CEEOCbWUgAE2YIl.jpg large
© Travellerkaskus

Bayangkan jika ratusan pendaki gunung, pecinta alam, petualang, penjelajah rimba, penggiat kegiatan alam berkumpul dalam satu tempat? Maka yang ada adalah adrenaline yang meluap dan nuansa persahabatan kental yang sangat terasa. Dan saya merasakan dua hal tersebut meresap dalam darah di tiga hari kemarin.

1 Mei 2015, pagi-pagi sekali saya, istri dan empat teman sesama pejalan, Wira, Satya, Like dan Tama meluncur menuju Bandung. Dihinggapi kekhawatiran akan terjadi kemacetan di Cikarang karena May Day, saya melajukan mobil sedikit lebih cepat, tak sabar rasanya segera sampai ke Bandung.

CD5vwOhVIAAeKPH.jpg large
Rombongan Hore-hore dari Jakarta. Saya, Istri, Like, Satya, Wira dan Tama. © SatyaWinnie.com

Kaskus OANC memang salah satu forum outdoor yang selalu saya hinggapi ketika berselancar di dunia maya. Ya, saya hanya berstatus pembaca, tidak bergabung juga tidak pernah tahu orang-orangnya. Sampai akhirnya ada Mas Lucky, seorang teman yang meracuni saya untuk ambil bagian di Gathering Nasional Kaskus OANC 2015 ini.

Saya langsung mengiyakan, berketetapan hati untuk menghadiri Gathering Nasional.

Ketika sudah konfirmasi dan satu bulan menjelang acara sebenarnya ada sedikit ganjalan. Ternyata acaranya bentrok dengan jadwal saya ke Belitung. Untungnya acara ke Belitung dipercepat dan saya bisa berangkat ke Gathering Nasional. Bertepatan itu juga, Kiki, salah satu panitia Gathnas menghubungi saya untuk sharing soal Travel Writing di Gathnas nanti.

Ternyata semesta baik, semesta tahu saya ingin ke Gathnas maka semesta mendengar dan melancarkan saya ke Gathnas.

Ngariung di Kiarapayung

Tiba di Kiarapayung cuaca mendung. Bumi perkemahan ini luas, kami sempat salah ambil jalan dan setelah tersesat beberapa lama akhirnya tiba juga di lapangan tempat kami akan tinggal selama acara Gathnas. Di lapangan baru ada beberapa tenda, kami rupanya termasuk rombongan yang pertama kali tiba.

Kiki menyambut dengan senyum cerianya, kami segera ditunjukkan di mana kami harus bertenda. Barang diturunkan, ditata, kemudian registrasi. Hari jumat semakin beranjak sore, Bumi Perkemahan Kiarapayung masih sepi, beberapa peserta mulai datang satu-persatu atau berkelompok.

Pemilihan bumi perkemahan saya rasa tepat. Tidak jauh dari akses utama, artinya orang dari mana saja mudah menemukan tempat ini. Pun tidak terlalu jauh dari keramaian, sehingga ketika butuh sesuatu bisa langsung didapat. Seperti kami, ketika ada logistik yang harus dibeli bisa dengan segera turun ke Jatinangor atau malah Bandung sekaligus.

Sementara suasana bumi perkemahan yang berbukit-bukit serta berteman kabut tipis tampak gagah, ditambah panorama Gunung Manglayang sebagai latar atau jika menatap arah sebaliknya nun jauh tampak Gunung Papandayan dan Kamojang. Karena dikeliling barisan gunung, saya merasa bumi perkemahan tampak seperti cekungan dan dipagari gunung-gunung yang saling bergandengan.

DSCF5565
Sisi belakang perkemahan, tampak dari jauh Papandayan.

Sore makin turun ketika peserta mulai berdatangan. Kebanyakan datang dari daerah Jakarta, memang perjalanan dari Jakarta cukup lama sehingga sore baru tiba. Seiring dengan hawa yang mulai dingin dan kabut turun tipis, suasana di Kiarapayung justru makin menghangat. Tenda warna-warni mulai dibuka, sapaan hangat dan canda tawa mulai terasa.

