Ada sedikit kejutan jika menginap di Tanjung Lesung Beach Hotel. Sedikit di lepas pantainya ada pulau kecil mengintip bernama Pulau Liwungan dan memang selalu ada rasa penasaran untuk menuju Pulau Liwungan.
Pulau ini tak berpenghuni, kecil dan di bawah pengawasan Pemerintah Banten. Walaupun memang terletak di lepas pantai Tanjung Lesung, namun para tamu hotel sering menuju Pulau Liwungan untuk menikmati sedikit suasana santai dengan nuansa yang berbeda.
Menggunakan kapal kelotok kecil, kiranya adalah kapal yang digunakan nelayan setempat saya melintas laut menuju Pulau Liwungan. Sesungguhnya ada rasa penasaran dengan pulau kecil di lepas Tanjung Lesung itu.
Pulau Liwungan tak berpenghuni, konon demikian, entah dilarang entah memang dibiarkan begitu saja. Itulah mengapa pulaunya pun masih rimbun hijau. Dari kejauhan kelihatan sunyi senyap.
Kapal kelotok menarik garis lurus menuju titik terdekat pulau. Kira-kira tengah perjalanan, kapal melambat melalui banyak jermal. Tempat menangkap ikan secara tradisional ini memang seperti jaring laba-laba di perairan menuju Pulau Liwungan, membuat kapal kelotok bermesin sekedarnya ini harus bermanuver seolah berjalan di dalam labirin atas air.
Karena di sekitar jermal banyak ikan, tentunya banyak camar juga. Camar-camar yang bertengger di jermal banyak sekali, sesekali camar itu menatap langit, mengembangkan sayap lalu pergi. Pemandangan ini sungguh menarik sekali.
Ketika kapal berjalan pelan-pelan, rombongan camar itupun turut mengikuti. Berputar-putar di atas kapal lalu tiba-tiba melambung jauh membuang badan berbelok arah. Camar-camar tersebut seolah mengajak saya dan penumpang lainnya berdansa menikmati langit dan laut lepas.
Liukan dansa camar-camar yang terbang bebas merupakan pengantar menuju pulau, pertanda perjalanan sudah dekat. Kapal mulai menggapai dermaga, merapat dengan cermat, penumpang turun di pulau dan mulai menikmati apa yang disajikan.
Pulau Liwungan memang tak berpenghuni, sepi. Hanya ada satu bangunan bambu yang dipakai tempat berteduh penjaga pulau serta beberapa pondokan sederhana yang menghadap laut.
Apabila dari dermaga kita susuri sebelah kiri maka akan ada ceruk pantai berpasir putih, di situ ada kapal kelotok yang karam dan menjadi objek foto yang bagus. Jika masuk ke dalam hutan maka saya bisa menikmati hijaunya hutan kecil pulau Liwungan. Atau jika melambung ke sisi pulau, mengikuti deretan batuan karang ada pantai berpasir putih juga dengan aksen karang-karang yang menonjol.
Pulau Liwungan total jenderal bisa dilibas dalam waktu setengah jam. Kecil saja, namun panoramanya cukup membuat hati tenang. Dari pulau saya bisa melepas pandang ke arah daratan Banten. Jika mengikuti garis pantai Pulau Liwungan, maka dari sisi belakang, sisi yang berlawanan dengan dermaga lamat-lamat garis pantai sepanjang Kabupaten Pandeglang terlihat jelas.
Menuju Pulau Liwungan mungkin tidak terlalu butuh usaha keras. Pulau tak berpenghuni ini pun kecil, namun pemandangannya memang cocok untuk menikmati santai. Sementara itu dansa para camar adalah daya tarik yang membuat perjalanan menuju Pulau Liwungan menyenangkan.
Rupanya langit mulai gelap dan sepertinya gemuruh akan datang. Saya segera berkemas, kembali menuju daratan dan dansa para camar sekali lagi menyambut kami saat kembali. Pulau Liwungan yang kecil-pun perlahan saya tinggalkan.
Tabik
[…] bisa kamu lakukan di Pulau Liwungan. Jadi kamu harus menyeberang dengan menaiki perahu. Jarak Pulau Liwungan tidak terlalu jauh dari Pantai Tanjung […]
Keren keren kak koleksi travellingnya……ikut nyimak yaa