Jika memang bisa melaksanakan resepsi maka laksanakanlah, jika tidak bisa maka jujurlah. Jangan memaksakan karena itu justru akan merugikan.
Intinya jika memang sudah mantap, maka jangan ragu lagi. Tidak baik menunda sebuah hal yang seharusnya baik dan bisa disegerakan. Percayalah pasti ada jalan untuk orang-orang yang memiliki niat baik. Entah kelapangan rejeki, entah bantuan yang tiba-tiba datang. Pada akhirnya Tuhan akan memberikan jalan bagi orang-orang yang sudah berniat baik dan memilki tekad yang kuat.
Kebahagiaan sesungguhnya tak terletak pada semegah apa resepsi pernikahanmu, tapi pada sosok yang akan menjadi separuh nyawamu.
Tabik.
“Sebenarnya dalam hati saya berpikir, kenapa misalnya orang-orang ingin menggenapkan agama atau memiliki niat baik tapi justru harus memikirkan sebuah hal yang sebenarnya bisa dibuat sederhana saja.”
Kalo saya mah gak cuma dalam hati mas, udah pake diskusi ama calon saya… =D
Btw, selamat buat pernikahannya ama Putri…
Semoga menjadi keluarga samawa dan penuh barokah…
terima kasih Rizki. 🙂
sebenarnya juga sudah berdiskusi, tapi mencari jalan tengah dengan keluarga agar semua pihak menjadi nyaman itulah yang juga penting.
salam kenal.
wahh, ya ini mas. bener2 alokasi dana untuk resepsi itu tidak sedikit. apalagi kemaren standar resepsi naik sejak raffi dan gigi. hehe. bener2 perlu dirundingkan dari kedua belah keluarga.
kalau standar raffi dan gigi ampun deh.
mungkin total resepsi saya baru dapat 1 baju keluarganya kali ya? 😀
Alhamdulillah Mas yang penting sudah kelar kan ya? 😀 nah sebelum punya anak puas-puasin dulu traveling bareng istri sampe nanti nungguin anak-anaknya udh cukup besar baru diajak traveling bareng-bareng, salam kenal yo Mas
Alhamdulillah mas yudhie. Semoga anak kami pun demikian kelak, suka jalan-jalan.
“Kebahagiaan sesungguhnya tak terletak pada semegah apa resepsi pernikahanmu, tapi pada sosok yang akan menjadi separuh nyawamu.”
Duh, chan.. :”)
Btw, selamat ya! Semoga selalu bahagia.
Terima kasih kak! :’)
yo percoyo….masak ada critanya wong pajek gentar soal biaya?
sak sederhanane yo mesti isih turah akeh
btw, selamat menempuh hidup baru, nderek mangayubagyo wae…moga langgeng hingga kaken-ninen
wah jangan begitu mas. 🙂
terima kasih banyak omong-omong mas..
Luar biasaaa… abis kawin ngebuut beli rumah. semoga rejeki mangkin lancar, kakaaak..
makasih kakaaaaaak. amiiiiin.. 😀
Belom afdol kalo belom ngucapin disini ya 😀
selamat atas pernikahannya kak, barakallohu
makasih dita! 🙂
Selaamatt kak farchann semoga jadi keluarga traveler yang kece, punya anak2 soleh, dan rejekinya lancar terusss…Doakan aku biar cepet menyusul kakk :))
ahoy..thanks wira. 🙂
Wah, trims mas. Sekarang merasakan kondisi yang sama. Pengennya sich yang sederhana & sakral, tapi keluarga pengen resepsi, secara KB alias keluarga besar 😀
Barakallah mas, moga jadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.. 🙂
selamat pagi mbak senja.
semoga segera dilancarkan semuanya ya mbak. 🙂
amin atas doanya…
Acara resepsi buat di rumah lebih murah 😀 Selamat menempuh hidup baru, salam kenal 🙂
betul sekali mas…salam kenal. 🙂
mas, makasih banget dikasih artikel gini. kayak dikasih pencerahan.. ini yg terjadi dg saya skrg.. apalagi calon suami saya itu mualaf dan orgtuanya tdk merestui rencana kami krn keputusan anaknya menjadi mualaf.. makanya semua biaya sendiri tanpa bantuan orgtua.. awal sempat ragu dan pusing luar biasa.. tp skrg sudah sedikit lega dan makin mantap utk menikah..