Sekitar tenda kami mulai riuh, riuh tanda persahabatan. Tak hanya tenda, beberapa hammock mulai dipasang, beberapa lainnya bahkan mulai membuka tas dan memasak. Matahari turun membawa serta persahabatan, kami mulai bersua, bercengkerama dengan peserta lainnya.

Malam tampak silam ketika suasana makin ramai. Apa pasal? Peserta gathnas yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur satu per satu datang. Ada peluk hangat, ada sapaan akrab, ada sahabat yang saling sua. Persahabatan khas dari orang-orang yang besar dan dekat dengan alam.

Saya memeluk istri yang mulai kedinginan, ini pengalaman pertamanya camping di alam raya. Sebelumnya menurut pengakuan istri, camping terakhir yang ia ikuti adalah saat SD. Kini ketika ia merasakan camping lagi, ada senyum lebar, ada rona bahagia.

Tenda-tenda berwarna-warni semakin memenuhi tanah lapang, lampu dinyalakan, cahaya semakin membuat tenda-tenda menyala-nyala. Nyala apa? Nyala kehangatan dan persaudaraan. Saya terkesan sekali dengan nuansa persahabatan nan kental sejak hari pertama Gathering Nasional.

Baris tenda warna warni
Baris tenda warna warni

Memberi Materi

Saya didaulat oleh Kiki untuk memberikan materi travel writing bersama Wira yang memberi materi travel fotografi. Untuk saya ini amanah besar, Kaskus OANC terkenal dengan catatan-catatan perjalanan yang terkadang membuat geleng-geleng kepala.

Jika dibukukan, mungkin ratusan catatan perjalanan yang ada di Subforum Catatan Perjalanan Kaskus OANC bisa menjadi ensiklopedi pendakian gunung dan penjelajahan alam dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia. Satu yang saya kagumi dari catatan perjalanan di Kaskus OANC adalah detailnya, seolah tidak terlewat, detail – detailnya dicatat dengan rapi dan runtut. Satu prinsip catatan perjalanan yang baik sebenarnya sudah dimiliki oleh teman-teman Kaskus OANC.

Wira memberikan materi fotografi
Wira memberikan materi fotografi. © SatyaWinnie.com

Karenanya saya tidak terlalu banyak memberi materi karena pada dasarnya teman-teman di Kaskus OANC sudah begitu detail dan cukup baik dalam membuat catatan perjalanan. Saya hanya menambahi sedikit materi supaya kelak dari Kaskus OANC mungkin akan ada penulis spesialis gunung.

Sekarang ini ada kekosongan penulis perjalanan khusus gunung. Beberapa catatan yang saya temui di media adalah catatan para penulis perjalanan yang mendaki gunung, bukan para pendaki gunung yang menulis. Itulah mengapa ada rasa kosong dalam catatan, ada detail dan emosi yang kurang setiap membaca catatan perjalanan tentang gunung. Sulit rasanya menemui para pendaki yang menulis seperti era Norman Edwin dan Don Hasman. Ada kekosongan ada rindu untuk membaca catatan perjalanan tentang gunung yang memang benar-benar ditulis oleh pendaki gunung.

CD-DolbUIAAfvvD
Saya memberikan materi travel writing. © SatyaWinnie.com

Karena pada dasarnya catatan perjalanan di Kaskus OANC sudah bagus dan detail, maka saya hanya tinggal menambahkan sedikit tips untuk mengolah catatan supaya ada emosi yang disertakan dan detail-detail yang terlewat. Saya juga menyisipkan sedikit pesan-pesan supaya terus menjadi pejalan yang bertanggung jawab pada lingkungan. Hal ini dengan harapan ke depannya semoga ada teman-teman dari Kaskus OANC yang kemudian bisa menjadi penulis perjalanan spesialis gunung dan memberikan gambaran betapa menantangnya mendaki gunung berikut pelajaran yang didapat dari sebuah pendakian.

Menurut pandangan saya pribadi, apa yang diberikan oleh Wira juga akan sangat bermanfaat, dokumentasi gunung-gunung dan daerah yang dijelajahi adalah sebuah koleksi langka sekaligus arsip yang kelak akan bersejarah. Saya berharap, sharing sederhana yang saya berikan semoga bisa bermanfaat untuk teman-teman Kaskus OANC.

