dscf1121

“Dari media mana mas?”

“Saya blogger Mbak, boleh masuk untuk meliput?”

“Silakan mas, tukar KTP ya.”

Saya akhirnya mendapatkan akreditasi Pers dari Katedral Jakarta. Awalnya saya ragu blogger seperti saya bisa mendapatkan akreditasi Pers untuk meliput suasana Misa Malam Natal Katedral Jakarta.

dscf1016

dscf1013

Pukul 19.00 umat Katolik sudah memenuhi Katedral Jakarta. Mobil dan kendaraan membanjir di jalan raya. Seperti yang sudah-sudah, Masjid Istiqlal menyediakan lapangan parkirnya untuk parkir kendaraan para jemaat Katedral.

Di luar Katedral suasana ramai sekali. Umat yang antri masuk, petugas keamanan, petugas medis sampai petugas gereja yang membantu mengarahkan umat.

Pengamanan cukup ketat, sebelum masuk area Katedral petugas gereja akan mengecek satu-satu bawaan pengunjung.

“Wah kalau pers kameranya harus dua ya?” Tanya petugas gereja pada saya.

“Dua aja kurang Mas” Kelakar saya

dscf1018

Misa malam natal akan dimulai pukul 19.30. Saya menunggu petugas pendamping pers dari Katedral yang akan mendampingi peliput dari media sepanjang acara misa.

Sebelum melakukan peliputan misa natal, sebenarnya ada beberapa pertimbangan yang harus saya pikirkan. Bagaimanapun Katedral adalah tempat suci dan umat akan melakukan peribadatan yang pastinya akan dijalani dengan khidmat.

Oleh petugas pendamping pers saya diarahkan di sisi kanan altar. Pendamping pers tersebut menunjukkan di area mana saja saya boleh berdiri, boleh mengambil foto dan kapan saja saya boleh mengambil foto.

dscf0051

Katedral Jakarta menurut saya adalah salah satu bangunan paling indah di Jakarta. Lengkung-lengkung atapnya mirip kastil-kastil baroque di negeri dongeng. Dibangun di awal abad ke-20, Katedral ini menjadi rumah umat Katolik sejak Jakarta masih bernama Batavia.

Tepat pukul 19.30 kidung natal dilantunkan, rangkaian misa natal sudah dimulai. Suasananya sungguh khidmat, ada nuansa keheninginan yang amat dalam saat kidung doa dilantunkan.

dscf0054

dscf1104

Persiapan Katedral untuk memfasilitasi para peliput memang bagus sekali. Meliput acara keagamaan memang harus berhati-hati. Saya harus mengikuti norma dan etiket yang sudah ditetapkan panitia.

“Mohon maaf mas jangan di sini, bisa mengganggu umat.”

Pendamping pers dari Katedral menegur saya. Ternyata posisi saya berdiri mengambil jalur umat. Saya segera mundur dan meminta maaf atas kesalahan saya.

dscf1053

Suasana mendadak hening ketika umat berbalik menghadap ke pintu Katedral. Iring-iringan putra altar memasuki ruangan Katedral.

Hampir seluruh sudut katedral penuh dengan umat.

Di dalam ruangan Katedral para umat khusyuk merapal kidung doa. Sebagian menengadah, sebagian menggengam tangan erat-erat. Saya lihat beberapa umat menitikkan air mata sembari tertunduk penuh keharuan.

dscf1044

dscf1076

dscf1040

dscf0095

dscf0078

dscf0058

Misa malam natal adalah pemersatu umat Katolik, umat Katholik datang dari berbagai sudut Jakarta, lahir dari berbagai asal-usul yang lalu bersama-sama memanjatkan doa di satu Katedral yang sama.

Tata cara perayaan misa natal natal yang panjang diikuti penuh khidmat.

Satu demi satu doa diucapkan. Lalu alunan doa mengalun merdu dan melayang masuk ke relung hati umat satu per satu.

Umat Katolik menjadi satu dalam kidung doa di hati mereka.

dscf0057

dscf1099

Kedamaian yang haru memenuhi ruangan Katedral.