thank you lho mas,
selamat pagi mbak Maria Ulfa. 🙂
kisah yang begitu hebat. Allah akan senantiasa menguatkan hati anda dan pasangan. yakinlah mbak. 🙂
pertanyaannya, mau nikah sama siapa???
mungkin akan segera dijawab mas. 🙂
konsep “jangan berhutang untuk biaya resepsi”-nya hampir mirip dengan prinsip saya “kalo mau nikah ya jangan berhutang.”
dalam pikiran saya, kalo mengawali nikah (ya akad ya resepsi) udah ngutang, pasti kehidupan pernikahannya kelak bakal dihiasi dengan hutang buat tutup lubang-gali lubang. ga bagus.
saya juga sepakat dengan prinsip “jujur itu perlu”. ke siapapun perihal apapun kalo udah menyangkut pernikahan ya harus jujur. walau memang, kadangkala mendapatkan respon di luar yang diharapkan. tapi ya, itu kan emang harus dihadapi.
btw, saya pribadi juga lalu nikahnya sederhana. di KUA aja. cukup.
semoga pernikahannya langgeng dan sejahtera ya.. 🙂
salam kenal mas billy. 🙂
betul sekali apa yang mas billy paparkan. mungkin jalan tengahnya adalah mengkompromikan antara keinginan, kebutuhan dan dana yang tersedia.
terima kasih untuk doanya mas. 🙂
salam kenal ya mas dan semoga pernikahannya langgeng sampe kakek-nenek ya mas…..amin,saya juga mas sebenarnya pengen nikah dulu sama calon saya mas dan resepsinya nyusul ya kira-kir a 3 or 4 bln gtu mas tp orang tuanya ga setuju mas saya bingung karna keadaan saya skrg blm krj gmn ya mas solusinya.
terima kasih mas firman. 🙂
mungkin mas harus berusaha untuk meyakinkan orang tua bahwa mas firman adalah orang yang cocok untuk pendamping hidup ybs. 🙂
buru-buru cari jodoh buat dinikahi
segera!
Terimakasih udah nulis ini Mas, saya jadi dapet pencerahan tentang pernikahan, belajar dari 2 sahabat yang bulan kemarin nikah, ada yang ples ada yg mines, InsyaAllah niat baik itu saya lakukan Tahun 2015, semoga bisa dicontoh apa yang Mas tulis di blog ini. Terimakasih. 🙂
amin! semoga diberkahi Allah mas amank..
Alhmdulillah.
6 Bulan lagi saya dan calon istri akan melaksanakan pernikahan.
Mohon doanya semua kawan-kawan. Semoga selalu diberikan kemudahan, kelancaran dan keridhoan dari Sang Pencipta.
amin mas rachman..semoga segalanya dilancarkan ya mas…
Syelamat mas!
Semoga langgeng,
Menikah itu soal kemauan dan niat. Ada kemauan bukan berarti harus sekarang, saat ini. Niat sarat dengan usaha menuju ke sana.
Tulisannya heboh di dunia maya..hehe
amin terima kasih. 🙂
betul mas danang, yang penting niat…
Sebelumnya Selamat ya atas pernikahan mas 🙂
Calon udah ada. Dana sedang dalam proses. Masalah restu dari kedua belah pihak udah dapet. Tinggal saya dan calon saya berusaha mengumpulkan dananya. Yg penting gw tanamin ke calon gw “Nikah itu bukan soal cepet cepetan, Tapi soal siapa yg paling lama bertahan dalam keadaan apapun bersama pasangannya”.
terima kasih!
semoga mas yusuf disegerakan dan dilancarkan semuanya. amin. 🙂
Congrats dulu & salam kenal 🙂 semoga samawa ya mas’e & mbak’e
Jujur, hal ini mirip bgt sama nikahan sy 3thn lalu..
