Selamat Pagi dari Turki.
Sudah 2 hari ini saya berada di Turki, negara dengan sejarah yang sangat panjang dari era Romawi, Ottoman sampai era modern. Awalnya tidak ada rencana ke Turki, saya baru membeli tiket 2 hari jelang keberangkatan, mengurus e-visa 1 hari menjelang keberangkatan dan bahkan ketika sampai hari – h kami berdua belum mendapatkan kepastian mendapatkan hostel dan atau rencana hendak ke mana selama di Turki.
Saya dan istri sudah alhamdulillah sampai di Turki, mau kemanapun tidak masalah. Kejadian-kejadian kocak terus menyertai selama ke Turki. Diawali dengan salah membeli tiket pesawat, alih-alih ke Bandara Ataturk saya malah membeli tiket ke Bandara Sabiha Gokcen yang jaraknya hampir 2 jam perjalanan ke Istanbul. Ini membuat kami berdua baru sampai di Istanbul jam setengah 12 malam dan sampai di penginapan jam setengah 2 malam karena dari pihak hostel tidak memberi peta dan malam hari tidak ada yang ditanyai, Istanbul sepi sekali. Beruntung ada Polisi yang masih terjaga dan menunjukkan jalan ke hostel.
Yang pertama saya sambangi adalah Istanbul, ini adalah awal dari perjalanan. Kota ini menjadi kota transit bagi ribuan pejalan yang sama-sama mengunjungi Turki, Istanbul ramai sekali. Kami langsung jatuh cinta dengan kota ini, berjalan di jalan batu yang mungkin berasal dari beberapa abad silam, melihat rumah-rumah yang berdiri tegak dari era Ottoman dan masih dipakai sampai saat ini sampai menikmati hembusan angin Selat Bosphorus yang termasyhur.
Istanbul adalah kota dua benua, ada dua budaya berbeda yang menjadi satu dan dahulu pernah menjadi salah satu pusat peradaban dunia.
Selepas dari Istanbul kami belum tahu akan kemana, sampai saat ini kami berdua masih menikmati Istanbul. Biaya hidup di sini relatif sama dengan Jakarta, tapi yang mahal adalah ongkos transportasinya, hampir 3 kali lipatnya. Maka kami berdua pun bekeras seirit mungkin. Tidur kami di kamar dormitory termurah yang bisa kami dapat dan/atau saya menghubungi beberapa hostel untuk memberi diskon dengan barter tulisan.
Bagi kami ini adalah bulan madu yang akan dikenang karena susah payahnya, bukan semata soal destinasinya. Buat kami bersusah payah di perjalanan adalah romantisme tersendiri. Menikmati bagaimana kami mempersiapkan semuanya dalam 2 hari, beratnya menggendong ransel bersama pasangan, menikmati menghitung uang yang terus menipis, menikmati segala perjalanan dengan lika-likunya, itulah romantisme. Untunglah di perjalanan selalu bertemu orang baik, bagi istri saya Turki mungkin adalah perjalanan pertama baginya dengan gaya saya, di mana semua serba tidak direncanakan.
Selama beberapa hari ke depan kami akan meloncat satu kota demi kota, berpindah dari sisi Eropa ke sisi Asia. Mencoba menikmati jalanan Turki kilometer demi kilometer. Semoga semua berjalan lancar dan akan menemukan hal-hal menarik selama di Turki.
Pendek kata, Merhaba Turkiye!
Tabik.
Selamat menikmati musim gugur yang tidak terlalu dingin, yaa kakak berdua. Semoga bulan madu selalu menyegarkan & menguatkan 😉
amin! terima kasih…
wah! TURKI!!! selamat menikmati perjalanan: bulan madu dan perjalanan kalian yang sebenarnya. aaaaaaaaah melu seneeeeeeeeng 🙂
maturnuwun MBOK! 😀
aminnnn…
weih…mantep bin sedep pengelanaannya, salam
maturnuwun mas..salam. 🙂
semoga pulang bertiga ya! 🙂
Btw I believe u’ll love the eastern part of Turkey ( Sanliurfa, Nemrut, Malatya), the real Turkey if i could say, but only if u have enough days 🙂
thanks kak feb! 😀
nah! itu dia, hambatannya hanyalah waktu. 🙁
sementara alhamdulillah keliling Turki bagian Laut Aegea saja kak, menikmati peninggalan Romawi dan Yunani Kuno.
aaaaaak, langitnya cerah banget kak, udaranya juga gak terlalu dingin. You’re so lucky. Dulu waktu kesana pas lagi peralihan dari winter ke spring jadi dingin2 semriwing dengan suhu 5 – 6 dercel *langsung meler*. Selamat berhanimun ya kak 🙂
iya dita! alhamdulillah sekali pas dapat musim yang menyenangkan.
tapi 2 hari terakhir ini mendung, langit rasanya sendang gundah.
terima kasih banyak!
Chan, ndang muliyo wis tak daftarke melok lelang DJP1.
Jutaan ummatmu sudah menunggumu, cah bagus…
siap mas!
Turkiiii…. lagi nabung pengen ke sana juga. must visit ini.foto-fotonya koq kurang sih…masih laper mata nih.
siaaap…fotonya segera ditambah..
Mas gak disebutkan akhirnya naik pswt apa dr traveloka ? Mhon info nggih… Smga mas dan istri mjd kelg yg Samara. Sy baca blog anda ttg keramahan org Turky ttg mushola2nya smpe mrinding….
halo mbak Penny. 🙂
untuk ke Turki saya naik Qatar.
terima kasih sudah mampir di blog mbak..
agghhh…aku juga cinta ama istanbul.. kmrn itu kesana via darat dari Bulgaria… dr bulgaria jam 9 mlm, sampe istanbul 4 pagi… nyari hostel, trs lgs jelajah istanbul ampe jam 7 mlm 😀 .. lumayan bnyk yg bisa diliat krn objek2 wisatanya juga deketan sih ya…
tp next pgnny ke Cappodocia naik balon udaranya ama pamukkale mas.. sayang ga sempet.. emg ga bisa ke turki cuma sebentar 😀
wah! enak sekali jalur darat dari Bulgaria..iri jadinya.. 😀
Betul, ke Turki soalnya jarak satu ke tempat lain jauh. jadi harus benar-benar meluangkan waktu.
Salam mas,
Kebetulan sama neh saya mau ke turki tp airportnya Sabiha gokcen, jauh ya dari kota?
Nanya dong, dari sabiha gokcen kemrn naik transport apa ya mas?
Thanks
Sama, saya dari Sabiha Gokcen juga kog. 🙂
Naiklah Shuttle Bis dari Sabiha Gokcen ke Taksim Square. Kira2 perjalanannya sejam.
MAS , TULISANNYA KEREN PENUH DAYA IMAJINASI BIKIN MAKIN BURU2 SAMPE MENGINJAK TURKY…TAPI KOK SAYA GAK KETEMU TULISAN “BAGAI MANA CARA MENUJU KE BURSA & PAMUKKALE … NAIK APA DAN NAIK DARI MANA… KLO ADA DONG MAS… BIAR TINGGAL DICONTEK ABIS.. MENGIKUTI JEJAK LANGKAHMU ITUH…
SUWUN YA MAS
Ada mas. 🙂
Silakan cek di : http://www.efenerr.com/2015/01/31/budget-dan-itinerary-ke-turki/