DSCF8188

Berkali-kali ke Bali saya justru jarang ke Ubud. Maklum selama ini saya lebih sering mengeksplorasi daerah-daerah pantai. Karena penasaran dengan Ubud saya pun meniatkan diri mengeksplorasi area tersebut, untunglah ada tiket murah dari wego.co.id

Tiba di Denpasar saya segera menuju hotel dan request motor yang untungnya bisa difasilitasi oleh pihak hotel. Saya memang berniat hanya sehari saja di Ubud untuk menuntaskan rasa penasaran tentang Ubud.

Saya beruntung mendapatkan kamar dengan harga murah di Denpasar, secara umum harga kamar hotel di Bali memang termasuk ramah di kantong dan kompetitif. Bagi saya ini salah satu yang saya sukai dari Bali.

Saya memilih menggunakan motor untuk ke Ubud. Pasca kemunculan Ubud di film best seller Eat, Pray, Love yang dibintangi Julia Roberts, Ubud memang tiba-tiba menyeruak ke permukaan.

Kurang lebih satu jam perjalanan saya tiba di Ubud. Benar saja, jalanan Ubud tumben sepi. Walaupun sepi, namun bisa dibilang, Ubud sekarang ini telah menjadi mutiara pariwisata baru di Bali.

DSCF8145
Jalanan yang lengang

Saya melintasi sawah-sawah Ubud yang terkenal, masuk ke jalan-jalan kecil dan bersua dengan orang-orang Ubud yang bersahaja. Rumah-rumah tradisional Bali masih tegak berdiri dengan cantiknya, berteman dengan semilir angin dan kicauan burung.

Tujuan pertama di Ubud adalah makan siang, di antara petak-petak persawahan motor saya jalankan pelan-pelan. Restoran yang saya tuju memang terletak jauh di area persawahan. Restoran itu bernama Sari Organik.

Restoran ini sangat terkenal di Tripadvisor dan menjadi tujuan para pecinta kuliner. Pemiliknya, Nila memang mempertahankan bahan-bahan alami dan organik sebagai bahan utama racikan makanannya. Seluruh bahannya dijamin bebas pestisida dan dirawat benar-benar oleh petani hingga masa panennya.

DSCF8105
Sari Organik

Tidak hanya itu saja keistimewaan Sari Organik, restoran yang bertempat di tengah persawahan ini menyajikan view yang luar biasa indah. Dari balkon restoran saya memandang jauh ke area persawahan dan perkampungan Ubud yang masih asri. Hampir seluruh sudut restoran penuh, baik balkon maupun area balai-balai dipenuhi oleh pengunjung yang ingin mencicip kelezatan menu di restoran ini.

Saya memesan seporsi Nasi Campur khas Bali di Sari Organik. Duh, rasa nasinya pulen betul, memang berbeda nasi dari beras organik, sungguh lezat dan lembut. Selain itu lauknya juga sedap, bumbunya banyak rempah, bagi saya makan siang di Restoran ini seperti ucapan selamat datang yang sempurna di Ubud.

Sari Organik
Sari Organik

Seusai makan siang saya menuju Yoga Barn, sebuah tempat Yoga yang sangat terkenal di Ubud. Di sini saya ingin mengeksplorasi bagaimana kultur yoga menjadi sebuah tren di Ubud. Banyak sekali orang-orang yang sengaja ke Ubud hanya untuk beryoga di sini.

Yoga Barn terdiri dari beberapa bagian, area Yoga yang luas mulai dari tanah lapang terbuka sampai hall yang mampu memuat ratusan orang, hingga area penginapan di bagian belakang. Saya melihat para yogist berkumpul dengan raut muka yang teduh dan tenang.

Oleh staff Yoga Barn saya diajak berkeliling, saya juga bertanya tentang paket yang bisa saya ambil di sini. Memang di Yoga Barn menyediakan beberapa paket untuk pengunjung yang ingin beryoga, mulai dari paket sekali datang sampai paket untuk stay seminggu di Yoga Barn.

Yoga Barn
Yoga Barn
Bagian Belakang Yoga Barn
Bagian Belakang Yoga Barn

Sepuas dari Yoga Barn saya menuju Pura Taman Saraswati. Pura yang didedikasikan untuk Dewi Saraswati ini didirikan oleh Raja dari Kerajaan Ubud pada abad ke 19. Pura ini indah sekali dengan kolam teratai sebagai halaman Pura dan dibelah dengan jembatan untuk menuju Pura.

Tidak ada biaya masuk untuk menuju Pura Taman Saraswati, pengunjung tinggal masuk saja untuk mengambil foto di area pura. Di malam harinya terdapat pertunjukan tari, nah bagi pengunjung yang ingin menyaksikan pertunjukan tari tersebut barulah dikenakan tiket masuk.

Pura ini sering juga disebut sebagai pura teratai, tak lain karena banyaknya teratai di kolam pura. Beruntung sekali saat saya datang, teratai di kolam pura ini sedang mekar-mekarnya, indah sekali saat difoto.

Starbucks Ubud
Starbucks Ubud

Ada yang unik di bagian depan pura ini, yaitu terdapat gerai kopi Starbucks di bangunan bagian depan pura ini. Sungguh unik ketika modernitas menyatu dengan gaya tradisional Ubud. Tidak saling menjatuhkan namun bertaut menjadi suatu yang menakjubkan.

Kedai kopi ini tampil menyesuaikan dengan bagian-bagian Pura Taman Saraswati. Pengunjung bisa menikmati racikan barista Starbucks sembari menikmati tenangnya Pura Taman Saraswati.

Seusai dari pura ini, saya memutuskan pulang karena sudah sore. Sehari di Ubud memang kurang, namun kunjungan ini lumayan mengurangi rasa penasaran terhadap Ubud. Dengan banyak tempat yang belum saya eksplorasi di Ubud, minimal saya punya alasan untuk kembali ke Ubud. Begitu bukan?

Tabik.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

28 KOMENTAR

  1. kalo ke bali aku memang lebih seneng di daerah ubud mas, krn sepi dan sejuk :).. Pada dasarnya aku memang ga suka pantai krn panas ;p.. makanya selalu nyari tempat2 yg hijau, dingin dan sunyi 🙂

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here