Cari info berdua sama calon suami waktu itu, yg perlu di DP, kita kasih yg seminim mungkin seperti kata perias/tempat pesen undangan+supenir/catering/gedung resepsi.. Untungnya bisa bayar “mundur” semua nya (bukan hutang lho ya..hanya saja mereka memang biasa terima pelunasan maks 7hari setelah acara kelar).. Barokallah, semuanya bisa lunas h+1 TANPA puteng mikir duit.. Bener kata mas’e, segala yg berniat baik, insyaAllah akan mendapatkan kemudahan utk ngelakoninya ^_^
Sekali lagi, congrats..
terima kasih untuk sharingnya Mbak Anggi. 🙂
betul sekali, selama ada niat yang kuat insya Allah bantuan yang datang pun akan kuat.
Gue mau curhat dulu, gue masuk blog sini karena mention dari tunangan gue.. -_-
Hahaha
Tengkiuu buat pencerahannya kakak
Tengkiuu buat tulisannya yang bisa gue jadiin bahan kuliah gue..haha
Anyway, selamat ya om…
Ditunggu postingan itinerary bulan madunya… #eh
Pagi Mas Iqbal!
Terima kasih sudah mampir dan meninggalkan komentar, Saya doakan semoga lancar sampai pernikahan ya. 🙂
wow, congrats atas pernikahannya! moga berbahagia hingga ke akhir hayat ya 🙂
terima kasih dan amin. 🙂
mas, makasih byk atas sharing ilmu dan pengalaman yg sangat berharga ini. semoga saya cepat menemukan jodoh saya agar secepatnya mempraktekkan semua nasihat mas. makasih. =)
amin wardah…saya doakan.. 🙂
Mas .. makasih byk atas pencerahan nya..
Skg sya ada d posisi yg pernah mas rasakan..
Saya yakin kl menikah itu niat baik.. maka Alloh pasti lancarkan amin..
amin wulan. 🙂
semoga disegerakan..
Resepsi dalam pernikahan memang suatu Hal yg kini menjadi TREN masa kini, Terutama efek resepsi pernikahan para artis di tv yg di siarkan live dengan resepsi megah dan menghabiskan milyaran rupiah….
Dampaknya bagi pria yg Ingin menikahi pasangannya, kurang PERCAYALAH diri!!!
Semoga tulisan ini memberikan kecerahan dan kepercayaan diri bahwa resepsi itu hanya sebuah perayaan bukan kewajiban dalam pernikahan.
Salam kenal
salam kenal mas. 🙂
Begitu gue buka blog ini, postingan ini yang gue klik duluan, secara usia gue jg uda seharusnya menikah 😀 tapi emang dasar keenakan travelling jadi ketunda deh
mampir cerita gue tentang Tibet – Everest yuks di http://www.globepin.blogspot.com
terima kasih sudah mampir mas. 🙂
saya kunjungi balik blognya mas.
ahh alasan!
Kejujuran memang harus dinomorsatukan. Setuju!
salam.
Waahh,,, salam kenal ya mas,,
selamat ya mas dan mbaknya,, smoga selalu diberkahi Allah keluarga kecilnya, dilapangkan rejekinya dunia akhirat,,
Tulisannya bagus banget, pas semalem abis omong2an sama mama yang mintanya resepsi di gedung tp saya sama pasangan maunya di rumah aja,,semoga ada jalan tengahnya,,
salam kenal vicky! 🙂
terima kasih sudah membaca blog saya dan juga untuk ucapannya.
semoga urusannya dilancarkan ya dan dilapangkan untuk menikah..
Kejujuranmu sangat menyentuh sekali, Saya akan gunakan rekomendasi dari teman-teman terdekat, dan jujur sama kekuatan tabungan. Saya juga pingin segera menikah (baca:kebelet). Murah, Elegan dan Abadi.
