img_0414

Saya jadi ingat perdebatan pertama yang terjadi antara saya dan istri setelah menempati rumah baru adalah perihal memilih lampu. Sebabnya adalah lampu dan dudukan yang disediakan oleh pengembang ternyata tidak sesuai dengan desain rumah yang minimalis. Dudukan lampu yang dipasang pengembang adalah dudukan yang jadul dan besar. Sementara lampu yang dipasang masih lampu CFL dengan watt besar.

Kami langsung berembug, kira-kira akan diapakan lampu di rumah kami. Istri saya keberatan dengan lampu CFL yang berwatt besar, cahayanya terlalu menyilaukan dan juga boros listrik.

Saya menyarankan untuk mengganti dengan lampu LED dan dudukan lampu downlight, demi efisiensi listrik serta tampilan minimalis yang manis.

Alasan saya adalah walaupun harga lampu LED lebih mahal, namun lampu LED memiliki tingkat efisiensi yang lebih bagus, lebih hemat dalam konsumsi listrik karena watt yang lebih kecil dan juga umur ekonomis lampu yang lebih panjang.

Awalnya rata-rata lampu CFL yang terpasang adalah lampu CFL di atas 10 watt, seluruh titik lampu tersebut akhirnya saya ganti dengan lampu LED yang watt-nya bervariasi antara 4 sd 9 watt saja, budget yang lumayan untuk mengganti dan menambah titik lampu yang ada di rumah dengan lampu LED.

Sebelum menggunakan lampu LED, pengembang memberi tujuh titik lampu dengan watt lampu yang besar. Setelah memutuskan untuk mengganti dengan lampu LED, saya merancang ulang titik lampu demi menyebar titik pencahayaan, tujuh titik lampu di rumah kami bertambah menjadi empat belas titik lampu dan kami menggantinya dengan lampu LED berwatt kecil.

Kemi memilih menggunakan Lampu LED Philips untuk mengganti seluruh sistem pencahayaan di rumah. Philips kami pilih karena saat ini yang paling terdepan di Indonesia dalam produk lampu LED, memiliki banyak varian produk dan sudah teruji kualitasnya.

Setelah terpasang kami mencoba mengevaluasi performa lampu LED di rumah. Pertama kami puas dengan pencahayaannya, cahaya dari lampu LED cenderung rata dan tidak menyilaukan, ditunjang dengan dudukan downlight yang lebih memfokuskan arah cahaya. Untuk ruang tamu, ruang makan dan ruang baca, pergantian dari lampu CFL ke lampu LED berjalan mulus dan berujung kepuasan.

Soal listrik juga terbukti efisiensinya. Sebelum menggunakan lampu LED Philips, dengan komposisi tujuh titik lampu, AC, mesin cuci, pompa air, setrika, hair dryer, kulkas, blender, komputer dan beberapa alat listrik lainnya saya menghabiskan sekitar 200 ribu untuk voucher listrik dalam satu bulan. Setelah berganti dengan lampu LED Philips dengan empat belas titik dan komposisi – konsumsi alat listrik yang sama, saya menghabiskan sekitar 130 ribu voucher untuk satu bulan.

Lalu masalahnya apalagi?

Ternyata lampu LED masih terlalu terang untuk kamar tidur kami. Padahal kami sudah memilih watt yang paling kecil. Untuk malam hari apalagi menjelang tidur, cahayanya terlalu kuat.

Awalnya saya berpikir untuk memasang saklar dimmer yang bisa mengatur intensitas gelap terang lampu. Lalu saya terbentur instalasi yang rumit, pertama saya harus membongkar dulu rumah saklarnya, membenahi instalasi lalu memasang kembali. Biayanya bongkarnya jadi banyak.

Akhirnya kami urungkan niat tersebut dan tetap menggunakan dengan lampu LED yang sudah terpasang.

img_0413

Sampai akhirnya sebulan lalu saya membaca tentang produk baru Philips, LED SceneSwitch. Saya yang penasaran akhirnya mempelajari lampu baru keluaran Philips tersebut.

LED generasi terbaru ini ternyata bisa menyesuaikan intensitas cahaya yang dikeluarkan tanpa menggunakan dimmer. Jadi menggunakan lampu LED Philips Scene Switch ini semudah memasangnya di dudukan lampu.

Saya penasaran bagaimana teknologi lampu ini, apakah ada dimmer otomatis pada bola lampunya atau bagaimana dan dari rasa penasaran inilah akhirnya saya membeli lampu LED Philips Scene Switch ini dan memasangnya di kamar tidur.

Rasa penasaran ini terjawab setelah memasangnya. Pengaturan intensitas cahaya pada lampu tersebut menggunakan saklar yang sudah ada. Sistem kerjanya begini, dari posisi mati jika menghidupkan saklar pertama kali maka intensitas nyala lampu pada posisi terang, lalu jika dimatikan dan dinyalakan untuk kedua kali, lampu akan menyala setengah terang setengah redup, lalu yang terakhir jika dimatikan lalu dinyalakan kembali, lampu akan menyala redup.

presentation1

Jadi ada tiga jenis intensitas gelap terang yang ada di lampu LED Philips Scene Switch ini dan fleksibilitas ini memudahkan kami. Tinggal pasang bola lampu tanpa merubah instalasi.

Well masalah lampu di kamar tidur pun teratasi dengan lampu ini, istri menjadi lebih nyaman karena nyala lampu yang bisa diatur dan karena puas dengan sistem kerja lampu ini, saya memutuskan mengganti juga lampu di kamar tamu dan ruang keluarga dengan lampu LED Philips Scene Switch ini.

Inovasi LED Philips ini bisa menjadi solusi cerdas bagi pencahayaan rumah. Pengaturan yang mudah dan efisiensi jadi bisa dilakukan lagi dengan mengatur intensitas nyala lampu.

Tabik.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

18 KOMENTAR

  1. Di rumah juga pakai phillips led. Karena lebih murah.

    Permasalahan yang sama juga pada kamar saya. Karena gak bisa tidur dengan gelap maka saya selalu menyalakan lampu. Tapi lampu kamar terlalu teranh.

    Inovasi baru nih dari Phillips. Boleh dicoba. Thanks infonya mas.

  2. Dari kemarin aku diskusi sama suami untuk mengganti lampu di rumah ke LED, biaya listrik itu membengkak banget. Pusing aku 🙁
    Dan baca tulisan ini makin kekeuh mau ganti LED. Apalagi yang terbaru ini ya bisa diset terangnya, jadi aku masih bisa ngetik tanpa ganggu tidur si kakak (si kakak suka matiin lampu klo tidur).
    130ribu per bulan dengan pemakaian itu, sumpah iri. Aku bisa nembus 600rb loh mas T__T padahal penghuni dikit, malam juga aku matiin lampu. AC cuma 1 *dih malah tjurhat
    Tfs mas ^^

  3. Saya pake Mas, harga memang mahal. Tapi ternyata memang luar biasa awet, 3 tahun sudah lampu LED saya pake dan sampai saya nulis ini masih menyala di Kamar Mandi belakang. Padahal sebelumnya pake lampu lilin biasa hanya kuat 2-3 bulanan mati dan harus ganti.

  4. Bena di rumah pake lampu philislps juga. Dan mama juga bikin dudukan lampu yg modelam downlight gitu. Pokoknya sama lah. Listrik di rumah juga 1300watt. Menghabiskan budget juga nggak begitu mahal. Padahal ac pake 3, Kulkas 2, dan titik lampu entah ada berapa nggak keitung.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here