Berkali-kali ke Bali saya justru jarang ke Ubud. Maklum selama ini saya lebih sering mengeksplorasi daerah-daerah pantai. Karena penasaran dengan Ubud saya pun meniatkan diri mengeksplorasi area tersebut, untunglah ada tiket murah dari wego.co.id
Tiba di Denpasar saya segera menuju hotel dan request motor yang untungnya bisa difasilitasi oleh pihak hotel. Saya memang berniat hanya sehari saja di Ubud untuk menuntaskan rasa penasaran tentang Ubud.
Saya beruntung mendapatkan kamar dengan harga murah di Denpasar, secara umum harga kamar hotel di Bali memang termasuk ramah di kantong dan kompetitif. Bagi saya ini salah satu yang saya sukai dari Bali.
Saya memilih menggunakan motor untuk ke Ubud. Pasca kemunculan Ubud di film best seller Eat, Pray, Love yang dibintangi Julia Roberts, Ubud memang tiba-tiba menyeruak ke permukaan.
Kurang lebih satu jam perjalanan saya tiba di Ubud. Benar saja, jalanan Ubud tumben sepi. Walaupun sepi, namun bisa dibilang, Ubud sekarang ini telah menjadi mutiara pariwisata baru di Bali.
Saya melintasi sawah-sawah Ubud yang terkenal, masuk ke jalan-jalan kecil dan bersua dengan orang-orang Ubud yang bersahaja. Rumah-rumah tradisional Bali masih tegak berdiri dengan cantiknya, berteman dengan semilir angin dan kicauan burung.
Tujuan pertama di Ubud adalah makan siang, di antara petak-petak persawahan motor saya jalankan pelan-pelan. Restoran yang saya tuju memang terletak jauh di area persawahan. Restoran itu bernama Sari Organik.
Restoran ini sangat terkenal di Tripadvisor dan menjadi tujuan para pecinta kuliner. Pemiliknya, Nila memang mempertahankan bahan-bahan alami dan organik sebagai bahan utama racikan makanannya. Seluruh bahannya dijamin bebas pestisida dan dirawat benar-benar oleh petani hingga masa panennya.
Tidak hanya itu saja keistimewaan Sari Organik, restoran yang bertempat di tengah persawahan ini menyajikan view yang luar biasa indah. Dari balkon restoran saya memandang jauh ke area persawahan dan perkampungan Ubud yang masih asri. Hampir seluruh sudut restoran penuh, baik balkon maupun area balai-balai dipenuhi oleh pengunjung yang ingin mencicip kelezatan menu di restoran ini.
Saya memesan seporsi Nasi Campur khas Bali di Sari Organik. Duh, rasa nasinya pulen betul, memang berbeda nasi dari beras organik, sungguh lezat dan lembut. Selain itu lauknya juga sedap, bumbunya banyak rempah, bagi saya makan siang di Restoran ini seperti ucapan selamat datang yang sempurna di Ubud.
Seusai makan siang saya menuju Yoga Barn, sebuah tempat Yoga yang sangat terkenal di Ubud. Di sini saya ingin mengeksplorasi bagaimana kultur yoga menjadi sebuah tren di Ubud. Banyak sekali orang-orang yang sengaja ke Ubud hanya untuk beryoga di sini.
Yoga Barn terdiri dari beberapa bagian, area Yoga yang luas mulai dari tanah lapang terbuka sampai hall yang mampu memuat ratusan orang, hingga area penginapan di bagian belakang. Saya melihat para yogist berkumpul dengan raut muka yang teduh dan tenang.
Oleh staff Yoga Barn saya diajak berkeliling, saya juga bertanya tentang paket yang bisa saya ambil di sini. Memang di Yoga Barn menyediakan beberapa paket untuk pengunjung yang ingin beryoga, mulai dari paket sekali datang sampai paket untuk stay seminggu di Yoga Barn.