Terima kasih atas sudut pandangnya mengenai resepsi kawinan, Kak Farchan Noor Rachman.
terima kasih. 🙂
semoga keinginannya mendapatkan jalan dari Allah SWT.
subhanallah,,semoga dibukakan jalan untuk kami melangsungkan pernikahan yg khidmat.. amin
amin mbak nurul. 🙂
Terimakasih . Tulisannya sangat menginspirasi.
Selamat y. Salam kenal. Semoga jd keluarga yang sakinah mawadah warahmah.
Insya Allah setelah dapet arisan. Saya akan segera menikah.
terima kasih sudah mampir mas. 🙂
semoga dilancarkan.
fotonya bagus 🙂
apLot Lagi dong aLbum nya.
hehehe
siap kak! 🙂
keren dech artikel nya ijin sedot yah gan 🙂
Sila bang…
Bagus bro tulisannnya,,ane lagi harap2 cemas untuk persiapan nih,,doanya yah..
Terima kasih bro! Nawaitu bro!
Terima kasih atas artikelnya mas. Sungguh sangat menginspirasi. Mohon doanya semoga pernikahan kami nanti bisa berjalan seperti yang diharapkan. Sekali lagi tks.
Salam jabat erat
Terima kasih sudah mampir mas! 🙂
Semoga lancar ya untuk acaranya dan bahagia dan selama nya.
bagus postingannya, jadi terinspirasi soalnya saya juga punya niatan sama orang minang. Insyallah masih niat, sepertinya masih jauh untuk dapat diwujudkan karena kesulitan ekonomi keluarga terlebih saya masih menempuh pendidikan. namun melihat usia dia lebih dari saya. itu juga yang menjadi pertimbangan karena kasihan kalau dia harus menunggu beberapa tahun lagi.
Semangat Mbak Devi. 🙂
Mas, iiihhhh masha Allah, sama bangetttt plek plekan, percisssss sama yang saya sama suami alamin waktu proses nikahan, alhamdulillah yaHH udah bisa terlewati. Barakallah Mas pernikahannya ya. Salam kenal dan salam untuk istri 🙂
Amin Mbak Intan.. 😀
bismillahirrahmanirrahim.
assalamu’alaikum.
saya sebenarnya telah memiliki niat dan mantap untuk menikah. tetapi ada satu kendala, yaitu jodoh. ya, saya belum dipertemukan oleh Allah dengan jodoh saya. saya selalu berhusnudzon kepada Allah ttg hidup saya. dalam setiap sujud, selalu saya berdoa untuk didekatkan dengan jodoh saya. juur, saya tidak ingin berpacaran, karna takut akan dosa. yang saya harapkan adalah ta’aruf, dimana hanya berkenalan, saling mengenal lalu menikah. di usia saya yang masih tergolong muda, saya tidak ingin seperti gadis yang seusia saya. dimana mereka berpacaran, mengumbar kemesraan. naudzubillahimindzalik.
untuk jodoh saya, dimanapun dan siapa engkau. semoga Allah selalu melindungimu. Aamiin.
Best Regards,
Eka R
Saya aminkan Mbak…
bagaimana membujuk orang tua si perempuan agar resepsinya dibuat sederhana
ortu si perempuan maksa agar keluarga besar d undang
dan si perempuan g mau mengecewakan ortunya / takut durhaka
Coba dengan pendekatan baik-baik.
tidak sesuai syariat. syarat menikah itu hanya mas kawin dan ijb kabul
🙁
terimakasih.. sudah menginspirasi para pembaca utk smua artikel yg kece yg mas tulis. Semoga sy dan pasangan saya bisa dilancarkan dan dimudahkan dalam pernikahan yg bahagia, dan khidmat tentunya.. btw salam kenal, semoga menjadi keluarga samawa 🙂
Terima kasih kembali Mbak della. 🙂
wahh selamat yaa om!! btw sy juga punya problem yg sama nih,, soalnya doi anak bungsu jadi maunya dengan resepsi digedung,,, boleh donk share ke email sy om total itung2annya^^
makasiiihhh!!
Wah semoga dilancarkan ya…
Emangnya nikah cuma masalah resepsi? Misleading nih tulisannya. Ntar yg bego-bego terlena cinta pada sembarangan nikah.
