Delapan tahun lalu ketika awal-awal menggunakan DSLR rasanya bangga sekali menenteng kamera besar dengan battery grip dan banyak lensa. Tas punggung besar dan tripod besar menjadi teman. Sekarang? Beralih ke mirrorless membuat saya malah tertawa jika mengingat masa-masa ber-DSLR.

Hingga lima tahun lalu, DSLR memang masih mendominasi. Saat itu teknologi mirrorless belum sebagus sekarang dan opsi kamera mirrorless belum sebanyak sekarang. DSLR adalah raja di era itu, penggunanya masif, mulai dari fotografer pro hingga fotografer amatir seperti saya.

Saya beralih ke mirrorless tahun 2013, tahun itu saya mencoba menggunakan Fujifilm XM1. Awalnya janggal, biasa menggunakan kamera DSLR yang besar lalu berganti dengan kamera yang kecil. Biasanya mengintip viewfinder, sekarang mengintip LED.

Baca Juga : Review Fujifilm XM1

Era itu saya masih rutin menjadi kontributor majalah, yang membuat saya ragu adalah apakah hasil foto mirrorless bisa diterima oleh majalah yang biasanya meminta resolusi besar.

Tapi akhirnya setelah beralih ke mirroless ternyata tidak ada masalah dan hasil fotonya diterima oleh majalah. Kualitas gambarnya pun sudah setara dengan DSLR, maka setelah itu saya mentap memensiunkan DSLR saya beserta lensa-lensanya dan sepenuhnya menggunakan mirrorless Fujifilm.

My Fujifilm XA2 with external LED

Yang sering menjadi pertanyaan adalah sebenarnya pilih kamera apa? Mirrorless atau DSLR? Dan mirrorless yang seperti apa?

Saya membuat beberapa kriteria jika ingin beralih ke mirrorless.

Serius atau Tidak

Maksudnya adalah apakah tujuan membeli kamera itu untuk diseriusi dan menjadi pro atau sekedar having fun dan kebutuhannya cukup untuk upload di media sosial semata. Kalau untuk opsi kedua, mirrorless entry level pun sudah cukup.

Saya sendiri yang kebutuhannya untuk blog dan sesekali kirim ke majalah pun cukup dengan mirrorless.

Kecuali ingin serius menekuni dunia fotografi, mungkin akan membutuhkan kamera DSLR. Walaupun faktanya, teknologi yang berkembang cepat membuat beberapa kamera mirrorless sudah memiliki kemampuan yang setara dengan DSLR.

Buat Apa?

Sekedar selfie? Udah mirrorless aja. DSLR berat dan nggedibel untuk selfie kan?

Kalau untuk upload di IG misalnya, mirrorless bahkan smartphone sudah lebih dari cukup. Toh di IG resolusi dikompres lagi sampai lo-res, toh juga di IG sukanya pake filter VSCO kan.

Kalau untuk video misalnya, kamera mirrorless juga sudah banyak yang ciamik hasil videonya.

Profesional

Kata siapa seorang pro ga bisa menggunakan mirrorless. Seorang Barry Kusuma misalnya, fotografer travel pro yang satu fotonya harganya mahal saja sudah sepenuhnya menggunakan mirrorless kok.

Baca Juga : Memilih Fujifilm

Yang jelas adalah bagaimana kita menentukan kamera yang cocok dengan kita sendiri. Ada kalimat klise, it’s not about the tools, it’s about the men behind the tools. Ya itu benar.

Teknologi

Teknologi akan terus berkembang. Salah satu yang enak dari mirrorless adalah semakin ke sini akan semakin canggih teknologinya. Teknologi tentunya mengikuti zaman dan mempermudah pengguna, itulah 2 hal yang ditawarkan mirrorless.

Lalu Apalagi?

Banyak sekali fotografer yang beralih ke mirrorless namun ada yang tetap setia dengan DSLR. Sebenarnya itu preferensi, mayoritas fotografer yang yakin dengan pilihannya masing-masing memang sudah mengenal benar kamera yang ia pakai dan dengan kamera itu si fotografer akan memaksimalkan kegunaannya.

Berbeda misalnya dengan pemakai pemula yang biasanya masih bingung dan ragu, ingin beli kamera apa, merek apa dan lain sebagainya.

