2015_0623_08230200

Menyenangkan bisa datang ke Brunei Darussalam, negara yang penuh rumor tentang kemakmuran warganya, tentang betapa kayanya negaranya dan betapa bijak sultannya. Pada akhirnya saya akhirnya menapakkan kaki di tanah Brunei Darussalam, salam dari Brunei Darussalam.

Saya disapa lengang ibukotanya. Menuju Bandar Seri Begawan seolah tiada halangan, jalanan yang lapang dan lebar, tiada kemacetan. Hijau menebar di mana-mana, negara kecil ini memang begitu peduli dengan pepohonan, ada hukum yang mengatur tentang pepohonan di negeri ini.

Alkisah Sultan pembaharu Brunei, Sultan Omar Ali Saifuddien menerapkan aturan bahwa apabila menebang satu pohon, maka harus digantikan dengan menanam empat pohon. Siapapun dia yang melakukannya. Sultan Omar Ali kala itu memang benar-benar menjaga warisan hijaunya dan dijaga oleh para pewarisnya hingga sekarang.

Bayangkan Indonesia di era Orde Baru, itulah Bandar Seri Begawan. Rumah-rumahnya tampak lawas, namun bagus dan rapi terurus. Tidak ada bangunan tinggi di Bandar Seri Begawan, bangunan tertinggi adalah minaret Masjid Jami Asr Hassanil Bolkiah, minaretnya yang menawan dan cerah berwarna-warni adalah bangunan tertinggi di tanah Bandar Seri Begawan.

2015_0623_09214400.resized

Negeri ini adalah negara dengan syariat Islam. Dimana-mana akan ditemui Asmaul Husna, lafal zikir, terutama di jalan raya. Barangkali Sultan ingin rakyatnya mengingat Allah di mana saja. Soal hukum Islam ini unik, hukum Islam mengatur hal-hal khusus dan bersanding dengan hukum umum.

Misalnya soal jilbab, di Brunei Darussalam ada kewajiban berjilbab. Namun biasanya untuk seragam kerja dan sekolah, siapapun mereka apabila terikat seragam kerja dan sekolah harus berjilbab, walaupun bukan muslim. Namun di luar itu, di kehidupan sehari-hari, penduduknya dibebaskan hendak mengenakan jilbab atau tidak.

Maka kita bisa lihat, di bandara, seluruh staff bandara berjilbab. Di pesawat Royal Brunei Airlines yang saya naiki ke Brunei, Pramugarinya juga berjilbab, petugas imigrasinya berjilbab, petugas bea cukai alih-alih berseragam sangar justru memakai baju melayu, representasi Islam dan Melayu.

Soal makmur atau tidak, negeri ini makmur. Masyarakatnya tidak mau menyebutnya negara kaya, tapi makmur. Mungkin Brunei Darussalam adalah penganut Welfare State versi Syariat Islam. Pemerintah menggelontorkan banyak dana untuk masyarakatnya.

Tidak ada pajak di Brunei, perekonomian negara ini ditopang dari Minyak Bumi dan Gas. Hasil keuntungannya digunakan untuk kemakmuran rakyat, bensin disubsidi, beras disubsidi, pendidikan gratis kesehatan murah.

Walaupun sama kecilnya, Brunei tidak sama dengan Singapura yang gemar membangun bangunan gigantis dan sangat mercusuar. Pembangunan Brunei terkesan lambat, terkesan tidak ada pembangunan. Tapi diam-diam, Sultan membangun ribuan rumahnya untuk warganya dengan cuma-cuma. Warganya hanya perlu membayar harga sewa dengan harga sangat murah dan setelah 20 atau 30 tahun rumah itu akan menjadi hak miliknya.

2015_0623_12583600

Orang-orang Brunei Darussalam hampir seluruhnya menggunakan mobil. Apakah mereka kaya? Rupanya bukan, mobil adalah kebutuhan primer di Brunei Darussalam. Mereka mengakui bahwa angkutan massalnya memang belum bagus, sehingga mau tak mau mereka menggunakan angkutan pribadi.

Angkutan massal di Brunei hanya ada bis, itupun jika lewat mungkin hanya satu jam sekali. Bisnya pun kuno, keluaran 80-90 an. Entah kenapa belum ada pembaruan? Dan orang Brunei enggan menggunakan angkutan massal tersebut, biasanya dipakai para imigran atau para pekerja dari luar negeri.

