Untuk kaum urban, penat barangkali menjadi musuh nomer satu. Penat adalah segala keluh kesah yang menumpuk, masalah yang menggunung dan segala hal yang berujung pada kegelisahan. Maka saya memilih untuk meringkas penat dan membawanya ke salah satu hotel di Pandeglang, Tanjung Lesung Beach Hotel.
Saya memang orang yang tidak terlalu melihat jarak, eksotisme tempat atau segala hal yang fantastis untuk melepas penat. Kadang cukup desau angin, langit biru, debur ombak dan mungkin sedikit cerah mentari sebagai penambah komposisi.
Di Tanjung Lesung saya mendapatkan hal-hal yang saya inginkan itu tadi. Semua komposisi tadi yang meringkas penat plus saya tak perlu minggat jauh-jauh dari Jakarta untuk menemukan ketenangan, cukup beberapa jam saja melahap jalanan untuk merambah Tanjung Lesung.
Berdiam di Tanjung Lesung Beach Hotel membuat saya mendapat arti sebenarnya dari sebuah ketenangan. Saya melangkah dari lobi yang hening dan hanya ada suara angin, menuju kamar cottage tingkat dua dengan ornamen kayu dan arsitektur etnik khas Indonesia.
Kamar ini baru sebagian dari keistimewaan Tanjung Lesung Beach Hotel. Masih ada lagi.
Kiranya penat bisa langsung diringkas, masuk koper dan lekas pergi jika berdiam di sini. Apalagi jika kita berjalan menuju area tepi pantai. Persis di pinggir pantai ada kolam renang luas, di mana kita bisa menikmati kesegaran dan berjabat tangan dengan debur ombak.
Hotel ini menawarkan pemandangan yang tak ditemukan di hotel-hotel lain mungkin. Paket menikmati matahari pagi keemasan yang lidah merahnya menyala-nyala, serta menikmati mentari senja yang dengan begitu anggun merambat turun lalu sempurna bersembunyi di balik horison.
Semua bisa didapat tanpa lelah, cukup melangkah sedikit dari kamar hotel dan didapatkanlah pemandangan yang katanya surgawi itu.
Jika penat bisa diringkas saat siang, maka keceriaan bisa diraih saat malam.
Di malamnya ada pertunjukan menarik yang tak boleh dilewatkan di Tanjung Lesung Beach Hotel. Tarian api. Sesaat seusai makan malam biasanya akan ada musik yang memanggil para tamu untuk hadir. Kemudian hiburan dimulai. Api panas diputar-putar, dilemparkan, ditelan, disembur dan dimainkan seolah boneka oleh para penari api.
Penonton meriah dan tepuk tangan meruah, keramaian malam bisa dijadikan pelepas penat yang pas.
Pertunjukan tak hanya selesai sampai di situ saja. Kemudian tarian api akan semakin menggila, melompat melewati lingkaran kecil berselimut lidah api, sampai mengoles diri dengan panas api. Api membuat keindahan yang semarak di malam-malam saat menginap.
Lantas bagaimana soal menikmati ombak dan deburnya?
Di hotel yang menghadap langsung ke laut ini, ombak dan deburnya bisa dinikmati dengan dua cara. Pertama adalah menyusuri sisi belakang hotel, menikmati pasir putih yang bersih atau menikmatinya dari gazebo-gazebo yang terpancang rapi di tepi pantai.
Atau pilih cara kedua, berjalan sedikit jauh dari hotel menuju Beach Club dan nikmatilah segala macam wahana untuk menantang ombak. Jika adrenaline berlebih maka lampiaskan penat di sini, ombak kencang sudah menanti.
Saya memilih untuk menikmati banana boat dan ditarik kapal motor untuk menyongsong ombak. Saya kira ini akan jadi banana boat biasa saja, melompat girang di ombak dan berteriak sepuasnya. Rupanya ombak tidak ramah-ramah amat, saya terlompat lompat tidak keruan di pisang karet raksasa, jatuh dihempas ombak yang menerjang ketika kapal motor bermanuver, benar-benar adrenaline dikuras, dihadapkan dengan ombak yang bergulung-gulung.
Bukan itu saja, saya seolah tidak kapok dengan satu wahana. Jetski menjadi sasaran selanjutnya. Hempasan ombak saya lawan dengan versi air dari sepeda motor. Agak susah karena belum terbiasa pada awalnya, saya akhirnya bisa berkuasa atas mesin jetski dan menaklukkan ombak dengan bermanuver kiri-kanan untuk merasakan sensasi melayang sejenak di atas ombak.
Ya! Saya sempat melayang sejenak, melompat riang di atas ramai ombak gelombang di atas deru mesin jetski.
Maka lengkap sudah apa yang disajikan Tanjung Lesung Beach Hotel. Ketenangan yang berujung ketentraman jiwa, debur ombak yang mendatangkan kekaguman, sinar mentari yang mengundang rasa pujian akan keindahan dan adrenaline yang membuat jiwa bergelegak.
Penat dihapus dengan beragam sajian yang ditawarkan dan pilihan saya tepat, meringkas penat dengan apa yang ditawarkan Tanjung Lesung Beach Hotel.
Tabik.
Tanjung Lesung Kav. R. 14A
Pandeglang, Banten 42281
Phone : +62 819 1880 290
Email : tanjunglesungbeachhotel@gmail.com
trus pulang dari sana makin penat ya kak, karena main di air terus :)))
penatnya jadi lingkaran setan kakak…
Dari tenang sampai dihempas2 laut diatas jetski yaa..Seru bingit. Main lagi yuk ke Tanjung Lesung hehe
Gimana kalau ke Jababeka Morotai kak? *ngelunjak*
ih, pdhl ini ga jauh dr JKT ya, dan belum pernah aku datangin -_- Seru bgt main banana boatnya ^o^… Walopun aku agak trauma kalo mainnya pake acara dibalikin… Di Bali nyobain gitu, dan guidenya ngebalikin boat kita tnpa bilang2, so, mukaku yg pertama kena air.. sakitnya ga usah ditanya, bibir ampe bedarah -__- Tapi ttp sih, serunya pake bangeeettttt 😀
nah!
enak ke sini karena jalur daratnya lumayan bagus.
yang di sini Banana Boatnya lebih joss kak Fan karena ombaknya gede.
Pas buat keluarga, bungalownya luas dan muraaah! 🙂
asiknya main banana boat 😀
aku sekali-kalinya main banana boat di Pantai Batu Karas ahhahaha
agak phobia sama laut gara-gara ga bisa berenang soalnya, tapi jadi nagih aahh jadi pengen ke Tj. Lesung 🙂
Yuk kak!
Jarak tempuhnya kayanya 11-12 sama Batu Karas.
Pas dijatuhin rasanya memang ampuuuun…
Tempatnya keren banget!!! kira kira akomodasi di Tj.Lesung berapa ya? punya rencana liburan ke sana soalnya.
Halo mbak. Sekitar 500 – 1 jutaan mbak..