Begini, kalau memang baru pertama kali mau beli kamera, belilah mirrorless dari entry level. Cari yang murah-murah dulu, pelajari fiturnya, asah skill dan temukan gaya fotografi yang cocok.

Kalau sudah merasa cocok, cobalah upgrade, naik kelas dengan membeli mirrorless yang lebih canggih, coba juga lensa-lensanya, eksplorasi lagi fitur-fiturnya. Sampai akhirnya menemukan kamera yang cocok.

Jangan sekali-kali membeli kamera karena “ah si A pakai kamera ini, gambarnya bagus”. Tidak seperti itu, hasil gambar atau foto bagus tidak semata kameranya, itu karena skill fotografernya. Kamera bisa menggunakan apa saja, sepanjang skill fotografernya bagus maka hasilnya akan bagus.

So, pilihlah kamera berdasarkan kegunaanya, berdasarkan kecocokannya.

Coba dulu pakai kameranya, baru putuskan membeli. Nah kalau bingung soal beli mirrorlessnya di mana, sekarang sudah banyak seller kok. Tidak seperti jaman dahulu yang harus ke toko kamera. Sekarang beli online macam di Tokopedia juga bisa kan?

Setelah coba-coba kameranya baru beli online, tinggal tunggu dan datang kameranya.

Teknologi memudahkan kita semua, termasuk teknologi kamera. Kalau pengin kamera bagus dan tidak ribet, yasudah pakai mirrorless saja.

Toh sekarang sedang tren kan?

Tabik.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

43 KOMENTAR

  1. Saya setuju dengan saran mas untuk membeli mirrirless dari yang murah dulu. Jika dirasa sudah nyaman dan menguasai fiturnya, baru mencicil kamera yang lebih baru dan lebih bagus. Kadang sering males kalau dengar ucapan beberapa orang kalau kamera A itu nggak bagus, harus pakai kamera B biar lebih bagus dan banyak dipakai orang-orang top.

  2. Kepikiran memang pengen beli kamera mirrorless. Pengen belajar foto-foto lebih serius. Soalnya selama ini fotonya cuma pakai kamera hp. Tapi ya nabung dulu. 😀

  3. terima kasih banyak atas infonya, tapi masih galau apakah harus meninggalkan DSLR karena pihak kantor sepertinya masih awam, taunya kamera bagus itu ya DSLR

  4. Aku juga meninggalkan DSLR 2 tahun lalu. Gara-gara perjalanan ke Lasem nenteng DSLR mulai sadar kok berat banget ya. Capek. Pulangnya langsung nabung untuk beralih ke mirrorless.
    Suami masih bertahan dengan DSLR, tapi sekrang juga mulai nyerah. Seringkali kamera cuma jadi pajangan karena males berat.

  5. Dari lama pengi bnget pnya kamera mungil ini. Tapi uangnya selalu kepakai buat jalan”, heheh.
    Kayaknya emang harus beli yg entry low end dlu ya, mas buat pemula. Lagi pula emang cuman sekedar buat having fun aja sih. Yg pnting emang man behind the gun sih ya.

  6. Lebih enak pake mirrorless lah daripada DSLR 🙂 Dulu cuma bertahan satu tahun pake DSLR, abis itu pindah pake mirrorless sampe sekarang. E, tapi lebih enak lagi kalau pake pocket cam dengan kualitas setara mirrorless 😀

  7. Ngomongin tentang mirrorless jadi sedih, bulan lalu mirrorless ane digondol maling, hiks…. Tapi mungkin itu cara Tuhan supaya upgrade ke mirrorless yang lebih mutakhir :V

  8. Saya punya kamera poket biasa mas, Baru kemarin pegang DSLR dan beberap kali kena breefing sama temen kameramen, “kamu gimana beli DSLR pakenya automatis” dari kejadian itu langsung belajar fungsi fungsi tombol dan fitur fitur mode manual dan angkel kamera,.

    nah ini mas memberikan informasi kamera mirroless, malah jadi pangin haha

    ya dah ngga pp buat pengetahuan, makasih mas,
    mas kalo sempat, ya disempatin yaa boleh lah blogwalking di blog saya..hihi

    Salam

  9. Saya jugi lagi berencana ninggalin D5300 dan menggantinya dengan X-A2 atau X-A3 sekalian bang ef…
    DSLR udah terlalu berat dan terlalu mencolot buat foto HI.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here