IMG_9482
Rumah Bunda Maria, Selcuk

Malam ini saya sengaja menulis catatan dari malam natal. Konon malam ini di awal milenia adalah malam sebelum Yesus dilahirkan. Takdir kemudian berkata bahwa Yesus adalah Krisus, juru selamat yang diturunkan ke bumi dan menjadi gembala bagi domba-domba yang tersesat. Dan kelak kemudian malam ini menjadi malam yang bagi umat Kristen adalah malam yang kudus

Saudara-saudara saya yang Kristen, baik Katolik maupun Protestan pasti sedang berbahagia malam ini. Ada yang berkumpul bersama keluarga dan bersuka cita, ada juga yang mungkin sedang menyiapkan misa. Umat Kristen percaya bahwa Yesus lahir di malam hari, oleh sebab itu mereka menyelenggarakan misa tengah malam. Memperingati malam yang kudus, memperingati kelahiran Yesus.

Bagi sebagian orang Natal identik dengan pohon natal atau sinterklas. Tapi apapun itu, Natal adalah hari raya, sudah selayaknya dirayakan dengan gembira dan suka cita.

IMG_9483
Patung Bunda Maria, Selcuk

Omong-omong soal kekristenan, bulan lalu ketika ke Turki saya mengunjungi beberapa tempat bersejarah bagi umat Kristiani. Seperti rumah Bunda Maria yang ada di foto di atas. Rumah ini konon tempat peristirahat terakhir Bunda Maria sampai meninggalnya. Umat Katolik Orthodoks di sekitar Selcuk menceritakan tentang rumah ini dan keberadaan Maria secara turun temurun dari generasi ke generasi.

Di sisi jalan menuju tempat suci tersebut terdapat patung Bunda berwarna keemasan. Fasad patungnya seolah menandakan bahwa Bunda Maria memberkati para peziarah yang menuju rumah peristirahatan tersebut.

Di antara semilir angin di Rumah Bunda Maria yang memang terletak di puncak gunung terdapat dinding doa. Peziarah akan menulis doa mereka pada sebuah kertas dan diikatkan di dinding doa. Dan tidak hanya mereka yang Kristen saja yang menulis di dinding doa, mereka yang beragama lain pun akan menuliskannya.

Bunda Maria dalam agama saya adalah Maryam, ibunda dari Nabi Isa. Itulah mengapa Rumah Bunda Maria ini juga diziarahi oleh Umat Muslim, setidaknya demikian yang dikatakan oleh petugas yang mengurusi situs ini. Sopir taksi yang saya sewa, Ferit mengatakan bahwa walaupun di Selcuk pencduduknya 90 persen adalah muslim, tapi ritus ziarah umat Katolik benar-benar dijaga dan menjadi kebanggaan kota Selcuk.

Memang tak hanya rumah Bunda Maria yang menjadi tempat suci umat Kristen di Selcuk. Masih ada Basilika Santo Yohanes yang terletak persis di tengah-tengah Selcuk. Ada pula gua tempat peristirahatan pemuda yang dalam mitologi Kristen dikenal sebagai Tujuh Pemuda Yang Tertidur dari Efesus. Gua ini terletak di lereng Gunung Bulbul yang curam. Di dalam Islam, Gua tersebut menjadi tempat berlindung para pemuda yang dikenal sebagai Ashabul Kahfi dan kisahnya abadi dalam Al-Quran.

Kata Ferit, Salib dan Bulan Sabit bisa hidup berdampingan dalam damai di Turki.

IMG_9508
Pilar Pada Basilica St.John Selcuk

Tapi selain semua itu ada gereja besar yang berabad-abad menjadi bangunan suci di Kekaisaran Romawi Timur, Hagia Sophia. Katedral ini bahkan pernah menjadi katedral besar baik oleh umat Katolik Roma maupun umat Katolik Ortodoks. Sekarang Hagia Sophia adalah museum, dengan demikian rekaman jejak Hagia Sophia yang dahulu pernah menjadi gereja, lalu masjid masih bisa dinikmati dengan baik oleh generasi sekarang.

Jejak kekristenan di Hagia Sophia begitu agung, terdapat ukiran besar Bunda Maria memangku Yesus, makam orang-orang suci, ornamen geometri dengan dasar salib dan relik-relik yang menjadi simbol kekristenan.

Bahkan Daulah Ustmaniyah yang kemudian menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur tetap menjaga simbol-simbol kekristenan walaupun ketika Hagia Sophia di era Ustmaniyah dirubah menjadi masjid. Tidak ada simbol kristen yang rusak atau hancur, simbol-simbol itu tetap ada sampai sekarang. Daulah Ustmaniyah dengan sangat cerdas dan hati-hati menimpa simbol tersebut dengan ornamen baru yang selaras, tanpa merusak simbol tersebut.

Betul yang Ferit katakan, Salib dan Bulan Sabit bisa seiring, hidup berdampingan. Setidaknya itu yang saya rasakan selama di Turki. Dan rasanya begitu indah.

IMG_9339
Hagia Sophia

Dus, kembali ke soal malam natal.

Di Malam Yang Kudus ini tentulah tidak hanya satu saja yang berbahagia, tapi jutaan orang di dunia juga turut berbahagia. Malam ini tentunya dinanti dan menjadi salah satu malam yang suci dalam satu tahun bagi Umat Katolik. Bagi mereka yang berbahagia, malam ini pastilah akan dirayakan dengan sukacita.

Walaupun mungkin beberapa dari mereka dalam derita, atau beribadah dengan pengawasan senjata. Tapi Tuhan sudah memberikan kebahagiaan bagi umat Kristen rasa bahagia malam ini.

Tentunya saya ingin turut berucap selamat berbahagia bagi saudara-saudaraku yang kristiani, selamat merayakan malam suci. Terucap Selamat Natal. Semoga senantiasa dilimpahi kebahagiaan serta kedamaian.

Tabik

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

6 KOMENTAR

  1. Tenkyuuu, mas Farchan 😀

    Keberadaan orang-orang seperti mas inilah yang membuat saya tetap yakin bahwa, suatu hari nanti, salib dan bulan bintang akan hidup berdampingan dengan damai juga di Indonesia 🙂

  2. waktu aku ke hagia sofia 2010 kmrn, aku jg merinding mas…ngeliat tulisan Allah dan Muhammad, mengapit gbr2 santo ato siapalah yang ada di dindingnya..:) coba ya kalo semua org bisa hidup berdampingan, toleran satu sama lain gitu -_-

    malu aku kalo dgr berita org2 ribut cuma krn mslh rumah ibadah ato kepercayaan org lain

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here