Mas, saya baca bagus nih mas.
Alhamdullillah Mas diberikan jalan oleh Allah mengenai kemudahan karena niat ibadah.
Btw nih mas, kalo boleh tau dan maaf sebelumnya. Berapa kisaran total biaya resepsi saat itu yang dikeluarkan mas ? Saya juga mau persiapan nih mas… 🙂
Hai Mas Rizki. 🙂
Iya Mas. Alhamdulillah jika sudah tekad bulat. Oia untuk total resepsi silakan hubungi lewat email ya.
mas, bagus tulisannya hehe semoga makin kompak dengan istrinya ya mas, boleh dikirim mas total resepsi berapa, plus rinciannya, sebagai acuan/referensi saya mas.
Terimakasih.
Amin Mbak. 🙂
Mas, salam kenal. Calon sy jg di bandung. Utk detil pengeluaran mohon share ke email sy mas ramandhapundhi@gmail.com sy tunggu maturnuwun terimakasih sebelumnya
Assalamualaikum..Subhanallah mas untuk postingannya mas. Walaupun terlambat bacanya, tapi keren mas postingannya. Inspirasi juga untuk saya mas. Yaaaa walaupun harus nunggu lulus kuliah dulu baru Insya Allah mau dinikahin sama calon suami. Do’ain kami agar lancar selalu ya mas 🙂
Amin Elva.. 🙂 Semoga segalanya berjalan dengan lancar ya.
Salam kenal Mas. Sy masuk blog ini krn ada temen yg mgeshare di FB. Judulnya sangat menarik. Karena saya yakin di luar sana banyak orang yg ingin menikah tapi masih terkendala dana. Semoga mereka semua tercerahkan seperti sy membaca tulisan ini. Yang penting jujur dengan pasangan dan keluarga. HEBAT.
Terima Kasih Mas Tama. 🙂
Orang-orang kebanyakan terjebak perayaan resepsi itu mas sehingga menunda menjalankan ibadah, lebih memilih pacaran lama…
Itu dia mas. 🙂
Bagus (y)
selamat yah kang, wah pengalamanya semoga bisa dijadikan semangat nih, memang niat baik pasti akan ada kemudahan yah…semoga langgeng yah sama istri…
amin kang jay…
Wah, mantep mas, saya juga pingin bisa nikah dengan biaya sesuai kemampuan. Dan memang saya dan calon mau menikah dengan sederhana, tapi ya namanya orng tua maunya yang besar, mewah buat anak prempuan satu2nya, apalagi sodara2nya sudah menikah dengan biaya yang cukup wow untuk saya dengan penghasilan menengah dan orang tua saya yang pensiunan, karena itu juga pernikahan kami jadi ada standartnya paling tidak seperti saudaranya itu. Ya sekarang cuman bisa berdoa dan usaha aja, semoga niat baik saya ini di jabah oleh allah aminn..
Amin mas Andikha. 🙂
aduuhh mas,.. sya ada niatn mau k sana.. tapi calonnya loh belum dikasih oleh Allah… 😀
semoga disegerakan. 😀
nganuuu mas emmm
jane ki ngenee…tapi nganuu
Ampun mas..
blh nanya gak mas.. aku masih bgg dengan tulisan km mas
1. pernikahan km habis berapa mas
2.apakah semua biaya pernikhan dari hasil mas sendiri gak ada yang membantu..
3.butuh waktu berapa lama mas km ngumpulin dwit buat nikahh
tapi aku ucapin selamat mas udah menjadi keluarga semawa..