Suasana hening kemudian menguar ketika umat bersimpuh bersamaan. Mereka berdoa dengan penuh sungguh mengikuti doa misa malam natal yang dipimpin uskup yang berdiri di altar.

dscf0064

dscf0065

dscf1082

dscf0082

Menjelang liturgi utama, seluruh peliput diminta keluar ruangan Katedral tanpa kecuali. Saya mengikuti arahan pendamping pers menuju tempat yang disediakan. Saya maklum dengan pembatasan ini karena memang pihak katedral ingin umat menjalankan ibadah dengan penuh ketenangan.

Saya pun menuju tempat yang memang disediakan untuk pers dan bergabung dengan teman-teman peliput lainnya.

Ibadah misa sudah hampir usai ketika umat Katholik berbaris rapi untuk mendapatkan hosti.

dscf0105dscf0103 dscf0100Pukul sembilan malam lebih sedikit seluruh rangkaian misa malam natal telah usai. Satu per satu umat meninggalkan Katedral.

Saya pun segera meninggalkan Katedral. Malam natal kali ini berlangsung penuh damai dan khidmat.

Tabik.

NB :

Difoto dengan FujiFilm XA2 dan XA3 dengan lensa XF 16-50 dan XF 23 mm f/1.4

Ketika pulang saya bersua dengan anggota Banser NU yang berjaga di Katedral. Sebuah simbol toleransi yang terus dijaga.

dscf0116

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

28 KOMENTAR

  1. Beruntung banget, mas bisa meliput ritual keagamaan setahun sekali apalagi di bangunan Katedral yang penuh sejarah seperti ini. Semoga ke depannya saling menghormati akan terus menjadi budaya yang harus terus dilestarikan, salam

  2. Makasih atas liputannya mas Efenerr, detil dan deskriptif.
    Saya sendiri sudah pernah beberapa kali mengikuti misa di Katedral, tetapi belum pernah sekali pun ikut misa agung Natal atau Paskah di Katedral, karena biasanya mudik.
    SalamJepret

  3. Ciamik fotonya mas Farhan.

    Saya kadang suka penasaran sama prosesi keagamaan, mau foto2 takut mengganggu, tapi kalo ada tim pengarah seperti yang diceritain di atas semua keinginan dapat terakomodir ya; umat ibadahnya khusyuk dan orang yang penasaran (pers) bisa dapat gambaran yang pas.

  4. Saya hampir 12 Th berada dalam lingkungan sekolah Katolik, selama itu juga semua baik-baik saja dan tidak pernah ada arahan untuk berpindah keyakinan. Semua berjalan biasa dan wajar, sekolah ya sekolah..Selamat merayakan Natal, Damai itu lebih indah..Rasanya pingin ikut peliputan gitu, buat nambah pengalaman jurnalis blogger..

  5. Selain baca tulisan dan menyimak fotonya yang ciamik-ciamik itu, aku langsung penasaran dengan komentar-komentar. Alhamdulillah gak ada yang “aneh” 🙂

    Jadi, dari awal emang niat datang meliput ya mas Chan? atau sebelumnya sempat cari info dulu bahwa emang pers boleh datang dan meliput?

    Saat pelesiran, pernah di Penang aku datang pas lagi ibadah. Aslinya pingiiiin banget masuk ke dalam, tapi jadinya salah tingkah dan agak bingung bersikap. Padahal seharusnya coba saja meminta izin ya. Aku penasaran aja cara mereka beribadah gimana. Pingin lihat dari awal sampe akhir sama seperti yang mas Chan lakukan.

    Semoga kelak bisa berkesempatan. 🙂

  6. Puji Tuhan mas, perayaan misa tahun ini bebas dari ancaman teror bom. Pengalaman saya mengikuti misa di beberapa gereja katolik di wilayah Klaten dan Yogyakarta selalu ada pihak dari kepolisian dan dari Banser yang berjaga. Entah bagaimana cara kami bisa membalasnya. Semoga toleransi seperti ini tetap berjalan, agar tercipta kehidupan yang harmonis, di negara yang sangat plural ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here