2015_0623_11122600.resized

Tidak ada motor di jalan raya, kecuali motor para kurir dan motor ber-cc besar, semua menggunakan mobil. Jikalau ada bis, harus mau menunggu lama pun bentuknya kuno. Walau begitu tarifnya murah, cukup 1 Dollar Brunei sekali jalan jauh atau dekat.

Saya sendiri diantar dengan Toyota Camry. Di Indonesia, Camry adalah mobil menteri, di Brunei mobil biasa saja, dipakai oleh masyarakat umum, bukan mobil yang istimewa seperti di Indonesia. Setiap rumah pasti memiliki minimal satu mobil.

Karena memang penduduknya mayoritas bermobil, maka mobil bagus banyak melintas. Bentley adalah hal biasa, Chrysler juga hal biasa, BMW Seri 5 biasa saja. Namun mobil yang paling populer dan banyak dipake adalah Toyota Vios dan Innova. Satu lagi, bagi para keluarga di Brunei, mobil favorit mereka adalah Toyota Aphard.

Jalanan lengang adalah menu sehari-hari, jalanannya pun mulus, tiada lubang. Nyaris tiada kemacetan setiap hari, baik di jam sibuk atau tidak. Orang-orangnya pun tertib jadinya nyaris tak tampak polisi di jalanan.

Satu yang unik, kebiasaan parkir orang-orang Brunei sedikit banyak mirip di Indonesia. Jika ada space kosong mereka bisa parkir begitu saja tanpa dikomando. Di jalanan berderet, bedanya di Brunei tidak ada tukang parkir liar atau pak ogah yang petentang-petenteng minta duit.

Bandar Seri Begawan cocok bagi yang suka ketenangan, yang ingin lari dari hiruk pikuk kemacetan. Kota ini tenang, ritmenya sangat pelan. Secara global pun kebijakan negara ini jauh dari konflik, mungkin karena itulah Brunei Darussalam senantiasa diliputi kedamaian.

Demikian sekilas pandangan dan sedikit fakta tentang Brunei Darussalam, negara kesultanan di sisi utara Pulau Kalimantan. Kelak akan ada cerita-cerita berikutnya tentang Brunei Darussalam.

Tabik

NB : Perjalanan ke Brunei Darussalam ini bisa terwujud atas dukungan dari maskapai Kesultanan Brunei Darussalam, Royal Brunei Airlines.

Web : Fly Royal Brunei

Twitter : @RoyalBruneiAir

Instagram : @RoyalBruneiAir

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

39 KOMENTAR

  1. Makmur dan bersahaja, itu kesan yang aku tangkap dari tulisan di atas. Jalanannya lengang ya kak, atau kebetulan di ruas jalan yang ini memang lengang?
    Ditunggu cerita lanjutannya…

  2. Cantik dan tenangnya. Apa sudah banyak backpacker yang mengunjungi Brunei Darussalam? Ingin sekali mengunjungi Brunei dan menghabiskan hari yang tenang di sana.

    • Wisata bukan concern utama dari Brunei, jadi tidak terlalu banyak Backpacker mungkin ya. Biasanya jika masuk ke Brunei akan menggunakan biro Jasa.

  3. itulah kenapa aku lbh suka naik mobil hotel selama ke brunei kmrn… disuruh nungguin bis, yg lwtnya hanya Tuhan yang tau kapan, trs panasnya ampun2an pulak ;p. maaf deh :D.

    eh tp aku lumayan takjub ama acara tv mrk mas… bnr2 ingetin ama TVRI jaman dulu bgt… kyknya hal2 yg berbau modernisasi memang ga digalakkan di brunei ya

    • Yes Mbak! Panasnya menyengat dan lembab. πŸ™‚

      Seperti nya demikian, pembangunannya lambat, mungkin yang penting rakyatnya sejahtera dulu, yang lain belakangan.