Doorprize Melimpah

Satu yang pasti ditunggu oleh peserta gathnas adalah Doorprize, ada ratusan doorprize yang dibagi berupa barang-barang outdoor. Saya sampai terbelalak, bagaimana barang-barang outdoor bagus, langka dan banyak yang merupakan barang impor dibagikan kepada para peserta.

Sejak malam pertama, riuh peserta yang menanti doorprize sudah menyemut. Maka ketika doorprize dibagi ada euforia di sana. Satu per satu door prize dibagikan, mulai dari sandal gunung, kaos, baselayer, backpack, jaket sampai kamera dan tenda. Dari barang paling kecil sampai paling besar, dari yang murah sampai yang super mahal.

Sayang kami berdua tidak mendapat apa-apa. Mungkin saya memang apes dalam hal doorprize, padahal ada peserta yang bisa mendapat 2 sampai 3 doorprize. Sebenarnya kata Syukron dari Traveller Kaskus, ada doorprize untuk kami, sayang ketika itu kami sedang turun ke Bandung karena ada janji dengan seseorang, apes kedua adalah nomor undian tidak saya titipkan. Duh!

Ketika pembagian doorprize di hari terakhir yang pasti hadiahnya adalah gear-gear outdoor ajaib, istri saya sudah harap-harap cemas. Apalagi demi melihat Fjallraven Kanken yang dijadikan salah satu doorprize utama. Sayang lagi-lagi kami beruntung, doorprize tersebut tidak mampir ke tempat istri.

Namun akhirnya saya tahu rupanya salah satu sponsor, Langit Enterprise menjual Fjallraven Kanken di Indonesia. Gear ini memang salah satu yang saya idamkan sejak dulu dan setahu saya belum masuk ke Indonesia. Semoga saya bisa diberikan rejeki untuk bisa mendapatkan Fjallraven Kanken demi istri. Amin!

Banyaknya sponsor ini menjadi bukti bahwa sebagai sebuah komunitas, Kaskus OANC adalah komunitas yang solid dan memiliki reputasi yang bagus. Jika tidak bagaimana sponsor besar seperti Consina, Cozmeed, Sabretooth yang merupakan brand alat outdoor yang memiliki nama di Indonesia mau menjadi sponsor? Iya kan.

Satu hal lagi, doorprize adalah keriaan tersendiri bagi peserta dan pembuat hangat suasana.

Semua Saudara, Satu Atap Yang Sama

Egalitarian, itulah yang saya tangkap dari teman-teman Kaskus OANC. Seolah tiada gap senior junior, tua muda bercengkerama. Dari tenda ke tenda dari pagi hingga pagi berikutnya semua larut dalam keceriaan. Memang demikian tipikal anak gunung, semua adalah saudara seatap langit.

Anak-anak dengan mudah berlari ke sana ke mari, yang remaja saling berkenalan satu sama lain, yang jomblo berusaha dapat gebetan, sementara yang orang-orang dewasa ngariung penuh gelak tawa. Pemandangan penuh persaudaraan ini adalah kunci bagaimana sebuah komunitas bisa bertahan lama, membuat komunitas itu mudah namun menjaganya dengan persaudaraan itu kunci keberhasilan komunitas yang sesungguhnya.

DSCF5588

DSCF5590

DSCF5593

DSCF5541

Ada rasa haru yang tiba-tiba menyeruak ketika Idos, sang moderator menutup acara. Saya terkesan sekali dengan pesan persaudaraan selama Gathnas, secara pribadi saya mendapat teman baru jua bertemu teman lama. Bahkan dipertemukan dengan sahabat cum adik kelas yang mungkin sudah 5 tahun tidak bersua.

Dari alam manusia dikenalkan dengan hidup, dari alam persaudaraan timbul, karena alam manusia bisa mengenal satu sama lain, bersahabat dan membentuk lingkungan baru bernama, persaudaraan.

Bandung Anu Saderek, Batur Jiga Dulur.

Tabik.