1. Ada mas, lebih baik di japri saja
2. Ada sedikit bantuan, di tulisan sudah saya jelaskan
3. Sekitar 4 tahun mas..
selamat ia mas 🙂
aku juga lagi sibuk buat nyiapin pernikahan aku dan semua dengan biaya sederhana
selamat mas udah menjadi keluarga semawa
Aminnnn…sukses yaa. 🙂
Alhamdulillah semakin mantap maju terus buat nikah sederhana tanpa banyak prosesi mubadzir. Sakinah mawadah warohmah ya mas. Salam kenal dr purwokerto. Sy jg lg menanti hari H pernikahan yg udah d setujui kedua keluarga secara sederhana. Mohon doanya ya 🙂
Halo Errista salam kenal. 🙂
Saya doakan ya…
sebenar’y sih udah ada niat tuk sgera mnikah ..
sudah ada rncangan sderhana jg + udah mulaii nabung ..
tp, allah b’khendak lain ..
mngkin blum j0d0h’y, hingga rncana indah t harus d cancel, hingga ktemu dg j0d0h yg d ridh0i allah ..
aminnnn
Baru baca postingannya mas yg ini. Menginspirasi sekali bagi calon pasangan yg mau menikah, maupun bagi anak2 muda yg pasti punya rencana ke depannya untuk menikah. Harus dipersiapkan mental & materiil.
Mas, boleh minta total biaya yg dikeluarkan untuk resepsi & rincian2nya? Buat gambaran saya aja, mas. Makasih, mas
boleh silakan kirim email ya mas. 🙂
email saya arwan.meian@gmail.com
Makasih, mas
mau dong juga, tadi saya kirim email ke : mail@efenerr.com , kirain saya , kirim email kesana, ternyata post email disini : bromas004@gmail.com
sekarang saya juga mengalami ini mas.. boleh share2 biaya yang dikeluarkan untuk resepsi & rincian2nya juga, terimakasih banyak mas,
doakan saya ..
Mas, gimana ya cara meyakinkan org tua agar kami bisa menikah di KUA saja.. bbrp hr lg akn ada pertemuan keluarga, dan kami akn mengutarakan niat kmi utk menghalalkan hubgn kmi di kua, namun kami bngung cara meyakinkan kedua orgtua kami
Terima kasih mas
Intinya harus berani dua-duanya. 🙂
K.. K.. Kenapa aku mampir ke sini lagi?
*baca dengan khusyuk di pojokan*
😀
Saya tertarik dengan isi dari artikel panjenengan mas, memang benar pernikahan tentu juga tentang penyatuan 2 keluarga dalam hal ini penyatuan ide, kemauan dan prinsip mereka. Jika pernikahan yang sah itu bukan ditentukan dari megahnya acara, lalu bagaimana, apa yang harus dilakukan jika keluarga menginginkan “pantasnya” seperti apa, sementara si mempelai menginginkan “sahnya” seperti apa.
Kali ini, saya mencoba berada di titik tengah, si mempelai mungkin seharusnya memikirkan tentang nada sumbang yang terdengar yang mungkin akan mempengaruhi citra keluarga masing2, terkait “seperti apa pernikahan mereka”.
Sementara keluarga seharusnya juga memahami keterbatasan mempelai terkait keadaan finansialnya yang hanya bisa mengadakan prosesi secara “sah”
mungkin di sini, saya mendefinisikan bahwa, “pantas” lebih memakan biaya daripada “sah”,
jadi seharusnya seperti apa seharusnya menurut mas?
terimakasih
Saya berpendapat, menikah memang ada biayanya. Namun kompromi harus ada Mas. Jika memang sanggupnya hanya untuk “Sah”, coba yakinkan keluarga.
wahhh pas banget isi artikelnya mas. skr saya yg lg pusing soal ini. tekad2an wae lah :3
Insya allah kalau niatnya baik pasti semesta mendukung Mas.
mungkin skrg giliran saya kali ya mas yg bakal ngalami cerita mas 2tahun lalu. saya dan keluarga calon suami ingin acara yg sederhana. akad nikah dan kendurian.. tapi justru malah orgtua dan calon suami yg pengen di pestain. sementara budget belum nyampe klo untuk buat pesta.. ?
Saya doakan aagar dilancarkan ya Mbak.
Mas bisa email anggran total biaya nya gk .. Tolong email ya Fannyoktavia94@gmail.com. Butuh bnyk refrensi 🙁 semoga semua di permudah kn. Amin ?