  4. Setuju banget jika sudah makmur dan nyaris tanpa ada konflik, pembangunan atau kehidupan tampak berjalan lamban. La wong sultannya sudah mengayomi warganya hehehe. Bisa tuh buat pensiunan di sana, πŸ˜€

  5. Tidak banyak orang yang mengulas Negara ini, mas. Aku hanya tahu tempat favorit di sini adalah wisata religi ke masjid sana. Itu pun tahu dari acara di televisi πŸ˜€

  6. Pas ke Brunei malah teman gw bilan minimal punya 2 mobil haha. Mobil dirumah teman gw 7, luar biasa. Tapi memang lenggang banget jalannya dan fresh banyak pepohonan dmn2 hehe

  7. Thank You efenerr for the honest informations about Brunei, i hope u enjoyed ur stay in Brunei ☺️ this is the 1st time a blogger mentioned “Masyarakatnya tidak mau menyebutnya negara kaya, tapi makmur.” that is very very true. ramai orang, terutamanya yang belum pernah datang keBrunei berfikiran semua orang Brunei kaya raya. itu salah, negaranya yang kaya, tapi rakyatnya happy, bukan kaya. penduduk Brunei sama seperti dimana-mana negara, ada yang kaya, sederhana, dan miskin. tetapi tapi tidak ada yang mengemis, atau dibiarkan tidur dikaki lima dan tidak mempunyai rumah. kerajaan Brunei akan memberi perlindungan kepada golongan seperti ini.

    tentang bus atau public transportation memang susah untuk tourists, public bus is not “tourists friendly” there *i meant that in a good way*, n the taxi is too expensive. tetapi kalau ada sesiapa yang ingin ke Brunei, don’t be afraid or shy to ask the locals or expats if u needed any help. Bruneians, Indonesians, Filipinos or Indians, all u have to do is ask, no one will ever leave u alone there. tidak susah kalau mahu cari teman atau guide di Brunei bagi warga Indonesia. hampir semua kedai yang ada di Bandar adalah perkerja dari Indonesia. boleh tanya pada mereka jika anda ingin “private” taxi atau guide. ramai perkerja Indonesia yang mempunyai mobil sendiri di Brunei. so yang penting JANGAN malu bertanya.

    jangan expect terlalu tinggi, Brunei sama Indonesia jauh sekali bedanya. buang segala fikiran orang Brunei sombong, orang Brunei kaya. jangan fikirkan hukum Hudud yang menakutkan masyarakat barat itu. tapi kalau ‘boring’ dan ‘sunyi’ itu sudah tentu, tidak dapat lari dari dua perasaan ini.

    bagi sesiapa yang belum pernah ke Brunei, buang apa yang anda bayangkan tentang Brunei sebelum ini, kami rakyat Brunei seikhlasnya membuka tangan kami selebarnya kepada semua yang mendoakn negara kami semasa mengistiharkan Shariah Law sebagai undang-undang kami.

    lihat dan rasalah Negara Brunei Darussalam.

    • Terima Kasih untuk komentarnya. Semoga dengan apa yang saya ceritakan, Indonesia dan Brunei Darussalam bisa semakin bersahabat erat. πŸ™‚

      Salam hangat dari Indonesia.

    • Ass Wr Wb Mr.Zaki,

      Apa kabar ? semoga selalu sehat yah…
      Insya Allah Saya Ada Rencana Dalam Waktu Dekat Ini Ke Brunei…Dalam Rangka Liburan, Silaturahmi, dan mungkin bisa menjadi peluang bussiness yang baik di Brunei.
      Tapi Saya tidak mempunyai saudara di sana.

      Apa boleh saya Diskusi diskusi lebih intent tentang Brunei sama Bapak, sebelum saya berangkat kesana ?
      CELL PHONE NO : +62 81 230 99382

      Kalau

    • Very nice comment, Zaki. Wish I can stay there for long time… never been to Brunei before. It must be so relaxing and quite for a capital. Think I will put it in my list and I can go there soon.

      Salam kenal dari Solo, Central Java, Indonesia buat Mas Zaki and Farchan,
      Ninin Dahlan Marchant

  8. Dari smenjak ngerti makna hidup hingga lebih kepada faham inilah dunia…kapan aku bisa ke berunei darusalam…ajaklah aku ksana * Brunei darusalam *

  9. Dari baca informasi dan byk pengalaman2 yg sangat menarik, kota tenang & damai,, ingin sekali sy punya teman orang brunai & ingin sekali bisa berbisnis di sana,, yg bisa bantu mohon email sy annazain99@gmail.com, thx u

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here