NB : Terima kasih tak terhingga untuk Mas Luck yang tidak jadi datang, Kiki dan Tito serta Mang Boughil. Terima kasih untuk sambutan baiknya, kesempatan dan pelajaran persaudaraannya. Sampai jumpa di Gathnas 6 !

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

22 KOMENTAR

  1. keren bro…karena kemaren belum kenal jadi saat bertemu belum bertegur sapa..salam kenal bro.

  2. –Persahabatan khas dari orang-orang yang besar dan dekat dengan alam–
    bener bangeeet,pas di gunung semua orang yg ditemui berubah jadi teman bahkan sahabat,mau minjem pisau,minta air,dll pasti dikasih,jadi kangen naik gunung 🙁

  3. Selamat buat Gathnas #5 yg sukses berjalan… 😀

    Pertama dan terakhir saya ikut kumpul2 itu pas yg ke-3 di Malang..pengen ngerasain lagi.
    Semoga nanti bisa jumpa kk..

  4. dari Gathnas OANC #1 sampe Gath OANC #4 slalu hadir dan menjadi bagian dari Kebersamaan tak sekedar kata..

    tapi Gathnas OANC #5 kali ini cuma bisa liat2 foto dan cerita dari temen2 🙁 #DisituKadangSayaMerasaSedih

    Terimakasih. untuk temen2 OANC yg 10 tahun ini sudah menjadi bagian dari keluarga besar OANC.

    Terimakasih buat Kang Efenerr yg sudah mau berbagi cerita perjalananya di Gathnas OANC #5 😀

    Selamat Dirgahayu KaskusOANC yg ke 10

  5. Wah kalau datang ke acara ini kemungkinan kenal juga dong sama Anto “Stress Metal” yang dua tahun lalu keliling Indonesia naik sepeda bersama Cliff? Sepertinya dia datang, soalnya sempat posting beberapa foto dari acara ini.

    Btw, saya setuju soal pendapat mulai jarangnya pendaki yang menulis. Kebanyakan adalah para penulis yang mencoba naik gunung dan menulis pengalamannya. Dan sebagai orang yang hobby diving, saya merasa lebih kesulitan lagi mencari diver yang menulis. Padahal potensi alam bawah laut Indonesia itu luar biasa besarnya. Dan dibutuhkan kesadaran untuk menjaganya.

    Lalu point soal foto-foto dokumentasi dan tulisan yang akan menjadi arsip sejarah dan langka di kemudian hari juga Saya garis bawahi. Ini benar banget. Saya ingat, satu buku favorit saya “Jawa Tempo Doeloe”, dimana buku ini merupakan kompilasi tulisan dari banyak pejalan yang mengeksplor Indonesia dan Jawa khususnya, selama rentang kurang lebih 350 tahun. Luar biasa. Di situ terlihat bagaimana Jawa saja, dulu ibarat surga. Dengan bentangan alamnya, koleksi kekayaan hayatinya, kultur hingga masakannya.

    Dan khusus untuk itu, saya mengenang perjalanan saya ke Nepal. Dimana saya mendokumetasikan banyak kuil, yang kemudian pada gempa Nepal tanggal 25 April 2015 kemarin runtuh dan berpotensi tidak mungkin dibangun kembali setelah ini. Foto-foto tersebut menjadi koleksi sejarah, khususnya untuk saya pribadi.

    Salam kenal ya Efenerr, semoga saya juga bisa belajar banyak darimu. Blog ini keren. Sudah beberapa kali saya kunjungi, cuma maaf ya baru kali ini bisa meninggalkan jejak hehe …

    salaam,
    BaRT …

    • Salam Bart. 🙂

      Terima kasih sudah berkunjung.

      Yes, saya bersua dengan Anto Stress Metal, sosok luar biasa ya dengan daya jangkau jelajahnya.

      Sedih ya mas melihat Nepal kondisinya sekarang demikian dan foto-moto mas Bart bisa jadi arsip sejarah yang suatu saat sangat berharga. 🙂

      Salam

  6. Gagal move on dari acara kemarin nih mas abis baca blog ini.
    makasih banyak ya mas. mohon maaf atas kekurangannya.
    sampai jumpa di gathnas6 🙂

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here