Komentar:assalamu’alaikum warohmatulloh,,salam kenal mas,,tulisan yg menginspirasi banget,,saya juga punya niat untuk nikah dalam waktu dekat insya Alloh,,kalo kang mas farchan berkenan, tolong share biaya nikah ke alamat : dzulnasqo@gmail.com buat bahan refernsi saya.
jazakumullah khairan..
asalamualaikum.wr.wb. salam kenal mas. saya terinspirasi dengan kisah nya . rencana saya ingin menikah awal tahun 2018 tapi tabungan baru sedikit . boleh minta rincian mas waktu menikah dlu biar ada acuan dan referensi buat pertimbangan. email saya edwar318@gmail.com sebelum nya terima kasih. wasalamualaikum.wr.wb
Saya terkesan sekali bacanya. Ini persis spt yg saya dan pasangan rasakan. Saat ini kami sedang menpersiapkan pernikahan dalam 2 bulan kedepan. Budgetnya murni dari kami berdua dan tanpa bantuan orang tua. Sederhana dan tidak peduli apa kata orang. Karena dengan budget yg ada kami ingin mewujudkan impian kami.
Terima kasih Mas atau Mbak. Saya doakan sukses ya acaranya.
Sangat menginspirasi tulisannya,,, mas boleh saya minta rincian biaya pernikahan mas dulu dengan istri?????
saya juga InsyaAllah ingin melangsungkan nya dengan calon saya namun terkendala dana, apalagi orang tua kami sama2 lepas tangan jd semua biaya kami berdua yg menanggung..,mgk gambaran pengeluaran dr mas dan istri bisa membantu kami. Bisa dikirimkan ke email garmitafebriani@ymail.com
Terimakasih
jadi pengen cerita tentang pernikahan saya…
menikah di tahun 2002 dengan status CPNS, belum punya apa2
kenekatan saya melamar waktu itu disambut baik oleh calon istri saya (sekarang sudah jadi istri selama 16 tahun hehe)
proses pernikahan diadakan secepatnya dari proses lamaran serta menggunakan dana yang ada saja, tidak mementingkan meriah atau wahnya…
yang menjadi cerita sesungguhnya adalah setelah proses pernikahan…
bagaimana merintis hidup berkeluarga dimana kami berdua komitmen untuk tinggal membina rumah tangga sendiri pisah dari orangtua, mulai dari sepetak rumah kontrakan dan membeli perabotan menyicil satu2 hehe…
Alhamdulillah, Mas. 😀
terimakasih motivasinya mas chan, semoga selalu diberikan kemudahan dlm berumah tangga, semoga saya dan calon dapat segera menyusul aamiin!!
salam kenal.
Amin. Semoga lancar.
Thanks mas. Artikel nya memotivasi. Proses menyatukan ego yg gak mudah antar 2 keluarga.
Pengin nikahan model Kaya suhay Salim tapi ntar dikirane lanang rak due modal blas. Wkwkwkw
Terima kasih, Mas.
Saya pngn nikah sederhana di kua dan dirumah. Tp ada hambatan krna ortu
Dia blng sya gk prnh izin buat nikah pdahal dia yg mempersulit buat sya ktemu sm dia, skrng dia jauh dan pngn nya sya sm kluarga calon saya nyamperin ksana dan butuh ongkos dan pengjnapan ya butuh uang lebih lgi sedangkan sya mau nikah seadanya tp kluarga mau mengikutinya adat hrus ksana pdahal itu ortu angkat cma numpang binti doang gk prnh ngurus . Sya jd bingung hrus kyk gmn
Menikah adalah tujuan dan impian Semua orang, Melalui HIS Graha Elnusa Wedding Package , anda bisa mendapatkan paket lengkap mulai dari fasilitas gedung full ac, full carpet, dan lampu chandeliar yg cantik, catering dengan vendor yang berpengalaman, dekorasi, rias busana, musik entertainment, dan photoghraphy serta videography.
Kenyaman dan kemewahan yang anda dapat adalah tujuan utama kami.
Hubungi : 0822 – 9914 – 4728 (Rizky)