Sepuas dari Yoga Barn saya menuju Pura Taman Saraswati. Pura yang didedikasikan untuk Dewi Saraswati ini didirikan oleh Raja dari Kerajaan Ubud pada abad ke 19. Pura ini indah sekali dengan kolam teratai sebagai halaman Pura dan dibelah dengan jembatan untuk menuju Pura.
Tidak ada biaya masuk untuk menuju Pura Taman Saraswati, pengunjung tinggal masuk saja untuk mengambil foto di area pura. Di malam harinya terdapat pertunjukan tari, nah bagi pengunjung yang ingin menyaksikan pertunjukan tari tersebut barulah dikenakan tiket masuk.
Pura ini sering juga disebut sebagai pura teratai, tak lain karena banyaknya teratai di kolam pura. Beruntung sekali saat saya datang, teratai di kolam pura ini sedang mekar-mekarnya, indah sekali saat difoto.
Ada yang unik di bagian depan pura ini, yaitu terdapat gerai kopi Starbucks di bangunan bagian depan pura ini. Sungguh unik ketika modernitas menyatu dengan gaya tradisional Ubud. Tidak saling menjatuhkan namun bertaut menjadi suatu yang menakjubkan.
Kedai kopi ini tampil menyesuaikan dengan bagian-bagian Pura Taman Saraswati. Pengunjung bisa menikmati racikan barista Starbucks sembari menikmati tenangnya Pura Taman Saraswati.
Seusai dari pura ini, saya memutuskan pulang karena sudah sore. Sehari di Ubud memang kurang, namun kunjungan ini lumayan mengurangi rasa penasaran terhadap Ubud. Dengan banyak tempat yang belum saya eksplorasi di Ubud, minimal saya punya alasan untuk kembali ke Ubud. Begitu bukan?
Tabik.
Bali memang memikat. Impian saya sih ingin bisa ke Bedugul suatu saat nanti ^_^
Aminnn. 🙂
Perjalanan yang menyenangkan Mas
Terima kasih Mas. 🙂
Saya terkesan dengan view lingkungan dari Sari Organik, sayang sekali fotonya kurang banyak ya Mas..
Iya mas, saya fokus makan. lupa foto. haha
Selalu asik di Ubud, kalo ke yoga barn jgn lupa ikutan kelas dance nya hehe. Seruu
Siap Mbak Noni. 🙂
Nyerah deh kalau Ubud central nya Ef, seringnya rame bener, ke area Tegalalang, etc masih asik kl mau bonding with the nature 🙂
Kalau Ubud Central emang rame banget ya Kak Feb. Sekarang yang hits itu Seniman Coffee, penuh terus.
Huaaaa. Langsung kangen Bali baca ini. Pas terakhir ke sana emang bertekad mau explore lebih banyak Ubud.
yuk mas ke Ubud…haha..jalan2 kaya Julia Roberts.
Duh, belom pernah ke Ubud saya.
Hayuk Mas ke Ubud.
Selalu jatuh hati dengan ubud, menikmati ketenangan dan tetep di balut budaya dan kemewahan
salim. setuju mas.
Aku berkali-kali ke Bali juga belum pernah ke ubud
Besok pas anniversarry baru diniatin buat kesana :))
happy anniversary Kak!
kalo ke bali aku memang lebih seneng di daerah ubud mas, krn sepi dan sejuk :).. Pada dasarnya aku memang ga suka pantai krn panas ;p.. makanya selalu nyari tempat2 yg hijau, dingin dan sunyi 🙂
Iya bener Mbak. Ngadem di Ubud cocok betul.
Ubuudddd. ah kemarin ke Bali ga sempat main Ubud. padahal pengen banget ngerasain bermalam di Ubud seharian.
😀
Jadi pengen ke Bali lagi,.
🙂
Memang bali itu daya tariknya kuat banget
setuju mas. 🙂
bulan depan insya Allah ke Bali. semoga bisa mampir ke Ubud. saya penasaran banget sama pemandangan terasering Ubud yang fotonya banyak bercecer di internet 😀
amiiin. 🙂